SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

Blogger ini muncul berdasarkan dari beberapa permintaan saudara-saudariku semua..

Alhamdulillah akhirnya tercapai juga dan selesai sudah blogger ini dibuat...

Namun kesempurnaan blogger ini belumlah maximal.

Semoga dihari..hari mendatang dapat disempurnakan blogger ini

Dan blogger ini tercipta dan ada... karena... diri saudara-saudariku semua..

Dan...tiada artinya blogger"NOTE UNTUK KAMU" ini.. jika saudara-saudariku tidak berada didalamnya....

Salam Ukhwah..........

Sep 8, 2011

SEANDAINYA.......... NANTI KU TELAH MENIKAH

Berandai - andai adalah sebuah impian, dari berandai - andai kita berpikir bagaimana sebuah perandaian kita dapat menjadi kenyataan. 
Tak ada salahnya seseorang berandai - andai dalam hidupnya, seperti pagi ini ku berandai - andai dengan ibu.

Pagi ini aku tidak berangkat bekerja, aku istrahat di rumah karena badan tidak mendukung diriku untuk melakukan rutinitas ku. 
Aku terkapar dikamar karena kepala ku begitu berat, pilek dan batuk juga. 
Aku bosan di kamar beristirahat lalu aku keluar kamar dan membantu ibu menyetrika baju. 
Pembicaraan di mulai dengan ibu. 
Aku berkata kepada ibu, apakah misalkan aku menukah muda boleh? ibu berkata boleh asal sang calon sudah siap dengan semuanya. 
Aku memang mendambakan menikah muda agar kelak ketika memiliki anak aku masih muda. 
Ibu berkata menikah itu tidaklah mudah. 
Butuh begitu banyak uang, ya memang benar biaya menikah memang tidak murah. 
Biayanya mencapai puluhan juta. 
Setelah menikah juga aku harus berpikir mau tinggal dimana, apakah memiliki uang untuk membeli uang atau kontrak rumah.
Memang aku berharap dari dulu bila nanti aku menikah aku tidak ingin tinggal dengan orang tua ku atau orang tua suami ku. Aku ingin mandiri, mengurus keluarga kecilku sendiri tanpa campur tangan orang lain.

Ibu bertanya pada ku, apakah calon kamu sudah dapat menafkahi kamu.........? 
Saat ini dia memang belum dapat menafkahi aku, dia sedang menabung untuk dapat memiliki Perusahaan  sendiri. 
Memang dia sedang merintis bisnis kecil-kecilan bersama temannya. 
Aku pun demikian, aku lagi serius dengan kuliah ku. 
Aku sedang pusing memikirkan kuliah kerja praktek ku yang sebentar lagi. Aku ingin menikah ketika lulus kuliah nanti agar aku dapat fokus mengurus keluarga kecilku.
Bila sudah menikah kan aku belum tentu tinggal dekat kampus ku jadi gimana mau kuliah. Maka dari itu aku ingin selesaikan kuliah ku. 
Aku juga ingin menabung dulu ingin membuka usaha kecil-kecilan dulu agar memiliki tabungan sehingga dapat membantu suami ku kelak.

Tinggi sekali ya andai - andai ku, tapi bagi ku wajar seumur ku sudah berandai - andai untuk menikah. Aku berharap dapat bersamanya dan memiliki keluarga kecil nan bahagia setiap hari. 
Aku ingin memiliki rumah ketika menikah kelak tapi bila harus kontrak kenapa tidak?........ yang penting aku tinggal bersama suami ku. 
Kekasih ku yang sekarang pernah berkata akan menjadikan ku pendamping hidupnya, tapi aku juga tak tau apakah kata-katanya benar atau hanya bualan saja. 
Tak mau begitu berharap karena aku takut seperti dulu yang pergi meninggalkan aku. 
Walau dalam hati aku sangat berharap dapat menjadi pendamping hidupnya, tapi aku hanya dapat menyerahkan semuanya pada sang kuasa. A
ku ingin sekali segera menikah agar cepat keluar dari rumah, agar tak bertemu lagi dengan adik ku yang menyebalkan,hehe..

AQIQAH MENURUT ISLAM

Pengertian ‘Aqiqah
Menurut bahasa ‘Aqiqah artinya : memotong. Asalnya dinamakan ‘Aqiqah, karena dipotongnya leher binatang dengan penyembelihan itu. Ada yang mengatakan bahwa aqiqah adalah nama bagi hewan yang disembelih, dinamakan demikian karena lehernya dipotong Ada pula yang mengatakan bahwa ‘aqiqah itu asalnya ialah : Rambut yang terdapat pada kepala si bayi ketika ia keluar dari rahim ibu, rambut ini disebut ‘aqiqah, karena ia mesti dicukur.
Aqiqah adalah penyembelihan domba/kambing untuk bayi yang dilahirkan pada hari ke 7, 14, atau 21. Jumlahnya 2 ekor untuk bayi laki-laki dan 1 ekor untuk bayi perempuan.
Dalil-dalil Pelaksanaan
Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : “Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya.” [HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad]
Dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.” [HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah]
Anak-anak itu tergadai (tertahan) dengan aqiqahnya, disembelih hewan untuknya pada hari ketujuh, dicukur kepalanya dan diberi nama.” [HR Ahmad]
Dari Salman bin ‘Amir Ad-Dhabiy, dia berkata : Rasululloh bersabda : “Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka sembelihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya.” [Riwayat Bukhari]

Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa diantara kalian yang ingin menyembelih (kambing) karena kelahiran bayi maka hendaklah ia lakukan untuk laki-laki dua kambing yang sama dan untuk perempuan satu kambing.” [HR Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad]
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW pernah ber ‘aqiqah untuk Hasan dan Husain pada hari ke-7 dari kelahirannya, beliau memberi nama dan memerintahkan supaya dihilangkan kotoran dari kepalanya (dicukur)”. [HR. Hakim, dalam AI-Mustadrak juz 4, hal. 264]
Keterangan : Hasan dan Husain adalah cucu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
Dari Fatimah binti Muhammad ketika melahirkan Hasan, dia berkata : Rasulullah bersabda : “Cukurlah rambutnya dan bersedekahlah dengan perak kepada orang miskin seberat timbangan rambutnya.” [HR Ahmad, Thabrani, dan al-Baihaqi]
Dari Abu Buraidah r.a.: Aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh, atau keempat belas, atau kedua puluh satunya. (HR Baihaqi dan Thabrani).
Hukum Aqiqah Anak adalah sunnah (muakkad) sesuai pendapat Imam Malik, penduduk Madinah, Imam Syafi′i dan sahabat-sahabatnya, Imam Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur dan kebanyakan ulama ahli fiqih (fuqaha).

Dasar yang dipakai oleh kalangan Syafii dan Hambali dengan mengatakannya sebagai sesuatu yang sunnah muakkadah adalah hadist Nabi SAW. Yang berbunyi, “Anak tergadai dengan aqiqahnya.

Disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya)”. (HR al-Tirmidzi, Hasan Shahih)
“Bersama anak laki-laki ada aqiqah, maka tumpahkan (penebus) darinya darah sembelihan dan bersihkan darinya kotoran (Maksudnya cukur rambutnya).” (HR: Ahmad, Al Bukhari dan Ashhabus Sunan)
Perkataan: “maka tumpahkan (penebus) darinya darah sembelihan” adalah perintah, namun bukan bersifat wajib, karena ada sabdanya yang memalingkan dari kewajiban yaitu: “Barangsiapa di antara kalian ada yang ingin menyembelihkan bagi anak-nya, maka silakan lakukan.” (HR: Ahmad, Abu Dawud dan An Nasai dengan sanad yang hasan).
Perkataan: “ingin menyembelihkan,..” merupakan dalil yang memalingkan perintah yang pada dasarnya wajib menjadi sunnah.
Imam Malik berkata: Aqiqah itu seperti layaknya nusuk (sembeliah denda larangan haji) dan udhhiyah (kurban), tidak boleh dalam aqiqah ini hewan yang picak, kurus, patah tulang, dan sakit.

