SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

Blogger ini muncul berdasarkan dari beberapa permintaan saudara-saudariku semua..

Alhamdulillah akhirnya tercapai juga dan selesai sudah blogger ini dibuat...

Namun kesempurnaan blogger ini belumlah maximal.

Semoga dihari..hari mendatang dapat disempurnakan blogger ini

Dan blogger ini tercipta dan ada... karena... diri saudara-saudariku semua..

Dan...tiada artinya blogger"NOTE UNTUK KAMU" ini.. jika saudara-saudariku tidak berada didalamnya....

Salam Ukhwah..........

Dec 3, 2012

THANK'S MOTHER


THAK’S MOTHER

Seorang anak bertengkar dengan ibunya dan meninggalkan rumah. Saat berjalan ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.

Ia melewati sebuah kedai bakmi. Ia ingin sekali memesan semangkok bakmi karena lapar. Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu bertanya "Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi?"

"Ya, tetapi aku tidak membawa uang," jawab anak itu dengan malu-malu. "Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu,"jawab si pemilik kedai.

Anak itu segera makan.

Kemudian air matanya mulai berlinang.

"Ada apa Nak..?" Tanya si pemilik kedai.

"Tidak apa-apa, aku hanya terharu karena seorang yg baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi tetapi ibuku sendiri setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah.

Kau seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli padaku.


Pemilik kedai itu berkata "Nak, mengapa kau berpikir begitu...?

Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi & kau begitu terharu.

Ibumu telah memasak bakmi, nasi dll sampai kamu dewasa, harusnya kamu berterima kasih kepadanya.


Anak itu kaget mendengar hal tersebut. "Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu....?

Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak peduli.

Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang.

Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih & cemas.

Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah "Nak, kau sudah pulang, cepat masuk, aku telah menyiapkan makan malam."


Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya & ia menangis di hadapan ibunya.

Sekali waktu kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yg diberikannya pada kita.

Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita sering lupa untuk berterima kasih.

YANG DICINTAI ALLAH DARI AMAL HAMBANYA

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu ia berkata aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam “Amal apa yg paling dicintai Allah Azza Wajalla? beliau menjawab “Shalat tepat pada waktunya”.

Aku bertanya kemudian apa lagi...? beliau menjawab “Berbuat baik terhadap kedua orangtua”. Aku bertanya kemudian apa lagi? beliau menjawab “Jihad fi sabilillah”.

Ia berkata Demikian Rasulullah saw mengabarkannya kepadaku seandainya aku meminta tambahan niscaya beliau menambahkannya”.

Hadis di atas menjelaskan kedudukan dan tingkatan amal di sisi Allah Ta’ala.

Amal yg dimaksud oleh hadis itu adl amal badani sebab amal yg afdhal dan paling dicintai Allah adl beriman kepada-Nya hal ini berdasarkan hadis Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya seseorang telah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Amal apakah yg paling afdhal? beliau menjawab”Iman kepada Allah dan Rasul Nya“.

Ditanyakan kemudian apa lagi? beliau menjawab “Jihad di jalan Allah“. Ditanyakan lalu apa lagi? beliau menjawab “Haji mabrur“.

Dengan demikian kedua hadis yg menerangkan amal paling afdhal tersebut tidak bertentangan sebab masing-masing berdiri menurut konteksnya.

Perlu diketahui pula ada beberapa hadis yg menerangkan keutamaan amal akan tetapi tidak sama urutannya dgn hadis di atas. Untuk mendudukkan hal tersebut Ibnu Hajar berkomentar “Dalam menjelaskan perbedaan jawaban Rasulullah ketika ditanya tentang amal yg paling utama para ulama menerangkan bahwasanya perbedaan jawaban tersebut berdasarkan perbedaan kondisi para sahabat yg bertanya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan kepada tiap kaum sesuai dgn apa yg mereka perlukan dan sukai.
Jihad misalnya pada permulaan Islam adl amal yg paling utama sebab jihad merupakan wasilah utk melakukan berbagai amal tersebut.
Disamping itu banyak nash-nash yg menjelaskan bahwa shalat lbh afdhal daripada zakat tetapi dalam kondisi sangat dibutuhkan dan genting zakat bisa menjadi lbh utama
“.

Di antara dalil yg menguatkan bahwa terdapat derajat dan tingkatan amal di sisi Allah adl sabda Rasulullah “Iman itu ada 73 cabang yg paling tinggi adl kalimah La Ilaha Illallah dan yg paling rendah adl menyingkirkan duri dari jalan dan malu adl termasuk cabang dari iman“.

Hadis yg sedang kita bahas ini juga menguatkan adanya sifat cinta bagi Allah.

Dalam hal ini aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah lah yg menetapkan sifat-sifat bagi Allah secara haqiqi seperti apa yg ditetapkan oleh Allah terhadap diri-Nya sendiri.

Di dalam Al-Qur’an terdapat 43 kali sifat cinta yg dinisbatkan kepada Allah Ta’ala di antaranya adalah “.. dan Allah mencintai orang-orang yg berbuat baik“. . “.. sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yg bertawakkal“. . “.. maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yg bertakwa“. . “.. sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yg berbuat adil“. dan lain sebagainya.

Sebagai bentuk keadilan Allah maka Dia tidak mencintai orang-orang non muslim para pemboros orang-orang yg melampaui batas para perusak orang-orang yg dzalim dan lain-lain.

Disamping itu banyak hadis yg menegaskan bahwa Allah memiliki sifat cinta.

Di antaranya hadis dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkata kepada Abdullah bin Qais “Engkau mempunyai dua sifat yg di cintai Allah yaitu penyayang dan sabar“.

Meskipun kita mengetahui bahwa Allah memiliki sifat cinta tetapi tidak dibenarkan mempertanyakan bagaimana wujudnya sebab jawabannya di luar batas pengetahuan manusia demikian pula halnya dgn sifat-sifat Allah yg lain.

Keutamaan suatu amal atas amal yg lain sebagaimana penjelasan hadis di muka memang disebabkan bahwa amal tersebut lbh utama menurut asalnya.Tetapi keutamaan amal itu atas lainnya terkadang bergeser disebabkan sesuatu hal seperti oleh perubahan waktu dan keadaan.

Banyak contoh yg bisa menjelaskan hal ini. Bertasbih dan menyucikan Allah misalnya ia lbh utama daripada istighfar tetapi pada saat jiwa bergetar hebat krn perasaan dosa maka istighfar lbh utama.

Bahkan terkadang suatu amal yg utama menjadi makruh krn perbedaan situasi dan kondisi seperti bau mulut.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membenci mulut yg berbau ketika berada di tengah masa tetapi pada saat lain beliau bersabda “Sungguh.. bau mulut orang yg sedang berpuasa itu lbh wangi di sisi Allah daripada aroma minyak kasturi“.

Demikian pula dgn rendah hati kepada sesama muslim ia merupakan hal yg utama sebab Allah tidak menyukai orang yg sombong lagi membanggakan diri.

Tetapi sombong dan membanggakan diri ketika menghadapi musuh dan utk menghinggapkan rasa takut di hatinya adl termasuk hal yg utama.