Imam Asy-Syafi’iy berkata:
Dan harus dihindari dalam hewan aqiqah ini cacat-cacat yang tidak diperbolehkan dalam qurban.
Buraidah berkata: 
Dahulu kami di masa jahiliyah apabila salah seorang diantara kami mempunyai anak, ia menyembelih kambing dan melumuri kepalanya dengan darah kambing itu.
Maka setelah Allah mendatangkan Islam, kami menyembelih kambing, mencukur (menggundul) kepala si bayi dan melumurinya dengan minyak wangi. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 107]
Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Dahulu orang-orang pada masa jahiliyah apabila mereka ber’aqiqah untuk seorang bayi, mereka melumuri kapas dengan darah ‘aqiqah, lalu ketika mencukur rambut si bayi mereka melumurkan pada kepalanya”.

Maka Nabi SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM bersabda,:
“Gantilah darah itu dengan minyak wangi”.[HR. Ibnu Hibban dengan tartib Ibnu Balban juz 12, hal. 124]

Pelaksanaan aqiqah menurut kesepakatan para ulama adalah hari ketujuh dari kelahiran. Hal ini berdasarkan hadits Samirah di mana Nabi SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM bersabda, “Seorang anak terikat dengan aqiqahnya. Ia disembelihkan aqiqah pada hari ketujuh dan diberi nama”. (HR. al-Tirmidzi).
Namun demikian, apabila terlewat dan tidak bisa dilaksanakan pada hari ketujuh, ia bisa dilaksanakan pada hari ke-14.
Dan jika tidak juga, maka pada hari ke-21 atau kapan saja ia mampu. Imam Malik berkata : Pada dzohirnya bahwa keterikatannya pada hari ke 7 (tujuh) atas dasar anjuran, maka sekiranya menyembelih pada hari ke 4 (empat) ke 8 (delapan), ke 10 (sepuluh) atau setelahnya Aqiqah itu telah cukup.

Karena prinsip ajaran Islam adalah memudahkan bukan menyulitkan sebagaimana firman Allah SUBHANAAHU WA TA'ALA: “Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”. (QS.Al Baqarah:185)
Pelaksanaan aqiqah disunnahkan pada hari yang ketujuh dari kelahiran, ini berdasarkan sabda Nabi SAW, yang artinya: “Setiap anak itu tergadai dengan hewan aqiqahnya, disembelih darinya pada hari ke tujuh, dan dia dicukur, dan diberi nama.” (HR: Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan, dan dishahihkan oleh At Tirmidzi)
Dan bila tidak bisa melaksanakannya pada hari ketujuh, maka bisa dilaksanakan pada hari ke empat belas, dan bila tidak bisa, maka pada hari ke dua puluh satu, ini berdasarkan hadits Abdullah Ibnu Buraidah dari ayahnya dari Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam, beliau berkata yang artinya: “Hewan aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh, ke empat belas, dan ke dua puluh satu.” (Hadits hasan riwayat Al Baihaqiy)
Namun setelah tiga minggu masih tidak mampu maka kapan saja pelaksanaannya di kala sudah mampu, karena pelaksanaan pada hari-hari ke tujuh, ke empat belas dan ke dua puluh satu adalah sifatnya sunnah dan paling utama bukan wajib.

Dan boleh juga melaksanakannya sebelum hari ke tujuh.
Bayi yang meninggal dunia sebelum hari ketujuh disunnahkan juga untuk disembelihkan aqiqahnya, bahkan meskipun bayi yang keguguran dengan syarat sudah berusia empat bulan di dalam kandungan ibunya.
Aqiqah adalah syari’at yang ditekan kepada ayah si bayi.

Namun bila seseorang yang belum di sembelihkan hewan aqiqah oleh orang tuanya hingga ia besar, maka dia bisa menyembelih aqiqah dari dirinya sendiri, Syaikh Shalih Al Fauzan berkata: Dan bila tidak diaqiqahi oleh ayahnya kemudian dia mengaqiqahi dirinya sendiri maka hal itu tidak apa-apa menurut saya, wallahu ‘Alam.
Hukum Aqiqah Setelah Dewasa/Berkeluarga
Pada dasarnya aqiqah disyariatkan untuk dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran. Jika tidak bisa, maka pada hari keempat belas.

Dan jika tidak bisa pula, maka pada hari kedua puluh satu. Selain itu, pelaksanaan aqiqah menjadi beban ayah.
Namun demikian, jika ternyata ketika kecil ia belum diaqiqahi, ia bisa melakukan aqiqah sendiri di saat dewasa.

Satu ketika al-Maimuni bertanya kepada Imam Ahmad, “ada orang yang belum diaqiqahi apakah ketika besar ia boleh mengaqiqahi dirinya sendiri...........?”

Imam Ahmad menjawab, “Menurutku, jika ia belum diaqiqahi ketika kecil, maka lebih baik melakukannya sendiri saat dewasa. Aku tidak menganggapnya makruh”.
Para pengikut Imam Syafi’i juga berpendapat demikian. Menurut mereka, anak-anak yang sudah dewasa yang belum diaqiqahi oleh orang tuanya, dianjurkan baginya untuk melakukan aqiqah sendiri.
Jumlah Hewan
Jumlah hewan aqiqah minimal adalah satu ekor baik untuk laki-laki atau pun untuk perempuan, sebagaimana perkataan Ibnu Abbas ra: “Sesungguh-nya Nabi SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM mengaqiqahi Hasan dan Husain satu domba satu domba.” (Hadits shahih riwayat Abu Dawud dan Ibnu Al Jarud)
Kita harus ingat bahwa Hasan dan Husain adalah anak kembar. Jadi pada satu kelahiran itu disembelih 2 ekor kambing.
Namun yang lebih utama adalah 2 ekor untuk anak laki-laki dan 1 ekor untuk anak perempuan berdasarkan hadits-hadits berikut ini:
Ummu Kurz Al Ka’biyyah berkata, yang artinya: “Nabi SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM memerintahkan agar disembelihkan aqiqah dari anak laki-laki dua ekor domba dan dari anak perempuan satu ekor.” (Hadits sanadnya shahih riwayat Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan)
Dari Aisyah ra berkata, yang artinya: “Nabi SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM memerintahkan mereka agar disembelihkan aqiqah dari anak laki-laki dua ekor domba yang sepadan dan dari anak perempuan satu ekor.” (Shahih riwayat At Tirmidzi)
Hal-hal yang disyariatkan sehubungan dengan ‘aqiqah
Yang berhubungan dengan sang anak
1. Disunnatkan untuk memberi nama dan mencukur rambut (menggundul) pada hari ke-7 sejak hari iahirnya.
    Misalnya lahir pada hari Ahad, ‘aqiqahnya jatuh pada hari Sabtu.
2. Bagi anak laki-laki disunnatkan ber’aqiqah dengan 2 ekor kambing sedang bagi anak perempuan 1 ekor.
3. ‘Aqiqah ini terutama dibebankan kepada orang tua si anak, tetapi boleh juga dilakukan oleh keluarga yang
     lain (kakek dan sebagainya).
4. Aqiqah ini hukumnya sunnah.
Daging Aqiqah Lebih Baik Mentah Atau Dimasak
Dianjurkan agar dagingnya diberikan dalam kondisi sudah dimasak.

Hadits Aisyah ra., “Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan.

Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya.

Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh”. (HR al-Bayhaqi)
Daging aqiqah diberikan kepada tetangga dan fakir miskin juga bisa diberikan kepada orang non-muslim. Apalagi jika hal itu dimaksudkan untuk menarik simpatinya dan dalam rangka dakwah.

Dalilnya adalah firman Allah, “Mereka memberi makan orang miskin, anak yatim, dan tawanan, dengan perasaan senang”. (QS. Al-Insan : 8). Menurut Ibn Qudâmah, tawanan pada saat itu adalah orang-orang kafir.

Namun demikian, keluarga juga boleh memakan sebagiannya.
Yang berhubungan dengan binatang sembelihan
1. Dalam masalah ‘aqiqah, binatang yang boleh dipergunakan sebagai sembelihan hanyalah kambing, tanpa
    memandang apakah jantan atau betina, sebagaimana riwayat di bawah ini:
Dari Ummu Kurz AI-Ka’biyah, bahwasanya ia pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tentang ‘aqiqah. Maka sabda beliau  Shallallahu Alaihi Wasallam, “Ya, untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing.