Dalam masalah yg penting ini Ibnul Qayyim menjelaskan “Membaca Al Qur’an lbh utama daripada dzikir sedangkan dzikir lbh utama daripada do’a” jika masing-masing dipandang secara berdiri sendiri.

Tetapi amal yg lbh rendah keutamaannya terkadang bisa menggeser kedudukan amal yg lbh afdhal darinya hal itu seperti bertasbih dalam ruku’ dan sujud.

Bertasbih ketika ruku’ dan sujud lbh utama daripada membaca Al Qur’an pada keduanya bahkan membaca Al Qur’an ketika ruku’ dan sujud justru dilarang.

Demikian pula bertasbih setelah selesai shalat lbh utama daripada membaca Al Qur’an pada waktu yg sama menjawab azan dan menirukan ucapan muazin adl lbh utama daripada membaca Al Qur’an meskipun kita mengetahui bahwa Al Qur’an lbh utama atas semua perkataan manusia sebagaimana keutamaan Allah atas segenap makhluk-Nya tetapi masing-masing ungkapan dan ucapan terdapat maqam dan tempatnya sendiri-sendiri.

Jika pada suatu maqam dan keadaan terdapat ungkapan dan perkataan khusus tetapi justru ia mengeluarkan ungkapan dan perkataaan yg lain maka hikmah dan maslahah yg dicari menjadi hilang dan tidak berpihak kepadanya.

Hal lain seperti orang yg melalaikan membaca Al Qur’an dan zikir krn ketika melakukan keduanya ia tidak bisa khusyu’ kemudian ia berdo’a dan hatinya bisa penuh tunduk dan khusyu’ hanya kepada Allah maka ketika itu do’a lbh bermafaat bagi dirinya meski secara asal membaca Al Qur’an dan zikir lbh utama dan lbh besar pahalanya daripada ber-do’a.

Dan tentu berbeda antara keutamaan sesuatu yg sejak awal memang melekat pada dirinya dgn keutamaan sesuatu krn sebab-sebab luar masing-masing mesti diberi sesuai dgn haknya.

Segala sesuatu harus ditempatkan pas pada tempatnya.

Termasuk dalam bab ini adl bahwa surat Al Ikhlas sama dgn sepertiga Al Qur’an.

Meskipun demikian surat tersebut tidak menyamai ayat-ayat mawaris thalaq khulu’ dan lainnya pada saat ayat-ayat tersebut diperlukan.

Ayat-ayat tersebut tentu lbh bermanfaat daripada membaca surat Al Ikhlas.

Hal-hal seperti inilah yg seyogya-nya diketahui oleh tiap muslim dalam masalah keutamaan amal sehingga ia tidak melalaikan amal yg kurang utama krn mengejar amal yg utama.

Jika demikian maka iblislah yg beruntung merenggut keutamaan itu”.

Pentingnya shalat tepat pada waktunya.

Yang dimaksud shalat disini adl shalat fardhu . Shalat amat agung fadhilah dan pahalanya ia merupakan rukun Islam yg kedua setelah syahadat.

Shalat adl tiang agama agama tidak akan bisa tegak berdiri kecuali dgn menegakkan dan mendirikan shalat. Allah berfirman “.. dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari keji dan munkar“.
Jika suatu umat menegakkan shalat maka mereka akan ditunjuki pada jalan kebaikan dan akan hilang kekejian dan kemunkaran dari mereka.

Perintah mendirikan shalat dan menjaganya banyak kita dapatkan dalam Al Qur’an seperti dalam 2 238 5 12 11 114 17 78 20 14 31 17 dan banyak lagi yg lainnya.

Bagi laki-laki hendaknya memelihara dan melakukan shalat dgn berjamaah di masjid. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda “Barangsiapa mendengar azan tetapi tidak mendatangi maka tiada shalat baginya kecuali krn ada uzur“.

Perintah mendirikan shalat dgn berjamaah atas kaum laki-laki juga berdasarkan hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu yg menceritakan seorang buta yg memohon keringanan dari Nabi utk tidak berjamaah krn tiada seorangpun yg menuntunnya ke masjid namun ketika ia mengaku mendengar azan lantas Nabi mencabut keringanan itu kembali.

Shalat adl termasuk pelebur dosa yg paling agung. Dari Abu Hurairah ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Tahukah kalian jika di depan pintu salah seorang kalian terdapat sungai lalu ia mandi di dalamnya lima kali tiap hari apakah masih tersisa kotoran daripada-nya..?

Mereka menjawab “Tidak akan tersisa sedikitpun kotoran dari padanya“.
Sesungguhnya para munafik itu menipu Allah dan Allah membalas tipuan mereka. Apabila mereka berdiri utk shalat mereka berdiri dgn malas. Mereka bermaksud riya di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali“.

Besok pada hari kiamat shalat adl amal yg pertamakali dihisab.

Dari Abu Hurairah ia berkata Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Sesungguhnya amal seseorang yg pertama kali dihisab pada hari kiamat adl shalatnya. Apabila shalatnya baik maka ia benar-benar beruntung dan berhasil tetapi jika shalatnya rusak maka ia benar-benar merugi.
Jika dari shalat fardhunya ada sesuatu yg kurang maka Allah berfirman “Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah sehingga dengannya shalat fardhunya disempurnakan..?. Kemudian seluruh amalnya dihisab
“.

Nov 22, 2012

BAGI MEREKA YANG MENCARI JALAN-NYA ALLAH MEMBERIKAN PETUNJUK

KEBAHAGIAAN DAN KEBERHASILAN itu memiliki tanda 2 yang bisa ditangkap dan isyarat2 yang tampak.
Tanda2 dan isyarat2 itu adalah saksi peningkatan tahapan yang bisa dicapai .

Diantara tanda2 KEBAHAGIAN & KEBERHASILAN itu adalah :

Bahwa semakin Ilmu seorang hamba bertambah, maka akan bertambah pula kerendahan hatinya serta belas kasihnya. Seperti mutiara yang mahal , semakin dalam tempatnya didasar laut, maka akan semakin tinggi harganya

Dan ORANG YANG BIJAKSANA akan menyadari bahwa ilmu adalah ANUGERAH yang dengannya ALLAH MENGUJINYA. JIka ia mensyukuri dan menerimanya dengan baik, maka ALLAH akan MENGANGKAT DERAJATNYA.

"ALLAH akan meninggikan orang2 yang beriman diantara kamu dan orang 2 yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS Al-Mujadilah :11)

Semakin orang itu bertambah amal perbuatannya akan semakin bertambah pula KEHATI-HATIAN dan rasa takutnya kepada ALLAH. Dia akan semakin berhati2 agar kakinya tidak tergelincir, lisannya tidak kelepasan omongan dan hatinya tidak terbalik. Ia selalu bercermin dan mewanti2 dirinya bak seekor burung yang hati2 setiap kali hinggap di suatu dahan. Dia takut terhadap bidikan peluru pemburu.

Semakin bertambah hartanya, maka semakin ia menjadi lebih DERMAWAN dan semakin banyak memberi. Sebab harta hanyalah barang titipan , sementara yang memberi harta itu adalah si penguji. Semakin meningkat status dan kehormatannya di masyarakat, maka semakin dekat ia dengan masyarakat, mudah memberi dan semakin rendah hati.

Seluruh hamba itu adalah makhluk ALLAH, dan yang paling dicintainya adalah YANG PALING BANYAK MEMBERIKAN MANFAAT PADA SESAMA

Sedangkan tanda2 KESENGSARAAN adalah,

Bahwa semakin bertambah Ilmu seseorang , maka ia akan semakin sombong dan angkuh dalam tindak dan tanduk.

Ilmu nya tidak bermanfaat & hatinya kosong. Semakin kecil NILAI orang2 disekitarnya dan semakin baik prasangkanya terhadap dirinya sendiri.
Rasullullah bersabda :

"Kelak pada hari kiamat, orang yang sombong akan dihimpunkan dalam barisan semut2 kecil yang diinjak2 oleh kaki manusia"

Kehidupan adalah COBAAN DAN UJIAN dari ALLAH bagi hamba2nya. Ada yang dengan ujian ini menjadi bahagia, namun adapula yang dengan ujian ini menjadi sengsara.

Sesungguhnya petunjuk dari ALLAH itu akan datang , bagi mereka yang mencarinya.. Subhanallah , semoga kita semua termasuk golongan orang2 yang diberi petunjuk, serta selamat di dalam menjalani kehidupan dunia, untuk tujuan kemuliaan kelak di akhirat nanti. amin ya Robbal alamin ...

Semoga renungan ini dapat bermanfaat ...

KITAB HITAM IBLIS...TALMUD,

 KITAB HITAM IBLIS...TALMUD ( ARTIKEL PENGETAHUAN )


بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى,
Sebagai bagian dari pembahasan kita berkaitan dengan Yahudi, maka berikut ini akan kita kaji tentang At Talmud, Kitab yang dianggap suci oleh kelompok Zionis Yahudi di seluruh dunia; dimana perilaku dan tindak-tanduk kaum Zionis Isro’iil mengacu pada ayat-ayat Talmudisme tersebut.

Apakah Talmud itu...........?
Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Darul ‘Ulum, Kairo, Prof. Ahmad Syalabi menulis, “Taurat bukanlah satu-satunya kitab suci bagi bangsa Yahudi, tetapi ada riwayat-riwayat lain yang disampaikan dan dibawa oleh para pendeta-pendeta Yahudi secara turun temurun. Riwayat-riwayat inilah yang kemudian dikenal dengan Talmud.” (Muqaranatul Adyan: Al-Yahudiyah, 1990).

Untuk mengkaji perkara At Talmud, ada pula suatu Kitab yakni “Kitaab Isro’iil Al Aswad: Al Kanzu Al Marshuud Fii Fadhoo’ih At Talmuud”. Kitab ini pada mulanya berasal dari buku yang ditulis oleh Dr. August Rohling (1839-1931), seorang Professor pada University of Prague, berjudul “Die polemik und das manschenopfer des rabbinismus”, lalu diterjemahkan kedalam bahasa Arab oleh DR.Yusuf  Hana Nashrullooh (dari Mesir), kemudian diberi kata pengantar oleh seorang ‘alim dari Mesir bernama Syaikh Prof. Dr. Muhammad ‘Abdullooh Asy Syarqowi.

Dan telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul “Talmud, Kitab ‘Hitam’ Yahudi yang Menggemparkan”.

Talmud adalah sebuah kitab yang dianggap suci oleh orang-orang Yahudi, yang berisi ajaran-ajaran agama yang bersifat lisan.

Lebih jelasnya, Talmud adalah kitab ideologi yang menafsirkan dan menjelaskan semua pengetahuan, ajaran, undang-undang kehidupan, moral dan budaya kaum Yahudi Isro’iil.
Pada prinsipnya kitab Talmud terbagi dalam dua bagian:
Pertama, Mishnah merupakan naskah asli dari undang-undang yang dibuat oleh kaum Yahudi untuk kepentingan mereka sendiri, guna melengkapi kitab Taurat (Perjanjian Lama).

Jadi Mishnah adalah merupakan kodifikasi Undang-Undang Lisan (Oral Law atau Oral Tradition) yang pindah dan beredar dari mulut ke mulut para Rahib atau berupa catatan-catatan penjelasan terhadap Syari’at Nabi Musa عليه السلام yang ditulis oleh Rahib-Rahib di kalangan Yahudi.

Kemudian karena mereka merasa takut akan kehilangan syarah-syarah tersebut, maka pada tahun 190-200 M oleh seorang Rahib (Rabbi) Yahudi bernama Judah Hanasi catatan-catatan tafsiran tersebut dikumpulkan menjadi suatu Kitab yang disebut sebagai Mishnah.

Kitab Mishnah ini ditulis dalam bahasa Ibrani Baru atau New Hebrew (yang tidak lagi sama dengan bahasa Ibrani yang digunakan dalam Taurat / Kitab Perjanjian Lama), dimana bahasa Ibrani Baru tersebut telah terpengaruh oleh Bahasa Yunani, Latin dan Parsi.

Kedua, Gemara, yang muncul akibat adanya berbagai perdebatan dan pertikaian pendapat dari para Rahib Yahudi terhadap kandungan Kitab Mishnah.

Sehingga pada abad-abad berikutnya Mishnah itu diberi catatan kaki, komentar, syarah, tafsir dan diberi tambahan penjelasan-penjelasan yang sangat banyak oleh para Rahib Yahudi, dimana penjelasan-penjelasan itu disebut sebagai Gemara.

Dengan demikian Syari’at Nabi Musa عليه السلامtelah bercampur dengan Gemara yang berasal dari para Rahib Yahudi; atau dengan kata lain bahwa campuran antara teks (Mishnah) dan syarah (Gemara) inilah yang menjadi cikal bakal dari munculnya Kitab baru yang bernama Talmud.

Adapun Kitab Gemara ini ditulis dalam bahasa Aramia / Aramaic, sehingga antara Mishnah dan Gemara terdapat perbedaan bahasa yang sangat jauh sekali.

Gemara terdiri atas: Gemara Yerushalmi (Gemara Palestina / Gemara Baitul Maqdis) yang berisi rekaman diskusi para Rahib yang sesungguhnya bukanlah Rahib-Rahib Yahudi yang berada di Palestina, namun adalah Rahib-Rahib Kerajaan yang diketuai oleh Rabbi Jochanna. Gemara Yerushalmiini selesai dikodifikasikan pada sekitar abad ke-5 Masehi. Sementara Gemara Babylonia (Gemara Bavli) adalah hasil rekaman penafsiran kitb Mishnah oleh para RahibYahudi di Babilonia, yang mana penyusunannya selesai sekitar abad ke-6 Masehi.

Mishnah dengan tafsiran Gemara Yerushalmi,disebut sebagai “Talmud Yerushalmi”.

Sedangkan Mishnah dengan tafsiran Gemara Babylonia (Gemara Bavli), disebut sebagai “Talmud Babylonia” (Talmud Bavli).

Secara ringkasnya, Mishnah adalah isi dan Gemara adalah penjelasan.

Keduanya disatukan menjadi satu Kitab yang disebut Talmud.