Tidak menyusahkanmu baik kambing itu jantan maupun betina”. [HR. Ahmad dan Tirmidzi, dan Tirmidzi menshahihkannya, dalam Nailul Authar 5 : 149]
Dan kami belum mendapatkan dalil yang lain yang menunjukkan adanya binatang selain kambing yang dipergunakan sebagai ‘aqiqah.
2. Waktu yang dituntunkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam berdasarkan dalil yang shahih ialah pada hari ke-7 semenjak kelahiran anak tersebut. [Lihat dalil riwayat 'Aisyah dan Samurah di atas]
Pembagian daging Aqiqah
Adapun dagingnya maka dia (orang tua anak) bisa memakannya, menghadiahkan sebagian dagingnya, dan mensedekahkan sebagian lagi.

Syaikh Utsaimin berkata: Dan tidak apa-apa dia mensedekahkan darinya dan mengumpulkan kerabat dan tetangga untuk menyantap makanan daging aqiqah yang sudah matang.

Syaikh Jibrin berkata: Sunnahnya dia memakan sepertiganya, menghadiahkan sepertiganya kepada sahabat-sahabatnya, dan mensedekahkan sepertiga lagi kepada kaum muslimin, dan boleh mengundang teman-teman dan kerabat untuk menyantapnya, atau boleh juga dia mensedekahkan semuanya.

Syaikh Ibnu Bazz berkata:
Dan engkau bebas memilih antara mensedekahkan seluruhnya atau sebagiannya dan memasaknya kemudian mengundang orang yang engkau lihat pantas diundang dari kalangan kerabat, tetangga, teman-teman seiman dan sebagian orang faqir untuk menyantapnya, dan hal serupa dikatakan oleh Ulama-ulama yang terhimpun di dalam Al lajnah Ad Daimah.
Pemberian Nama Anak
Tidak diragukan lagi bahwa ada kaitan antara arti sebuah nama dengan yang diberi nama. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya sejumlah nash syari yang menyatakan hal tersebut.
Dari Abu Hurairoh Ra, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Kemudian Aslam semoga Allah menyelamatkannya dan Ghifar semoga Allah mengampuninya”. (HR. Bukhori 3323, 3324 dan Muslim 617)
Ibnu Al-Qoyyim berkata: “Barangsiapa yang memperhatikan sunah, ia akan mendapatkan bahwa makna-makna yang terkandung dalam nama berkaitan dengannya sehingga seolah-olah makna-makna tersebut diambil darinya dan seolah-olah nama-nama tersebut diambil dari makna-maknanya”.

Dan jika anda ingin mengetahui pengaruh nama-nama terhadap yang diberi nama (Al-musamma) maka perhatikanlah hadits di bawah ini:
Dari Said bin Musayyib dari bapaknya dari kakeknya Ra, ia berkata: Aku datang kepada Nabi  Shallallahu Alaihi Wasallam, beliau pun bertanya: “Siapa namamu.........?” Aku jawab: “Hazin”

Nabi berkata: “Namamu Sahl” Hazn berkata: “Aku tidak akan merobah nama pemberian bapakku” Ibnu Al-Musayyib berkata: “Orang tersebut senantiasa bersikap keras terhadap kami setelahnya”. (HR. Bukhori) (At-Thiflu Wa Ahkamuhu/Ahmad Al-’Isawiy hal 65)
Oleh karena itu, pemberian nama yang baik untuk anak-anak menjadi salah satu kewajiban orang tua. Di antara nama-nama yang baik yang layak diberikan adalah nama nabi penghulu jaman yaitu Muhammad.

Sebagaimana sabda beliau : Dari Jabir Ra dari Nabi  Shallallahu Alaihi Wasallam beliau bersabda: “Namailah dengan namaku dan janganlah engkau menggunakan kunyahku”. (HR. Bukhori 2014 dan Muslim 2133)
Mencukur Rambut
Mencukur rambut adalah anjuran Nabi yang sangat baik untuk dilaksanakan ketika anak yang baru lahir pada hari ketujuh.
Dalam hadits Samirah disebutkan bahwa Rasulullah  Shallallahu Alaihi Wasallam Bersabda, “Setiap anak terikat dengan aqiqahnya.

Pada hari ketujuh disembelihkan hewan untuknya, diberi nama, dan dicukur”. (HR. at-Tirmidzi).
Dalam kitab al-Muwaththâ` Imam Malik meriwayatkan bahwa Fatimah menimbang berat rambut Hasan dan Husein lalu beliau menyedekahkan perak seberat rambut tersebut.
Tidak ada ketentuan apakah harus digundul atau tidak. Tetapi yang jelas pencukuran tersebut harus dilakukan dengan rata; tidak boleh hanya mencukur sebagian kepala dan sebagian yang lain dibiarkan.

Tentu saja semakin banyak rambut yang dicukur dan ditimbang semakin -insya Allah- semakin besar pula sedekahnya.
Doa Menyembelih Hewan Aqiqah
Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin.
Artinya : Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta dari ummat Muhammad.” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud)
Doa bayi baru dilahirkan
Innii u’iidzuka bikalimaatillaahit taammati min kulli syaythaanin wa haammatin wamin kulli ‘aynin laammatin
Artinya : Aku berlindung untuk anak ini dengan kalimat Allah Yang Sempurna dari segala gangguan syaitan dan gangguan binatang serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa akibat buruk bagi apa yang dilihatnya. (HR. Bukhari)
Hikmah Aqiqah
Aqiqah Menurut Syaikh Abdullah nashih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam sebagaimana dilansir di sebuah situs memiliki beberapa hikmah diantaranya :
1. Menghidupkan sunnah Nabi Muhammad  Shallallahu Alaihi Wasallam dalam meneladani Nabiyyullah
    Ibrahim AS tatkala Allah Subhanaahu Wa Ta'ala menebus putra Ibrahim yang tercinta Ismail AS.
2. Dalam aqiqah ini mengandung unsur perlindungan dari syaitan yang dapat mengganggu anak yang terlahir
    itu, dan ini sesuai dengan makna hadits, yang artinya: “Setiap anak itu tergadai dengan aqiqahnya.” [3].

Sehingga Anak yang telah ditunaikan aqiqahnya insya Allah lebih terlindung dari gangguan syaithan yang sering mengganggu anak-anak. Hal inilah yang dimaksud oleh Al Imam Ibunu Al Qayyim Al Jauziyah “bahwa lepasnya dia dari syaithan tergadai oleh aqiqahnya”.
3. Aqiqah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya kelak pada hari perhitungan.

Sebagaimana Imam Ahmad mengatakan: “Dia tergadai dari memberikan Syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan aqiqahnya)”.
4. Merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sekaligus sebagai  
    wujud  rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan lahirnya sang
    anak.
5. Aqiqah sebagai sarana menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan syari’at Islam &
  bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat Rasulullah Shallallahu Alaihi
  Wasallam pada hari kiamat.
6. Aqiqah memperkuat ukhuwah (persaudaraan) diantara masyarakat.

Dan masih banyak lagi hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan Syariat Aqiqah ini.

REFERENSI:
* Subulussalam (4/189, 4/190, 4/194)
* Al Asilah Wal Ajwibah Al Fiqhiyyah (3/33-35, 3/39-40)
* Mukhtashar Al Fiqhil Islamiyy 600
* Tuhfatul Wadud Fi Ahkamil Maulud, Ibnu Al Qayyim 46-47
* Al Muntaqaa 5/195-196
* Mulakhkhash Al Fiqhil Islamiy 1/318
* Fatawa Islamiyyah 2/324-327; Irwaul Ghalil (4/389, 4/405)
* Minhajul Muslim, Abu Bakar Al Jazairiy 437
Tuntunan Aqiqah
Aqiqah dan Qurban
Arif Hidayat, Muhammad Niam, dan Ali Mashar
‘AQIQAH
Hukum dan Tata Cara Aqiqah


KENAPA RIYA (PAMER) DIBILANG SYIRIK KECIL...??