Talmud Yerushalmi (Talmud Palestina / Talmud Baitul Maqdis)

Naskah Talmud Yerushalmi (Talmud Palestina)
Kalau seseorang menyebutkan kata “Talmud” maka yang dimaksudkan biasanya adalah Talmud Babylonia, oleh karena mayoritas kaum Yahudi kurang mengakui Talmud Yerushalmi sebab ia sangat ringkas dan samar.

Umumnya mereka hanya bersandar pada Talmud Babylonia sebagai prioritas pertama mereka.

Talmud Babylonia (Talmud Bavli)

Naskah Talmud Babylonia (Talmud Bavli)
Kedudukan Talmud dimata Kaum Yahudi
Dr. Augutst Rohling menyatakan, “Kaum Yahudi meyakini bahwa Talmud adalah lebih suci ketimbang Taurat.” (Al Kanzu Al Marshuud Fii Fadhoo’ih At Talmuud, Bab II).
Dr. Joseph Barcklay, penulis buku “Hebrew Literature”, dengan tegas menyatakan bahwa seluruh bagian dari Talmud merupakan pengingkaran terhadap Taurat Musa (Hebrew Literature, hal 40).

Padahal, menurut seorang filsuf yang juga Rabbi Tertinggi bangsa Yahudi pada zamannya, Rabbi Maimonides (Moses bin Maimon, 1190 M), bangsa Yahudi sesungguhnya tidak pernah bisa memastikan dengan tepat satu pun doktrin dari Talmud karena sejarahnya yang sangat kacau-balau.

Maimonides berkata, “Sejak zaman Nabi Musa dulu sampai zaman Rabbi Judah Hanasi (135-220 M), para pendeta Yahudi tidak pernah sepakat tentang kebenaran satu doktrin pun yang ada pada “Undang-Undang Lisan” (Talmud) yang diajarkan secara terbuka.

Para pemimpin agama Yahudi atau nabi dari setiap generasi menulis beberapa catatan tentang kitab tersebut berdasarkan kepada apa-apa yang ia dengar dari guru-guru pendahulunya untuk disampaikan kepada kaumnya
.”

Namun demikian dalam sebuah teks Talmud, salah seorang pendeta / Rahib Yahudi berkata, “Orang yang mempelajari Taurat berarti telah melakukan sebuah keutamaan yang tidak layak diberi imbalan (pahala), orang yang mempelajari Mishnah berarti telah melakukan sebuah keutamaan yang layak diberi imbalan, sedangkan orang yang mempelajari Gemara berarti telah melakukan sebuah keutamaan yang paling besar.” (Babha Metsia, vol.33a)

Bahkan pendeta mereka yakni Rabbi Roski berkata, “Jadikanlah perhatianmu kepada ucapan-ucapan para Rabbi (Talmud) melebihi perhatianmu kepada Syari’at Musa.” (Erubin, vol. 216)

Kemudian dalam buku mereka yang lain yang berjudul “Shaghijan”, disebutkan bahwa, “Barangsiapa yang meremehkan pernyataan-pernyataan para Rabbi (Talmud), maka ia harus dibunuh. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan orang yang meremehkan pernyataan-pernyataan Taurat. Dan tak ada ampun bagi siapa saja yang meninggalkan ajaran-ajaran Talmud dan hanya sibuk dengan Taurat, karena ajaran para Rabbi adalah lebih utama dari ajaran Musa.”
 Pendeta mereka yang lain yakni Rabbi Beshai berkata, “Kalian tidak boleh berteman dengan orang yang hanya mempelajari Taurat dan Mishnah, tetapi tidak mempelajari Gemara.”

Bahkan lebih ekstrim lagi, seorang Rabbi pada tahun 1500 menyebutkan dalam Kitabnya bahwa, “Barangsiapa yang hanya mempelajari Taurat tanpa mempelajari Mishnah atau Gemara, maka sungguh ia tidak bertuhan.”

Jelaslah bahwa Talmud yang bukan merupakan firman Allooh سبحانه وتعالى itu oleh orang-orang Yahudi dianggap lebih baik dan lebih utama daripada Taurat yang merupakan syari’at Nabi Musa عليه السلام dan yang berasal dari Allooh سبحانه وتعالى.

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى,

Dengan mengetahui perkara Talmud ini, teringatlah kita akan firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Aali ‘Imroon (3) ayat 78 :
وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقاً يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُم بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِندِ اللّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِندِ اللّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Artinya:
Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: “Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah”, padahal ia bukan dari sisi Allah.

Mereka berkata dusta terhadap Allah
, sedang mereka mengetahui.”

Ketika ‘Ulama Ahlus Sunnah Al Imaam Ibnu Katsiir رحمه الله menafsirkan QS. Aali ‘Imroon (3) ayat 78  ini, beliau berkata, “Allah سبحانه وتعالى memberitahu tentang Yahudi (– semoga kutukan Allooh سبحانه وتعالى atas mereka –), bahwa diantara mereka ada sekelompok orang yang memutarbalikkan firman Allah سبحانه وتعالى dari posisinya, kemudian menggantinya dan menghapusnya dari maksud yang sebenarnya untuk memberi kebimbangan pada orang-orang bodoh bahwa yang demikian itu terdapat dalam Kitabullaah.

Dan mereka menisbatkannya pada Allah
سبحانه وتعالى, padahal yang demikian itu adalah berdusta atas nama Allah سبحانه وتعالى, sedangkan mereka menyadari bahwa mereka telah berdusta dan mengada-ada semua itu.”

Perhatikan pula firman-Nya dalam QS. Al Baqoroh (2) ayat 79 :
فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَـذَا مِنْ عِندِ اللّهِ لِيَشْتَرُواْ بِهِ ثَمَناً قَلِيلاً فَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُمْ مِّمَّا يَكْسِبُونَ
Artinya:
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu.
Maka
kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.”

Betapa kaum Yahudi Bani Isro’iil telah jauh berpaling dari Taurat / Syari’at Nabi Musa عليه السلام, dan mereka lebih condong kepada Talmud  yang merupakan tulisan Rahib-Rahib (pendeta-pendeta mereka), bahkan menyatakan bahwa Talmud adalah lebih utama daripada Taurat yang datang dari sisi Allooh سبحانه وتعالى.

Naskah ‘Ayat-Ayat Iblis’ Talmud
Di Indonesia, Z.A. Maulani dalam bukunya yang berjudul “Zionisme: Gerakan Menaklukkan Dunia” telah mengkaji perkara At Talmud ini, khususnya pada halaman 88 hingga halaman 109 buku tersebut, beliau (serta berbagai sumber lainnya) memaparkan sejumlah ayat-ayat Talmud yang menjadi dasar segala tindakan kaum Zionis Yahudi terhadap orang-orang non-Yahudi (yang mereka istilahkan sebagai Goyyim atau Gentiles).

Dengan demikian dapatlah kita pahami mengapa kaum Zionis Yahudi bersikap rasialis, memandang rendah bangsa lain, arogan serta gemar menebarkan kebencian, teror serta permusuhan (peperangan) terhadap orang-orang non Yahudi.

Hal tersebut adalah dikarenakan sikap mereka itu dipengaruhi oleh ayat-ayat Talmud yang mereka anggap suci, yakni antara lain adalah sebagai berikut :
1. Talmud mengajarkan ketaatan mutlak pada Rabbi-Rabbi (pendeta-pendeta) Yahudi :
Barangsiapa tidak taat kepada rabbi mereka akan dihukum dengan cara dijerang dalam kotoran manusia yang mendidih di neraka” (Erubin 2b)
2. Talmud memperbolehkan orang Yahudi untuk melakukan kejahatan, asalkan dilakukan secara sembunyi-sembunyi :
Bilamana seorang Yahudi tergoda untuk melakukan kejahatan, maka hendaklah ia pergi ke suatu kota di mana ia tidak dikenal orang, dan lakukanlah kejahatan itu di sana.” (Moed Kattan 17a)
3. Talmud mengajarkan bahwa hukuman menganiaya orang Yahudi adalah hukuman mati :
Jika seorang kafir menganiaya orang Yahudi, maka orang kafir itu harus dibunuh.” (Sanhedrin 58b)
4. Talmud mengajarkan bahwa orang Yahudi boleh menipu orang non-Yahudi :
Seorang Yahudi tidak wajib membayar upah kepada orang kafir yang bekerja kepadanya” (Sanhedrin 57a)
Orang-orang Yahudi harus selalu berusaha untuk menipudaya orang-orang non-Yahudi.” (Zohar I, 168a)
Jika dua orang Yahudi menipu orang non-Yahudi, mereka harus membagi keuntungannya.” (Choschen Ham 183, 7)
Orang Yahudi boleh mengeksploitasi kesalahan orang non-Yahudi dan menipunya.” (Talmud IV/1/113b)
5. Talmud mengajarkan bahwa orang Yahudi mempunyai kedudukan hukum yang lebih tinggi daripada orang non-Yahudi :
Jika lembu seorang yahudi melukai lembu orang Kan’an, tidak perlu ada ganti rugi.
Jika lembu orang Kan’an melukai lembu orang Yahudi, maka orang itu wajib membayar ganti rugi sepenuh- penuhnya
. (Baba Kamma 37b)

Terhadap seorang non-Yahudi tidak menjadikan Orang Yahudi berzina. Bisa terkena hukuman bagi orang Yahudi hanya bila berzina dengan Yahudi lainnya, yaitu isteri seorang Yahudi.
Isteri non-Yahudi tidak termasuk
.”(Talmud IV/4/52b)

Tuhan tidak mengampuni orang Yahudi yang mengawinkan anak perempuannya kepada orang tua, atau memungut menantu bagi anak laki-lakinya yang masih bayi, atau mengembalikan barang hilang milik orang Cuthea (kafir, bukan Yahudi). (Sanhedrin 57a)

6. Talmud mengajarkan bahwa orang Yahudi boleh mencuri barang milik orang non-Yahudi :
Jika seorang Yahudi menemukan barang hilang milik orang kafir, ia tidak wajib mengembalikan kepada pemiliknya.” (Baba Mezia 24a, ayat ini ditegaskan kembali dalam Baba Kamma 113b)
7. Talmud mengajarkan bahwa orang Yahudi boleh merampok dan membunuh orang non-Yahudi :
Jika seorang Yahudi membunuh seorang Cuthea (kafir, bukan Yahudi), tidak ada hukuman mati. Apa yang dicuri oleh seorang Yahudi boleh dimilikinya”. (Sanhedrin 57a)

Kaum kafir adalah di luar perlindungan hukum dan Tuhan membukakan uang mereka untuk Bani Isro’iil.” (Baba Kamma 37b)

Tanah orang non-Yahudi, kepunyaan orang Yahudi yang pertama kali menggunakannya.” (Babba Bathra 54b)

Kepemilikan orang non-Yahudi seperti padang pasir yang tidak dimiliki; dan semua orang (setiap Yahudi) yang merampasnya, berarti telah memilikinya.” (Talmud IV/3/54b)
“Inilah kata-kata dari Rabbi Simeon ben Yohai, “Tob shebe goyyim harog”(“Bahkan goyyim yang baik sekalipun, seluruhnya harus dibunuh.”  (Perjanjian Kecil, Soferim 15, Kaedah 10)

8. Talmud mengajarkan bahwa orang Yahudi boleh berdusta pada orang non-Yahudi :
Orang Yahudi boleh berdusta untuk menipu orang kafir. (Baba Kamma 113a)
Setiap orang Yahudi boleh menggunakan kebohongan dan sumpah palsu untuk membawa seorang non-Yahudi kepada kejatuhan.”(Babha Kama 113a)
9. Talmud mengajarkan bahwa orang non-Yahudi adalah hewan (bukan manusia) :
Semua anak keturunan orang kafir (bukan Yahudi) tergolong sama dengan binatang.”(Yabamoth 98a)
Anak perempuan orang kafir (bukan Yahudi) sama dengan ‘niddah’ (najis) sejak lahir”. (Abodah Zarah 36b)
Orang kafir (bukan Yahudi) lebih senang berhubungan seks dengan lembu.” (Abodah Zarah 22a-22b)
Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang.” (Kerihoth 6b hal.78, Yebamoth 61a)
Orang-orang non-Yahudi harus dijauhi, bahkan lebih daripada babi yang sakit.” (Orachi Chaiim57,6a)
Engkau disebut manusia (Adam), tetapi ‘Goyyim’ (orang non-Yahudi) tidak disebut sebagai manusia.” (Ezekiel 34:31).
Tidak ada isteri bagi non-Yahudi, mereka sesungguhnya bukan isterinya.” (Talmud IV/4/81 dan 82b)
Telah diajarkan: Begitulah (Rabbi) Simeon ben Yohai menerangkan (61a) bahwa kuburan orang ‘goyyim’ tidak termasuk tempat yang suci untuk mendapatkan ‘ohel’ (memberikan sikap ruku’ terhadap kuburan), karena telah dikatakan, wahai domba-domba-Ku yang ada di padang gembalaan-Ku, kalin adalah manusia (Adam)” (Ezekiel 34 : 31), “kalian disebut manusia (Adam), tetapi kaum kafir itu tidak disebut manusia keturunan Adam.” (Yebamoth 61a)

10. Talmud mengajarkan bahwa orang Yahudi boleh melakukan praktek riba hanya pada orang-orang non-Yahudi :
Orang Yahudi boleh mempraktekkan riba terhadap orang non-Yahudi.” (Talmud IV/2/70b)
Tetaplah terus berjual beli dengan orang-orang non-Yahudi, jika mereka harus membayar uang untuk itu.” (Abhodah Zarah 2a T)

11. Talmud mengajarkan bahwa hanya orang-orang Yahudi yang mempunyai kedudukan tinggi disisi Tuhan (Yahweh) :
Tuhan (Yahweh) tidak pernah marah kepada orang-orang Yahudi, melainkan hanya (marah) kepada orang-orang non-Yahudi.” (Talmud IV/8/4a)

12. Talmud mengajarkan bahwa orang-orang Yahudi adalah mulia, sedangkan orang-orang non-Yahudi adalah budak-budak mereka :
Orang-orang non-Yahudi diciptakan sebagi budak untuk melayani orang-orang Yahudi.” (Midrasch Talpioth 225)
Dimana saja mereka (orang-orang Yahudi) datang, mereka akan menjadi pangeran raja-raja.” (Sanhedrin 104a)
Ketika Messiah (Raja Yahudi Terakhir atau Ratu Adil) datang, semuanya akan menjadi budak-budak orang-orang Yahudi.” (Erubin)