Riya adalah berbuat kebaikan/ibadah dengan maksud pamer kepada manusia agar orang mengira dan memujinya sebagai orang yang baik atau gemar beribadah seperti shalat, puasa, sedekah, dan sebagainya.
Ciri-ciri riya:
Orang yang riya berciri tiga, yakni apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia malas, dan selalu ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan orang munafik ada tiga tanda yakni apabila berbicara bohong, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. (HR. Ibnu Babawih).
Orang yang riya’, maka amal perbuatannya sia-sia belaka.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia” [QS. Al-Baqarah: 264]
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat karena riya” [Al Maa’uun 4-6]
Riya membuat amal sia-sia sebagaimana syirik. (HR. Ar-Rabii’)
Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
Allah mengancam orang yang riya ke dalam neraka dan menyebutnya sebagai teman setan:
“Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riyakepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.” [An Nisaa' 38]
Imam Al Ghazali mengumpamakan orang yang riya itu sebagai orang yang malas ketika dia hanya berdua saja dengan rajanya. Namun ketika ada budak sang raja hadir, baru dia bekerja dan berbuat baik untuk mendapat pujian dari budak-budak tersebut. Bukankah orang itu akan mendapat marah dari rajanya?
Nah orang yang riya juga begitu. Ketika hanya berdua dengan Allah Sang Raja Segala Raja, dia malas dan enggan beribadah. Tapi ketika ada manusia yang tak lebih dari hamba/budak Allah, maka dia jadi rajin shalat, bersedekah, dan sebagainya untuk mendapat pujian para budak. Adakah hal itu tidak menggelikan?
Agar terhindar dari riya, kita harus meniatkan segala amal kita untuk Allah ta’ala (Lillahi ta’ala).
Selain riya yang beribadah kepada Allah hanya pamer kepada manusia, sikap riya/menjilat pada atasan pun tidak terpuji. Orang-orang seperti ini biasanya ke atas menjilat, namun ke bawah menginjak. Orang-orang seperti ini selain dibenci bawahannya juga dibenci Allah.

APA SIH TUH...KIKIR......BAKHIL....RIYA

Riya
Riya adalah berbuat kebaikan/ibadah dengan maksud pamer kepada manusia agar orang mengira dan memujinya sebagai orang yang baik atau gemar beribadah seperti shalat, puasa, sedekah, dan sebagainya.
Ciri-ciri riya:
Orang yang riya berciri tiga, yakni apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia malas, dan selalu ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan orang munafik ada tiga tanda yakni apabila berbicara bohong, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. (HR. Ibnu Babawih).
Orang yang riya’, maka amal perbuatannya sia-sia belaka.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia” [QS. Al-Baqarah: 264]
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat karena riya” [Al Maa’uun 4-6]
Riya membuat amal sia-sia sebagaimana syirik. (HR. Ar-Rabii’)
Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
Imam Al Ghazali mengumpamakan orang yang riya itu sebagai orang yang malas ketika dia hanya berdua saja dengan rajanya. Namun ketika ada budak sang raja hadir, baru dia bekerja dan berbuat baik untuk mendapat pujian dari budak-budak tersebut.
Nah orang yang riya juga begitu. Ketika hanya berdua dengan Allah Sang Raja Segala Raja, dia malas dan enggan beribadah. Tapi ketika ada manusia yang tak lebih dari hamba/budak Allah, maka dia jadi rajin shalat, bersedekah, dan sebagainya untuk mendapat pujian para budak. Adakah hal itu tidak menggelikan?
Agar terhindar dari riya, kita harus meniatkan segala amal kita untuk Allah ta’ala (Lillahi ta’ala).
Bakhil atau Kikir
Bakhil alias Kikir alias Pelit alias Medit adalah satu penyakit hati karena terlalu cinta pada harta sehingga tidak mau bersedekah.
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Ali ‘Imran 180]
Padahal segala harta kita termasuk diri kita adalah milik Allah. Saat kita lahir kita tidak punya apa-apa. Telanjang tanpa busana. Saat mati pun kita tidak membawa apa-apa kecuali beberapa helai kain yang segera membusuk bersama kita.
Sesungguhnya harta yang kita simpan itu bukan harta kita yang sejati. Saat kita mati tidak akan ada gunanya bagi kita. Begitu pula dengan harta yang kita pakai untuk hidup bermegah-megahan seperti beli mobil dan rumah mewah.
“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa” [Al Lail 8-11]
Yang justru jadi harta yang bermanfaat bagi kita di akhirat nanti adalah harta yang kita belanjakan di jalan Allah atau disedekahkan. Harta tersebut akan jadi pahala yang balasannya adalah istana surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” [Al Hadiid 21]
Insya Allah bersambung…

PUTUS A.SA............TIDAKLAH........... YAU.......

Di AS ada seorang bapak yang dikenal baik kemudian membunuh 2 putri kembarnya. Seorang psikolog di acara Oprah Winfrey mengatakan bahwa itu terjadi karena bapak tersebut menderita depresi. Diperkirakan 20% penduduk AS pernah menderita depresi. Yang paling berbahaya adalah jika penderita depresi sudah kehilangan harapan (hope) atau putus asa. Orang seperti ini bukan hanya bisa bunuh diri tapi juga bisa membunuh orang yang dia cintai.
Dalam Islam kita dilarang putus asa dan harus beriman kepada takdir. Kita menerima semua ujian karena yakin itu semua sudah ditetapkan oleh Allah.
Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat.” [Al Hijr:56]
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Az Zumar:53]
Ustad Agung menyatakan sebab putus asa itu ada 2: 1. Tidak tahu tujuan hidup itu apa, 2. Tidak tahu cara mencapainya. Nah tujuan hidup kita sebenarnya adalah mencari ridho Allah. Jika Allah sudah ridho dengan kita, insya Allah seluruh keinginan kita akan dikabulkan oleh Allah. Cara mendapatkan ridho Allah bisa kita ketahui dengan mempelajari Al Qur’an dan Hadits.
Allah tidak menginginkan kita jadi dokter, kaya raya, atau yang lainnya. Yang dinginkan Allah dari kita hanya takwa. Yaitu mematuhi aturannya dan menjauhi larangannya. Toh ketika manusia mati, segala harta, jabatan, dan istri yang cantik sudah tidak bermanfaat lagi baginya.
Kita jangan takut dan sedih jika ditimpa musibah berupa ketakutan, kelaparan, kemiskinan, dan kematian. Itu adalah cobaan. Ucapkanlah bahwa kita semua adalah milik atau ciptaan Allah dan kepada Allah kita kembali.
Jika kita sabar, itu akan menambah pahala kita dan mengurangi dosa kita dan surga adalah imbalannya.
”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun”
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Al Baqarah:155-157]
”…Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” [Yusuf :87]
Kita harus yakin bahwa dibalik kesulitan yang menimpa kita, insya Allah akan ada kemudahan. Percayalah karena ini adalah janji Allah yang Maha Benar!
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” [Alam Nasyrah:5-6]
”…Siapakah yang dapat menghalangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al Fath:11]

Allah tidak Membebani Cobaan di luar Kemampuan Kita

Yakinlah bahwa Allah tidak akan membebani kita cobaan di luar kemampuan kita. Segala macam cobaan insya Allah bisa kita atasi selama kita dekat dengan Allah SWT.
”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” [Al Baqarah:286]
”Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya…” [Al Mu'minuun:62]
“Bertakwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuanmu” [At Taghabun:16]