13. Talmud mengajarkan bahwa angka kelahiran orang-orang non-Yahudi harus diminimalkan :
Angka kelahiran orang-orang non-Yahudi harus ditekan sekecil mungkin.” (Zohar II, 4b)

14. Talmud bahkan mengajarkan hal-hal yang “aneh” dan tidak sepantasnya :
“….. Adam telah bersetubuh dengan semua binatang, ketika ia berada di surga.” (Yebamoth 63a)
Seorang Yahudi boleh mengawini anak perempuan berumur tiga tahun (persisnya, tiga tahun satu hari.” (Sanhedrin 55b)
Seorang Yahudi diperbolehkan bersetubuh dengan anak perempuan, asalkan saja anak itu berada dibawah sembilan tahun.” (Sanhedrin 54b)
Seorang perempuan yang telah bersetubuh dengan seekor binatang, diperbolehkan menikah dengan pendeta Yahudi. Seorang perempuan Yahudi yang telah bersetubuh dengan jin juga diperbolehkan kawin dengan seorang pendeta Yahudi.” (Yebamoth 59b)
Seorang Rabbi telah mendebat Tuhan dan mengalahkan-Nya. Tuhan pun mengakui bahwa Rabbi itu memenangkan debat tersebut.” (Baba Mezia 59b)

Sesatnya Perkataan dan Ajaran Para Rabbi Penganut Talmud
Adapun, didalam “Kitaab Isro’iil Al Aswad: Al Kanzu Al Marshuud Fii Fadhoo’ih At Talmuud” (tarjamah) halaman 193 – 247, telah dipaparkan berbagai perkataan para Rabbi-Rabbi Yahudi yang menunjukkan tetang kesesatan ajaran Talmud mereka, yang dapat kita simak sebagaimana berikut ini:
Didalam Kitab seorang Yahudi bernama Kraft yang terbit pada tahun 1590 dinyatakan, “Ketahuilah bahwa perkataan para Rabbi lebih utama dari perkataan para Nabi.

Disamping itu, kamu harus mengakui perkataan para Rabbi ini sebagai Syari’at.

Karena perkataan mereka adalah perkataan yang langsung dari Allah.


Apabila seorang Rabbi berkata kepadamu bahwa tangan kanan ada di sebelah kiri ataupun sebaliknya, maka benarkanlah perkataannya itu dan jangan membantahnya
.”

Maimonides, salah seorang cendekiawan Yahudi yang meninggal di awal abad 13, berkata, “Takut kepada Rabbi sama dengan takut kepada Allah.”

Didalam Talmud halaman 74 disebutkan bahwa, “Sesungguhnya ajaran-ajaran para Rabbi tidak boleh dibantah dan diubah walaupun dengan perintah Allah,,,!

Suatu hari terjadi perselisihan antara Allah dan para Rabbi Yahudi tentang suatu masalah. Setelah terjadi perdebatan panjang, akhirnya penyelesaian masalah itu diserahkan kepada salah seorang Rabbi.
Lalu ia memaksa Allah untuk mengakui kesalahan-Nya, setelah Rabbi itu berhasil memutuskan perkara tersebut
.”

Betapa kufurnya pernyataan tersebut,,,,,! Bayangkan, Allah سبحانه وتعالى Pencipta langit dan bumi ini dikatakan tidak lebih baik dari para Rabbi Yahudi. Nauudzu billaahi min dzaalik.

Maka didalam Al Qur’an Surat Al Maa’idah (5) ayat 64, Allooh سبحانه وتعالى melaknat kekufuran orang-orang Yahudi Bani Isro’iil ini dengan firman-Nya sebagai berikut:
وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللّهِ مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُواْ بِمَا قَالُواْ بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيراً مِّنْهُم مَّا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ طُغْيَاناً وَكُفْراً وَأَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاء إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ كُلَّمَا أَوْقَدُواْ نَاراً لِّلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللّهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الأَرْضِ فَسَاداً وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Artinya:
Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dila`nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allooh terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki.

Dan Al Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Robb-mu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka.


Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian diantara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allooh memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allooh tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan
.”

Didalam Talmud juga dinyatakan bahwa, “Bani Isro’iil lebih tinggi derajatnya disisi Allah daripada malaikat. Jika seorang non-Yahudi memukul orang Yahudi, maka seolah-olah orang itu telah memukul Tuhan. Kaum Yahudi (– sebagaimana yang ditulis oleh Rabbi-Rabbi mereka –) adalah bagian dari Allah, seperti seorang anak merupakan bagian dari bapaknya.

Oleh karena itu, disebutkan didalam Talmud bahwa apabila seorang non-Yahudi memukul orang Yahudi, maka orang itu harus mati
.” (Sanhedrin halaman: 2, no: 58)

Betapa hal ini telah dibantah oleh Allooh سبحانه وتعالى dalam firman-Nya yang termaktub pada QS. Al Maa’idah (5) ayat 18 berikut ini :
وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاء اللّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُم بِذُنُوبِكُم بَلْ أَنتُم بَشَرٌ مِّمَّنْ خَلَقَ يَغْفِرُ لِمَن يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَاءُ وَلِلّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ
Artinya:
Orang-orang Yahudi dan Nashroni mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allooh dan kekasih-kekasih-Nya”. Katakanlah: “Maka mengapa Allooh menyiksa kamu karena dosa-dosamu?” (Kamu bukanlah anak-anak Allooh dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya. Dan kepada Allooh-lah kembali (segala sesuatu).


Kemudian didalam Talmud Yerusalem (Talmud Yerushalmi) halaman 94 disebutkan bahwa, “Air mani yang darinya tercipta bangsa-bangsa lain yang berada diluar agama Yahudi, adalah air mani kuda.”

Jadi dalam ajaran Talmud, orang-orang selain orang Yahudi itu adalah binatang, yang mereka anggap sebagai keledai, babi, anjing atau bahkan lebih rendah daripada anjing. dan sebagainya.

Perhatikan pernyataan-pernyataan dalam Talmud sebagaimana berikut ini:
-  “Kaum Yahudi akan menjadi bernajis apabila ia menyentuh kuburan orang-orang non Yahudi, karena mereka itu adalah binatang, bukan manusia.” (Bayamut, no: 6)
-  “Hari-hari raya yang suci bukanlah dijadikan untuk orang-orang asing dan bukan pula untuk anjing-anjing.” (Kitab Keluaran pasal 12 ayat 16)
-  Rabbi Manahem berkata, “Wahai bangsa Yahudi, sesungguhnya kamu adalah keturunan manusia karena rohmu berasal dari roh Tuhan. Adapun ummat-ummat lain adalah tidaklah demikian, karena roh mereka berasal dari roh yang bernajis.”
-  Rabbi Abarbaniel berkata, “Hanya bangsa terpilih saja yang berhak mendapatkan kehidupan yang abadi. Sedangkan bangsa-bangsa lainnya, perumpamaan mereka adalah seperti keledai-keledai. Sehingga, hubungan kekerabatan antara orang-orang Yahudi dan orang-orang non Yahudi tidak terjalin sama sekali, karena tidak mungkin manusia menjalin kekerabatan dengan keledai.”
Kaum Yahudi juga menganggap bahwa rumah-rumah ibadah ummat-ummat lain adalah seperti kandang-kandang binatang.