Berusaha Mencari Karunia Allah

Meski kita beriman kepada Takdir Allah, tidak berarti kita jadi fatalis dan tidak berusaha melakukan apa-apa.
”Jika telah shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” [Al Jumu'ah:10]
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” [Al Qashash:77]
Ada beberapa pengamen yang meski masih sangat muda begitu putus asa sehingga berkata: “Kami mengamen karena terpaksa. Tidak mungkin kami bekerja di kantor seperti bapak-bapak dan ibu-ibu…” Menyedihkan. Jika putus asa seperti itu dan tak mau berubah, Allah pun tak akan mengubah nasib mereka.
KH Muhammad Arifin Ilham lewat Facebook mengaku dulu sempat dagang Indomi, ngamen, dan juga jadi kenek. Namun semua itu beliau jalani dengan KESUNGGUHAN IKHTIAR,DOA,OPTIMIS & TAWAKKAL. Aa Gym dulu juga sempat jadi supir mikrolet, sementara Ustad Yusuf Mansur yang dulu juga pedagang asongan di terminal sempat mendekam di penjara. Namun mereka semua tak pernah menyerah. Tidak pernah berputus asa. Senantiasa belajar agar lebih baik. Senantiasa berusaha/berikhtiar, berdoa, dan selalu optimis dan tawakkal. Akhirnya mereka pun jadi orang besar seperti sekarang yang kita kenal.
Iwan Fals, ST12, Kangen Band, dan sebagainya dulu juga pernah jadi pengamen. Namun mereka mengamen dengan sungguh-sungguh dan senantiasa belajar sehingga lagu mereka enak di dengar. Tidak seperti sebagian pengamen sekarang yang nyanyi asal-asalan sambil setengah mengancam penumpang. Akhirnya para pengamen yang sungguh-sungguh itu pun menjadi penyanyi yang terkenal.
Jadi jangan putus asa dan bermalas-malasan. Tetap terus belajar, berusaha, berdoa, dan optimis serta tawakkal.

TUHAN KITA YANG MANA..........???

Tidak dapat dipungkiri, bahwa sesungguhnya Tuhan itu hanya satu. Meski demikian, banyak orang yang menyembah Tuhan yang berbeda-beda. Ada yang menyembah matahari sebagai Tuhannya. 

Ada yang menyembah Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan sebagainya. Ada juga yang hanya menyembah Allah semata.

Lalu, manakah Tuhan yang benar menurut Islam..........? 

Bagaimana ciri-cirinya..........? 

Sesungguhnya, kita tidak mengetahui sedikit pun tentang Tuhan, meski demikian, dalam Al Qur’an, Tuhan menjelaskan sifat-sifatnya.

Menurut ajaran Islam, Tuhan adalah pencipta segalanya:

“Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah”. Lalu jadilah ia.” [Al Baqoroh:117]

“Sesungguhnya misal (penciptaan) `Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.” [Ali Imran:59]

”Katakanlah: “Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali..........?” katakanlah: “Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali; maka bagaimanakah kamu dipalingkan (kepada menyembah yang selain Allah)?” [Yunus:34]

Tuhan juga memiliki semua yang ada, baik di bumi, langit, mau pun yang ada di antara keduanya:
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam”. 

Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi semuanya.........??” 
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; 
Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [Al Maaidah:17]

Tuhan juga telah ada sebelum segala sesuatu ada (awal). Tuhan juga akan tetap ada, ketika yang lain telah musnah (akhir):

“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” [Al Hadiid:3]

Oleh karena itu........, tidak mungkin Tuhan lahir, ketika makhluk lain sudah ada, atau pun meninggal, ketika makhluk lain masih ada. 

Jika ada, itu tidak lain hanyalah makhluk ciptaan Tuhan belaka.

Hanya ada satu Tuhan, yaitu: Allah.

“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu  dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain  Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti  orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” 
[Al Maa-idah:73]


Allah tidak punya sekutu.

“Katakanlah: 
“Siapakah Tuhan langit dan bumi....?” 

Jawabnya:
“Allah.” 

Katakanlah:
“Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri.........?”. 

Katakanlah: 
“Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” 

Katakanlah: 
“Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. [Ar Ra’d:16]

Dan katakanlah: 
“Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al Israa:111]

Maha Suci Allah dari mempunyai anak dan sekutu.
 “Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahka sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,” [Al Mu’minuun 91]

“dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. [Al Ikhlas:4]

Allah Maha Mengetahui, baik yang zahir mau pun yang ghaib.

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” [Al An’aam:59]

Allah Maha Kuasa. 

Sering kita terpukau akan kegagahan/keperkasaan seseorang. 

Namun mereka semua tidak ada yang kekal. 

Orang-orang yang besar dan ditakuti seperti Jengis Khan, Hitler, Roosevelt, semua musnah di tangan Allah yang Maha Kuasa dan Maha Mematikan.

“Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). Dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian.” [An Nisaa:133]

“Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) sesuatu kemanfa`atanpun dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.” [Al Furqaan:3]

Allah Maha Mengatur. Sering kita lihat jembatan yang telah dirancang oleh para ahli dan dibangun ratusan tukang dengan tiang-tiang yang kuat, roboh seketika. Atau lalu-lintas udara yang diatur dengan radar, pengawas udara, serta pilot dan co-pilot, tetap selalu mengalami kecelakaan setiap tahunnya.

Namun tidak pernah sekalipun langit yang tanpa tiang ambruk menimpa bumi. Matahari tidak pernah menabrak bulan atau bumi, meski semuanya telah beredar selama milyaran tahun. Itulah bukti bahwa keteraturan itu terjadi karena adanya Sang Maha Pengatur: Allah.

“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. 
Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar Ra’d:2]

Allah juga telah memberikan banyak nikmatnya kepada manusia:
“Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” [Al Baqarah:22]

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” [Al Baqarah:164]

Itulah beberapa sifat dari Allah, Tuhan kita. Sifat-sifat Allah lainnya tercermin dalam 99 nama Allah (Asma ul Husna).

CINTA dan NAFSU

Sepasang kekasih yang saling mencinta bernama ranti dan wisnu. Mereka masih duduk di sekolah menengah atas. Mereka sepasang kekasih yang sudah lama menjalin sebuah hubungan cinta, mungkin sering disebut dengan cinta monyet. Hubungan ranti dan wisnu sudah terjalin sejak kelas 1SMA, dimana ketika ranti dan wisnu menjalani ospek di sekolahnya. Saat itu ranti sedang tertatih kesakitan menahan maag yang di derita, tiba-tiba wisnu memberikan sebotol air mineral dan roti. Dari situlah benih cinta tumbuh antara ranti dan wisnu.

Dua tahun berlalu namun jalinan cinta ranti dan wisnu masih bertahan. Ketika menjelang UAN ranti dan wisnu sering belajar bersama. Mereka sering belajar bersama di rumah ranti, orang tua ranti telah kenal dengan wisnu sehingga wisnu di ijinkan belajar dirumah ranti. Sore itu wisnu datang ke rumah ranti dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan. Ranti langsung mengajak wisnu masuk dan mengambilkan handuk serta membuatkan kopi. Entah kenapa tiba-tiba terlintas pikiran yang tidak-tidak dari wisnu dan terjadilah hubungan intim di antara keduanya. Saat itu rumah ranti memang sedang sepi karena keluarganya sedang pergi. Ranti panik dan menangis, dia bingung bila sampai orang tuanya tau. Wisnu pun pusing karena telah merasa bersalah kepada ranti, tapi wisnu berusaha menyakinkan ranti bahwa apapun yang akan terjadi dia akan bertanggung jawab.

Seminggu kemudian ranti mual-mual dan semakin panik karena sampai saat ini dia tidak datang bulan. Ranti berkata pada wisnu sambil menangis. Wisnu memegang erat tangan ranti, dia berkata "sayang aku ga akan tinggalin kamu ko, tapi ga saat ini sayang. Minggu depan kita uan, aku janji setelah lulus aku akan bilang pada ibu kamu bahwa aku akan menikahi kamu. Kita fokus saja pada ujian yang sebentar lagi kita laksanakan ya sayang". Ranti memeluk erat wisnu dan berharap wisnu akan membuktikan janjinya.
UAN telah usai, ranti dan wisnu telah lulus SMA ranti menagih janji wisnu karena takut semakin lama perut ranti membesar. Wisnu memberanikan diri berkata kepada orang tuanya bahwa dia ingin menikah. Orang tua wisnu kaget ketika mendengar cerita dan pengakuan anaknya, ibu wisnu menangis namun apa ada nasi telah menjadi bubur. Wisnu dan kedua orang tuanya pergi ke rumah ranti untuk membicarakan rencana pernikahannya. Orang tua ranti marah sejadi-jadinya dengan wisnu, orang yang telah dipercayainya ternyata menodai anaknya. Ranti menangis dan sujud kepada ibunya. Ibunya mulai menerima dan mengijinkan anaknya menikah, ibunya tak ingin cucu yang dikandung anaknya tak memiliki ayah. Mereka mengadakan akad nikah sebulan kemudian tanpa resepsi. Orang tua ranti malu anaknya hamil lalu menyuruh ranti pergi dari rumah. Kala itu wisnu pun tak memiliki penghasilan dan bingung akan tinggal dimana. Ibu wisnu yang tak tega dengan anaknya mengijinkan wisnu dan ranti tinggal di rumahnya. 