-  Menurut Rabbi Ariel, “Orang-orang diluar Yahudi adalah sama seperti babi-babi hutan, yang penuh dengan najis.”

Orang-orang Yahudi pun beranggapan bahwa tidak dibenarkan berbuat baik ataupun berbelas kasihan terhadap orang-orang diluar Yahudi, karena dalam anggapan mereka orang-orang non Yahudi tersebut bukanlah manusia.

Simaklah pernyataan para Rabbi Yahudi itu sebagai berikut:
-  “Kamu tidak boleh berbelas kasihan kepada orang gila.” (Sanhedrin halaman 1, no: 92)
-  Rabbi Jarson berkata, “Tidak pantas seorang laki-laki yang shoolih (Yahudi) berbelas kasihan kepada laki-laki yang jahat (non-Yahudi).”
-  Menurut ajaran Talmud, “Orang-orang Yahudi diperbolehkan bersikap munafiq terhadap orang-orang lain yang non-Yahudi.”
Bahkan orang-orang Yahudi beranggapan bahwa bumi ini semata-mata hanyalah milik orang-orang Yahudi, sehingga orang-orang Yahudi bebas menguasai harta bahkan darah (nyawa) orang-orang diluar Yahudi. Perhatikan pernyataan para Rabbi Yahudi tersebut:
- Rabbi Elbo berkata, “Allah telah mengangkat kaum Yahudi sebagai penguasa harta benda ummat-ummat lainnya, bahkan darah (nyawa) mereka.”
-  Rabbi Isha berkata, “Ketika aku lihat pohon anggur telah berbuah, aku menyuruh pembantuku untuk memetik buahnya untukku jika pemilik pohon itu adalah orang asing; tetapi jika pemiliknya adalah orang Yahudi, maka aku tidak mau melakukannya.”

-  Disebutkan didalam Talmud bahwa Rabbi Samuel, salah seorang Rabbi terkemuka Yahudi, berpendapat bahwa, “Mencuri harta orang-orang non Yahudi adalah tidak terlarang dalam Syari’at.” (Ia sendiri pernah membeli bejana emas dari non-Yahudi yang dikira tembaga oleh orang itu.
Dan ia hanya membayar 4 dirham kepada penjual itu, lalu mencuri lagi 1 dirham darinya)
-  Disebutkan didalam Talmud antara lain perkataan Rabbi Levi bin Jarson, bahwa, “Tidak diperbolehkan bagi kaum Yahudi untuk memberi pinjaman kepada orang asing, kecuali dengan jalan riba.”

Namun disisi lain, riba tersebut tidak diperbolehkan untuk diterapkan diantara sesama mereka kaum Yahudi, sebagaimana dijelaskan oleh Rabbi Yashai, “Para Rabbi Yahudi tidak membolehkan untuk mengambil bunga dari orang-orang Yahudi.”

-  Dinyatakan dalam Talmud, “Bunuhlah orang-orang baik yang bukan dari Bani Isro’iil.

DiharAmkan bagi orang Yahudi untuk menyelamatkan orang non-Yahudi dari kematian atau mengeluarkannya dari lubang yang ia terperosok kedalamnya
, karena dengan melakukan itu berarti menjaga kehidupan para penyembah berhala (orang non-Yahudi).”

Bahkan terdapat tambahan keterangan pada Talmud tersebut, “Apabila salah seorang pemuja berhala (orang non-Yahudi) terperosok kedalam lubang, kamu harus menutupi lubang tersebut dengan batu!

Rabbi Raschi berkata, “Diwajibkan melakukan segala cara yang diperlukan supaya penyembah berhala (orang non Yahudi) itu tidak dapat selamat darinya....!”

Oleh karena itu tidaklah heran bahwa peperangan di berbagai belahan dunia ini, terorisme dan permusuhan dilancarkan oleh orang-orang Zionis Yahudi terhadap bangsa lain.

Itu semua adalah “grand design” (rencana besar) mereka.

Merekalah perancang peperangan-peperangan tersebut
, sebagaimana hal ini diakui sendiri oleh mereka.

Perhatikanlah apa yang dikatakan oleh Marcus Ravage (penulis biografi Yahudi Rothschild)pada tahun 1928, dalam esainya yang berjudul “The Real Case Against the Jews” sebagai berikut:
“Anda belum mulai menghargai kedalaman sebenarnya dari kesalahan kita.
Kami adalah penyusup. Kami adalah pengganggu. Kami adalah perusak prinsip-prinsip, korup, subversif
.

Kami telah mengambil alam dunia
anda, cita-cita anda, takdir anda, dan bermain-main malapetaka dengan mereka.

Kami berada dibalik peperangan, bukan hanya perang-perang besar yang terakhir, akan tetapi hampir di semua peperangan
anda, bukan hanya revolusi Rusia akan tetapi di setiap revolusi besar lainnya dalam sejarah anda.
Kami telah membawa perpecahan dan kebingungan serta  frustrasi dalam kehidupan pribadi dan publik dunia.
Kami masih terus
akan melakukannya.
Tidak seorang pun dapat memberitahu berapa lama lagi kami akan terus melakukannya.
”- (The Century Magazine, January 1928, Vol. 115, No. 3, p. 346-350.)

Bisa jadi mereka pula yang berada dibalik peristiwa pengeboman menara kembar WTC New York, tanggal 11 September 2001.

Itu adalah skenario Yahudi, dengan tujuan mendiskreditkan ummat Islam
.

Didalam perhitungan mereka adalahTidak mengapa mengorbankan suatu gedung, untuk mendapat keuntungan yang lebih banyak daripada nilai gedung tersebut.”

Yang demikian itu adalah laksana pepatah “maling berteriak maling”, dimana kaum Muslimin lah yang sejak peristiwa tersebut dipojokkan dengan berbagai tuduhan teroris, islamophobia dan sebagainya; padahal yang demikian itu adalah realisasi mereka kaum Yahudi terhadap ajaran Talmud.

Agar lebih mudah memahami peristiwa 11 September tersebut, silakan lihat berbagai bukti yang terekam dalam video-video youtube berikut ini:
-  Konspirasi 11 September (911 in Plane Site) – 1/5.flv
http://www.youtube.com/watch?v=qujTCuCiDss
-  Konspirasi 11 September (911 in Plane Site) – 2/5.flv
http://www.youtube.com/watch?v=xAXhHolx8PM&feature=relmfu
-  Konspirasi 11 September (911 in Plane Site) – 3/5.flv
http://www.youtube.com/watch?v=aW1rm77XjrU&feature=relmfu
-  Konspirasi 11 September (911 in Plane Site) – 4/5.flv
http://www.youtube.com/watch?v=O4g9Y6ANOlk&feature=relmfu
-  Konspirasi 11 September (911 in Plane Site) – 5/5.flv
http://www.youtube.com/watch?v=RM_5QqGpDak&feature=relmfu
-  Ilmu Arsitek & Teknik – Runtuhnya WTC-7 Oleh Peledakan Bomb!
http://www.youtube.com/watch?v=y_E0k-UqILI&feature=player_embedded#!
-  MISTERI SETAN 15 – KEJANGGALAN WTC 1
http://www.youtube.com/watch?v=hjL5U-2ke9w&feature=relmfu
-  MISTERI SETAN 16 – KEJANGGALAN WTC II
http://www.youtube.com/watch?v=bPIf3LcuPPw&feature=relmfu
-  MISTERI SETAN 17 – KEJANGGALAN WTC III
http://www.youtube.com/watch?v=otr3GtesE98&feature=related

Hal ini pun relevan dengan penjelasan yang datang dari pihak Barat sendiri dimana Texe Marrs, seorang penyelidik (investigator) independen Amerika yang telah menelusuri garis darah Dinasti Bush selama 6 (enam) tahun, menemukan bukti bahwa keluarga besar Bush, termasuk mantan Presiden Amerika Serikat George Walker Bush, merupakan sebuah keluarga yang sangat rajin mempelajari Talmud.