Wisnu dan ranti setiap hari mencari lowongan kerja dan berharap segera mendapatkannya. Sebulan kemudian wisnu dan ranti mendapatkan pekerjaan di perusahaan berbeda. Mereka bekerja giat mengumpulkan uang untuk biaya hidup dan melahirkan. Setiap hari wisnu menjemput ranti sang istri pulang kerja, wisnu takut terjadi apa-apa dengan calon anak dan istrinya.

Beberapa bulan kemudian setelah dirasa uangnya cukup untuk mengontrak rumah, wisnu memutuskan untuk pindah dan membangun keluarganya sendiri. Mereka tinggal disebuah kontrakan satu kamar, walau kecil kontrakannya mereka bahagia karena dapat mandiri. Setiap pagi ranti bangun untuk membuatkan sarapan wisnu sebelum berangkat kerja dan setiap pagi wisnu pun mengantar ranti ke perusahaan tempat ranti bekerja. Mereka bahagia dalam rumah kontrakan yang mereka tempati. Beberapa bulan kemudian usia kandungan ranti menginjak 9bulan. Ranti tidak lagi bekerja, dia cuti dan suaminya wisnu semakin sering menelpon ranti untuk mengetahui keadaan ranti. Wisnu khawatir ranti melahirkan karena ranti dirumah hanya sendiri.
Sore hari ranti merasakan perutnya begitu sakit. Ranti panik dan menelpon wisnu. Setengah jam kemudian wisnu datang dan ranti sudah merintih kesakitan, segeralah wisnu bergegas mengantar ranti ke bidan terdekat. Wisnu menemani ranti diruang melahirkan. Ranti memegang tangan wisnu begitu erat sambil mengatur nafasnya. Wisnu memberikan semangat kepada ranti dan mengelap keringat yang mengalir dikeningnya. Suara tangis bayi terdegar dan seorang mengangkap seorang bayi. Bidan itu berkata pada wisnu “ Selamat anda telah menjadi seorang ayah, anak anda laki-laki”. Wisnu mengucapkan syukur kepada tuhan dan mencium kening istrinya. Wisnu melantunkan adzan di telinga anaknya. Betapa bahagianya wisnu telah dapat merawat istrinya dengan baik sehingga bayi terlahir dari rahim istrinya.
Wisnu menelpon orangtuanya, memberikan kabar bahwa cucunya telah terlahir ke dunia. Wisnu juga menelpon orangtua ranti mengabarkan kepada orang tua ranti bahwa anaknya telah melahirkan. Orang tua wisnu dan ranti datang ke rumah bersalin. Betapa bahagianya  orangtua ranti melihat cucunya, rasa marah kepada wisnu dan ranti hilang ketika itu. Orangtua ranti dan orangtua wisnu saling berebutan untuk memberikan nama kepada cucunya. Ranti dan wisnu begitu bahagia melihat orangtua mereka dapat menerima cucu yang dilahirkan ranti.
Ketika cucunya terlahir ke dunia semua berubah, kehidupan ranti dan wisnu semakin bahagia. Orangtua mereka sering menjenguk cucunya, bahkan orangtua ranti menyuruh ranti agar tinggal dirumahnya agar ada yang membantu ranti merawat anaknya. Namun ranti dan wisnu tidak mau, dia lebih memilih tinggal di kontrakannya. Orangtua ranti dan wisnu tidak menyangka anaknya tinggal di kontrakan yang begitu kecil. Mereka tidak tega melihatnya, mereka ingin memberikan rumah untuk anaknya, namun lagi-lagi ranti dan wisnu tidak mau.
Pekerjaan wisnu pun semakin baik, wisnu naik jabatan dan penghasilannya pun bertambah. Kini wisnu dapat member rumah sendiri dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka begitu bahagia karena tuhan masih memaafkan kesalahan masa lalu, mereka pun bahagia karena tuhan masih ingin membantu keluarganya.

HARI INI SUDAHKAH KITA BERSYUKUR

Mungkin saudara-saudariku pernah baca buku The Secret, pastinya udah mengerti ya apa gunanya bersyukur.....? 

Tapi apa perlu baca buku itu dulu baru mulai bersyukur? 

Rasanya di agama manapun, kita diajarin ya untuk bersyukur.. 

Setiap hari, ketika mendapatkan email dengan subject: “Notification of payment received”, atau “Selamat anda memiliki prospek baru”… secara spontan aku mengucapkan: Terima Kasih…!!

Berapa pun nilai yang aku terima, baik itu baru calon pembeli, atau Rp.1… aku ucapkan: Terima Kasih..!! 

Menurut buku The Secret, dunia ini dipenuhi dengan hukum tarik menarik.. apa yang kita pikirkan, apa yang kita ucapkan.. akan kembali pada kita… 

Menurut agamaku, jika aku mengucapkan syukur, maka aku akan mendapatkan lebih banyak lagi hal untuk disyukuri… Jika aku mengucap syukur untk Rp.1 yang aku terima… akan datang Rp.1 - Rp.1 lain nya… 

Jika aku bersyukur untuk satu prospek, akan dapat prospek-prospek lain, makin banyak prospek, kemungkinan terjadi sales akan lebih besar.. 

Merasa tidak ada yang bisa disyukuri........? 

Ga mungkin… dibalik semua hal yang tidak menyenangkan, pasti ada hal yang dapat kita syukuri. 

Pernah denger pendapat kalau orang Jawa tuh beruntung terus.........? 

Kalau abis jatuh, tangannya luka, untung ga patah… 

Kalau abis kecopetan dompet, untung hp ga diambil pencopet.. semua masih ada untung nya ! 

Paling tidak, kita bisa bersyukur, karena hari ini masih bisa hidup, masih bisa bernafas, masih bisa baca tulisan ini hehe… Cobalah untuk bersyukur paling tidak satu hari satu kali… Ini perlu latihan! 

Latihan untuk melihat hal-hal dari segi positifnya yang bisa kita syukuri.. 

Jadi jangan melulu melihat dari sisi negatifnya yaa.. kalau di otak kita mikir negatif, di mulut kita keluar ucapan negatif.. apa yang akan kita dapat........? 

Ini juga nih yang bikin aku ‘menjauhi’ tv dan koran hik… abis berita2nya banyak negatifnya… sebisa mungkin aku menghindari sumber2 pikiran negatif.. 

Sikap natur manusia.. kalau sudah mengalami hal yang ngga ngenakin.. udah ituuuu aja yang dipikir… cobain deh gini.. ketika mengalami hal yang negatif.. pause sebentar… pejamkan mata… tarik nafas.. coba lihat situasi / masalah dari segi positif… lalu ucapkan syukur…

Latihan… aku perlu latihan untuk melakukan hal ini… so far sih hidup jadi lebih menyenangkan dan lebih bergairah… dapet Rp.1… menunggu Rp.1 lainnya… jangan dilihat nilai Rp.1 nya, kalau setiap satu jam dapet Rp.1 kan jadi banyak juga toh........? hihihi… 

Ya Bang Rino sih enak sekarang bisa begitu.. dapet segitu.. bla bla bla… tapi aku kan juga mulai dari NOL.. bahkan dari MINUS… 

Banyak orang yang ingin belajar supaya bisa bekerja dari rumah seperti aku.. tapi mengabaikan pelajaran penting soal MIND SET termasuk bersyukur ini… 

Seberapa mahalnya anda belajar, seberapa lamanya anda bekerja, seberapa banyaknya waktu yang anda berikan untuk bekerja.. tanpa mind set yang baik dan tanpa bersyukur.. apa bisa berhasil......?

Perjalanan bisnis ku tidak terlalu lancar.. beberapa kali sumber penghasilkan ku ditutup sepihak tanpa aku punya kuasa untuk memperbaiki… ya berasa kayak di PHK gitu…but I’m still here… 

Coba kalau waktu pertama kali dapet masalah dulu itu aku quit dan berhenti mencoba.. ya aku ga akan bisa seperti sekarang ini, kerja di rumah… 

Kegagalan adalah jalan menuju kesuksesan.. itu kata mereka… gimana kata saudara-saudariku........? 

Ga berhasil menjual hari ini, mau coba lagi ga......? 

Mau coba cari jalan keluarnya, atau mau QUIT........? 

Eh.. jadi ngelantur.. wong lagi ngomongin bersyukur.. hihi… Anyway… kalau belum membiasakan diri bersyukur… yuk mulai dari sekarang… walau mengucap syukur mungkin belum cukup, but it’s a good start…

PANTASKAH SURGA UNTUK KITA

Banyak orang yang menyangka kalau sudah rajin sholat, rajin ibadah, pasti “tiket” ke syurga sudah di kantong, seperti dia sudah yakin banget bahwa syurga pasti dimasukinya.

Kebanyakan orang lupa bahwa bukan ibadahnya yang menyebabkan dia dapat dimasukan ke dalam syurga, tapi semat-mata karunia Allah Subhanaahu Wa Ta'ala.

Kenapa........?

Coba kita lihat uraia berikut ini.
Betapapun banyak amal yang kita lakukan, tak sebanding dengan umur yang telah diberikan Allah Subhanaahu Wa Ta'ala pada kita, menurut perkiraan kita, kita sudah beramal banyak, nyatanya jika dihitung secara cermat, ibadah kita ternyata hanya sedikit sekali.

Faktanya dari kehidupan sehari-hari, waktu untuk tidur lebih banyak dibandingkan waktu ibadah.
Coba saja hitung dalam setiap hari, yang riil aja, misalnya, sholat sehari semalam 5 waktu kali rata- rata 6 menit, di jumlah hanya 30 menit saja kita sholat sehari semalam. Sedang kita tidur setiap hari rata-rata 6- 8 jam.......... !

Minim sekali ibadah kita pada Allah, itupun belum tentu diterima Allah, apa lagi kalau dibarengi dengan riya, maka ibadah kita tak bernilai apapun, nilai ibadah kita nol, kalau dibarengi dengan riya, ingin di puji atau alasan lainnya yang bukan karena Allah Subhanaahu Wa Ta'ala

Dan kalau mau dihitung-hitung, rasanya tak pantas kita mendapat syurga, tak pantas kita dimasukan ke dalam syurga di akherat nanti,kenapa.........  ?

Karena ibadah kita sedikit sekali, sedangkan dosa kita banyak sekali, hampir tiap hari dosa kita lakukan, ada aja dosa yang kita lakukan, ntah dosa kecil yang tidak kita merasa melakukan sampai dosa yang sengaja dilakukan.

Dari dosa yang disebabkan anggota tubuh, seperti mata, telinga, mulut, tangan, kaki, hati dan lain sebagainya.

Mata berdosa dengan melihat yang bukan haknya, telinga berdosa dengan mendengar hal-hal yang tak baik, mulut berdosa dengan kata-kata yang menyakiti hati orang lain , gibah dan fitnah, begitu juga tangan dan kaki juga berdosa ketika digunakan pada jalan yang dimurkainya.

Sedangkan hati ikut berdosa karena, telah merendahkan orang lain dan mengunjingkannya, walaupun tidak dikatakannya.

Banyak orang mengira bahwa amal ibadahnya sudah banyak sekali, tapi terkadang lupa, karena ibadahanya sering diikuti dengan niat yang keliru alias bukan karena Allah, tapi ingin di katakan pahlawan, bagi yang perang melawan penjajah, ingin dikatakan dermawan bagi yang menyumbang atau beramal dengan harta, atau ingin disebut ilmuwan bagi yang beramal dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Padahal amal apapun namanya, bila niatnya untuk mencari ridho Allah atau semata-mata hanya karena Allah, itulah amal yang insya Allah akan diterimaNya.

Namun bila terjadi sebaliknya, bukan pahala yang didapat, tapi kehinaan dariNya. Bukan syurga yang didapat, bisa jadi malah nereka menjadi tempatnya yang abadi.

Jangan pernah beranggapan bahwa kalau kita masuk syurga ( ingat, kalau........ ! ) itu karena ibadah kita, bukan, bukan ibadah kita yang menyebabkan kita masuk syurga, tapi kasih sayang Allah semata.

Karena kalau ibadah yang menyebabkan kita masuk syurga, malu kita.........!

Ibadah kita amat sangat sedikit sekali, dan kalau untuk membalas satu aja dari karunia Allah yang kita terima selama di dunia, tak akan terbalas, apa lagi untuk mendapatkan syurga Nya.Jadi, masuk syurga atau tidaknya kita nanti, itu urusan Allah, itu hak Allah, kewajiban kita hanya menjalankan perintahNya titik.........!!

Di luar itu......., bukan urusan kita.

Bayangkan aja, dari usia yang begitu banyak setelah di total kurang lebih hanya 5 tahun, itu akumulasi dari sholat kita yang hanya 6 menit setiap waktunya atau (6 menit X 5 waktu ) 30 menit setiap harinya, mari kita hitung :

Satu tahun itu 365 hari dibagi dengan waktu 30 menit setiap harinya kita sholat, maka akan di dapat hanya kurang lebih 12 hari dalam setahun kita sholat.

Nah kalau usia kita misalnya, tarulah mencapai usia 60 tahun, berarti 60 di bagi 12 akan di dapat angka 5, ya hanya 5 tahun dalam asumsi usia 60 tahun, kalau itu jadikan porsentase, maka kita dapatkan angka5:60X100% = 8,33 %.

Bayangkan, kita sholat hanya 8,33 % dari seluruh usia kita yang di asumsikan 60 tahun, itupun di hitung sejak nol tahun, padahal kita mengetahui kewajiban sholat baru jatuh pada usia akil balig, kurang lebih rata-rata usia 15 tahun.

Kalau dipakai rumusan rata-rata ini, maka hitungannya adalah asumsi usia dikurangi usia balig di bagi dua belas yaitu 60-15= 45 : 12= 3,75 tahun, jadi lebih sedikit lagi.

Kalau di jadikan prosentase 3,75:60 X100%= 6,25 %, nah bayangkan, dalam asumsi usia 60 tahun kita hanya sholat, 3,75 tahun alias hanya 6,25 %...!

Itupun kalau sholatnya lengkap 5 waktu setiap harinya dari mulai balig sampai usia 60 tahun, kalau sholatnya bolong-bolong, ya tentu lebih sedikit lagi waktunya untuk sholat.

Nah inilah makanya nabi mengajarkan kita untuk sholat nawafil, sholat-sholat sunnat, seperti sholat rawatib, sholat sunnah tahajud, witir, tarawih, sholat sunnat wudhu dan lain sebagainya, itulah fungsi sholat sunnat, “menambal” sholat-sholat wajib kita, yang bisa saja “bolong-bolong”, bolongnya bukan hanya benar-benar meninggalkan sholat atau niat sholatnya yang salah, bukan karena Allah, tapi riya.

Kembali kepada perhitungan waktu sholat, untuk perempuan lebih sedikit lagi waktu yang dipergunakan untuk ibadah sholat, sebab perempuan akan mendapat “tamu bulanan”, yang rata-rata tarulah 10 hari perempuan tiap bulannya tidak sholat karena mendapat “tamu bulanan “, kalau dihitung 10 (hari) X 6 (menit) X 5 (waktu) =300 menit berkurang setiap bulan, kalau setahun, 300 X 12= 3600 menit, kalau 60 tahun berarti 3600X 60 =216000 menit berkurannya. 216000 menit : 24 = 9000 hari, kalau dijadikan bulan 9000 : 30= 300 bulan, kalau dijadikan tahun di dapat(300 : 12 ) 25 tahun......!!
!
Jadi untuk perempuan asumsi ibadahnya dalam usia 60 tahun di kurangi usia balig lalu dikurangi akumultif “tamu bulanan”nya yaitu 60-15-25 = 20 : 12= 1,66 tahun............!!!

Kalau dijadikan prosentase 1,66:60X100%=2,77 %.

Dengan hasil perhitungan ini, wanita secara rata-rata dalam asumsi usianya yang 60 tahun sholat hanya 1,66 tahun atau hanya 2,77 % saja.......!!!

Astagfirullah Hal adziim....!!!

Makanya Nabi pernah bersabda : “ Dalam ibadah sholat wajib secara rata-rata lelaki ”melebihi “ perempuan”
Maaf perempuan jangan marah dulu..........., banyak kelebihan lain yang dimiliki perempuan di bandingkan laki-laki, misalnya hadist yang berbunyi : “ Syurga di bawah telapak kaki Ibu “ hadist yang lain berbunyi : “ Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita yang sholeha “
Bahagialah wahai kaum wanita, syurga dan dunia ada di tanganmu, yang bicara bukan saya, Nabi sendiri melalui sabdanya.......!!!

Kembali pada ibadah kita, yang bila data atau perhitungan di atas kita jadikan acuan, niscaya kita malu, malu dan malu sekali pada Allah Subhanaahu Wa Ta'ala, ibadah yang begitu sedikit minta syurga, terkadang minta syurga nya pun tak tanggung-tanggung, syurga Firdaus, syurga tertinggi yang tempatnya para rasul dan nabi.

Dengan fakta-fakta tersebut, maka jika di akherat nanti kita masuk syurga, itu semata-mata hanya karunia Allah, bukan karena amalan kita, amalan kita tak cukup untuk memasuk kita ke dalam syurga, amalan kita tak pantas memasukan kita ke syurga, lagi-lagi itu hanya karunia Allah pada kita, itu hanya karena Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang pada kita, kalau tidak karena karunia Allah, maka kita pantasnya di masukan ke neraka.!!!

Mari kita bermohon kepada Allah, agar Dia memberikan karunia Nya kepada kita, bukan karena ibadah kita, tapi karunia Nya !

Ya Tuhan kami, berikanlah kami keselamatan di dunia dan kebahagaian di akherat dan selamatkanlah kami dari neraka .

Ya Alllah, hamba tak pantas masuk syurga Mu, tapi ya Allah, hamba tak sanggup menahan panasnya api nerakaMu, jangan api di neraka Mu ya Allah, api di dunia saja, sudah dapat menghancur leburkan daging dan tulang belulang hamba menjadi debu........!

Ya Allah, lindungi hamba dari azab kubur dan neraka Mu.

Hamba memang tak pantas masuk syurgaMu, tapi neraka Mu, hamba tak mampu membayangkan panasnya, apa lagi memasukinya.

Api dunia saja sudah dapat membakar seluruh tubuh kami dan dapat menghancurkan kami menjadi abu, apalagi api neraka Mu, yang kalau dihitung dengan derajatnya, nyaris tak terhitung....... !

Maka... Ya Allah, selamatkan hamba dari nerakaMu ya Allah, masukan hamba ke dalam syurga Mu yang penuh kenikmatan.

Ya Allah, hamba memang tak pantas masuk syurgamu, malu hamba masuk syurgamu dengan amalan yang sedikit hamba miliki, tapi kemana hamba minta syurga, kecuali pada Mu.........?

Kemana hamba memohon ampun, kecuali kepadaMu..........?

Benar-benar hamba malu, jika dimasukan ke dalam syurga Mu, karunia mata saja tak dapat hamba membalasnya, apa lagi syurgamu yang penuh dengan kenikmatan yang tak terpikir oleh manusia

Amin..........

RAHASIA YANG TERSEMBUNYI DARI MATA DAN TELINGA

Pernahkah terlintas dalam benak Anda mengapa manusia mempunyai dua buah mata yang posisinya di wajah seperti yang kita miliki saat ini........?

Mengapa tidak disamping layaknya kedua telinga kita, atau dibelakang kepala..........?

Tentu saja dengan keterbatasan akal dan pikiran manusia kita tidak akan dapat mencari tahu jawabannya, karena itu semua adalah rahasia dari Allah Subhanaahu Wa Ta'alla yang Maha Agung. Sewaktu orang tua kita mengandung tanpa mereka minta kepada Allah Subhanaahu Wa Ta'alla, secara otomatis kedua bola mata akan berada diwajah kita dan kedua telinga kita akan berada disamping kepala.

Kita hanya bisa menerka apa maksud dibalik pemberian Allah tersebut.

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang.

Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.

Kita tidak dapat merubah apa yang telah lalu.

Masa lalu yang kelam hanya akan menjadi kerikil didalam sepatu yang akan melukai hati dan perasaan bila diingat-ingat kembali dan hanya akan menimbulkan penyesalan.

Masa lalu yang indah merupakan keberhasilan kita dalam menjalani kehidupan untuk menatap masa depan.
Kita dilahirkan dengan dua buah telinga di kanan dan di kiri, untuk bisa mengumpulkan segala informasi baik pujian ataupun kritik, dan menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah.

Tidak perduli dari mana datangnya suara, dari atas, dari bawah, samping kiri, samping kanan suara akan tertangkap oleh kedua telinga yang mencerminkan keseimbangan dalam menerima.

Bila kita berani mengkritik seseorang maka harus dengan jiwa besar pula menerima kritikan dari orang lain.

Apa yang kita anggap berhasil belum tentu orang lain akan menganggapnya sebagai suatu keberhasilan.

Suara pujian dari orang jangan membuat kita menjadi besar kepala dan terlena akan kesuksesan, dan sebaliknya cacian jangan membuat kita menjadi murka dan patah semangat dalam mencari kebenaran.

Kita lahir dengan dua mata dan dua telinga, tapi kita hanya diberi satu buah mulut.

Walaupun hanya satu buah, akan tetapi mulut dapat menyebakan banyak hal, bisa kebaikan bisa pula kejahatan,bisa menguntungkan dan bisa pula merugikan, mulut bisa membunuh, dapat membuat orang yang benar menjadi salah demikian pula sebaliknya.

Tidaklah salah bila ada pepatah yang menyatakan mulutmu harimaumu, maka ingatlah, bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Dengan lisan kita dunia bisa hancur dan dengan lisan kita pulalah dunia ini akan makmur.

Kita lahir hanya dengan sebuah hati jauh di dalam tulang iga kita.

Bila hati sudah disakiti, sekecil apapun, perkaranya bisa menghilangkan nyawa orang sekalipun.

Hati dapat merespon rasa cinta dan rasa benci.

Jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintainya.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah.

Penolakan akan terasa sangat pahit dan menyakitkan di hati.

Kedua kaki kita tidak akan pernah protes untuk di ajak berjalan, walaupun ke tempat maksiat sekalipun, menginjak-injak hak orang lain.

Begitu juga dengan kedua belah tangan ini, mereka tidak pernah menolak sewaktu diperintahkan untuk mengambil apa yang bukan haknya.

Tetapi jangan lupakan suatu hal, sekecil apapun yang pernah kita lakukan tidak akan pernah luput dari pengamatan dan catatan Allah Subhanaahu Wa Ta'alla. dan catatan tersebut tidak pernah salah.

Didunia memang anggota tubuh kita tidak pernah melakukan protes bila diminta melakukan sesuatu.

Tetapi............anggota tubuh akan bersaksi dihadapan Allah untuk melaporkan dan membenarkan apa yang telah pernah kita lakukan semasa didunia.

Ya Allah ya Rob, Ampunkanlah dosa-dosa kami, lindungilah kami selalu dari segala perbuatan tercela, dari segala perbuatan yang Engkau laknat, berikanlah kekuatan dan bimbinglah kami untuk mempergunakan anggota tubuh kami ini dalam kebaikan, dan di akherat nanti kami mohon jangan sampai anggota tubuh ini berbicara tentang keburukan yang telah kami lakukan yang dapat mengurangi timbangan pahala kami ya Allah….