Texe Marrs menjelaskan bahwa, “Dinasti Bush adalah dinasti Yahudi dan mereka menjadikan Talmud sebagai kitab sucinya.
Adalah salah besar menyangka mereka sebagai keluarga Kristiani.
Mereka menunggangi kekristenan untuk menipu warga Kristen dunia.
Padahal, mereka merupakan keluarga Talmudis yang taat
.” (http://www.texemarrs.com/022006/george_w_bush_zionist_double_agent.htm)

George Bush terlihat membawa Kitab Talmud Bavli (Talmud Babylonia) (*)

Presiden-Presiden Amerika (George Bush dan Barrack Obama) terlihat melakukan ritual di tembok ratapan kaum Yahudi (*)

(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto-foto ini tidak di-samarkan.

Jadi menurut ajaran Talmud, adalah patut dan wajar kalau manusia selain Yahudi harus musnah dari muka bumi, karena bumi ini haruslah menjadi milik Yahudi semata-mata.

Harta di dunia ini juga harus menjadi milik Yahudi. Dan orang-orang non-Yahudi harus terlilit hutang oleh riba, yang pada akhirnya semua keuntungan dikeruk untuk kepentingan kaum Yahudi.

Kemudian di dalam ajaran Talmud, orang-orang Yahudi diperbolehkan untuk berzina dengan wanita non Yahudi, karena orang non Yahudi dianggap bukan manusia.

Hal ini dapat disimak dari perkataan Rabbi-Rabbi mereka berikut ini:
-  Rabbi Raschi berkata, “Orang Yahudi tidak berdosa jika menodai kehormatan (memperkosa) wanita non Yahudi karena semua aqad nikah yang dilakukan oleh non Yahudi adalah tidak sah. Wanita yang bukan dari Bani Isro’iil sama seperti hewan, sedangkan aqad nikah diantara seekor hewan dengan hewan lainnya adalah tidak berlaku.”

Pendapat Rabbi Raschi ini disepakati oleh Rabbi-Rabbi lainnya, yakni Rabbi Beshai, Rabbi Levi dan Rabbi Jarson.

Maimonides berkata, Kaum Yahudi berhak memperkosa wanita-wanita yang tidak beriman atau wanita-wanita yang bukan dari golongan Yahudi.”

- Rabbi Tam yang merupakan generasi Yahudi ke-13 di Perancis berkata, Sesungguhnya berzina dengan orang non Yahudi, baik laki-laki maupun perempuan, tidak ada hukumannya, karena orang-orang asing adalah keturunan hewan.”

Oleh sebab itu, Rabbi tersebut mengizinkan wanita Yahudi untuk menikah dengan seorang pria Nashrani yang sudah masuk kedalam agama Yahudi, sekalipun sebelumnya mereka berdua telah lama berpacaran dan melakukan hubungan suami istri. Ini adalah karena perzinaan mereka selama ini tidak dianggap sebuah perzinaan, karena laki-laki itu belum terhitung manusia pada waktu itu.

Perhatikan betapa orang-orang Yahudi dengan ajaran Talmud-nya menyebarkan perzinaan secara meluas di muka bumi.

Merekalah yang berada dibalik pengembangan ide-ide “perlombaan ratu kecantikan”, menciptakan “trend-trend mode dunia” yang terbuka aurotnya, dan berbagai kerusakan yang sesungguhnya sangat disayangkan bahwa banyak diantara kaum Muslimin yang jatuh kedalam gaya hidup (life style) kaum Yahudi ini dan melupakan peringatan Rasuulullah صلى الله عليه وسلم, sebagaimana terdapat dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 7320 dan Al Imaam Muslim no: 2669, dari Shohabat Abu Saa’id Al Khudry رضي الله عنه :
لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللهِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Artinya:
Sungguh kalian akan mengikuti cara hidup dan gaya orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai-sampai mereka masuk kedalam lubang biawak, kalian pun akan mengikuti mereka.”
Kami bertanya, “Wahai Rosuulullooh, apakah orang-orang Yahudi dan Nashroni yang engkau maksudkan?
Rasuulullah صلى الله عليه وسلم menjawab, “Siapa lagi (– kalau bukan mereka – pent.).”

Bukankah banyak diantara kaum Muslimin di zaman sekarang yang menganggap bahwa pacaran sebelum nikah itu adalah “sah-sah” saja,,,,,?

Mereka lupa bahwa itu adalah zina dan dosa.

Dan bahkan sebagian diantara kaum Muslimin dewasa ini merasa heran apabila ada laki-laki Muslim (ikhwan) yang menikahi seorang wanita Muslimah (akhwat) tanpa melalui proses pacaran.

Hal ini diakibatkan gaya hidup “pacaran” yang berasal dari budaya orang-orang Yahudi dan Nashroni tersebut telah menjangkiti sebagian diantara kaum Muslimin zaman sekarang.

Oleh karena itu, wahai Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى, jagalah diri kalian dan keluarga kalian agar jangan sampai tertulari virus-virus gaya hidup yang rusak ini, terutama di zaman sekarang dimana teknologi berkembang begitu pesatnya sehingga program Talmud tersebut bahkan dapat di-install melalui Handphone-Handphone Blackberry.

Mudah-mudahan dengan mengkaji perkara Talmud, menjadikan kaum Muslimin sadar serta dapat membentengi diri agar jangan sampai terperosok kedalamnya.

Dan hendaknya kaum Muslimin benar-benar mencamkan firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Baqoroh (2) ayat 120:
وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ
Artinya:
Orang-orang Yahudi dan Nashroni tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”.
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allooh tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu
.”

Syaikh ‘Abdurrohman As Sa’di رحمه الله ketika menafsirkan QS. Al Baqarah (2) ayat 120 ini berkata sebagai berikut, “Allahسبحانه وتعالى memberitahu Rosuul-Nya صلى الله عليه وسلم bahwa Yahudi dan Nashroni tidak akan ridho, kecuali jika (orang-orang beriman) mengikuti agama mereka.
Karena mereka adalah penyeru pada dien yang mereka (Yahudi / Nashrani) diatasnya, dan mengaku bahwa yang demikian itu adalah petunjuk. Maka katakanlah olehmu pada mereka, “Sesungguhnya petunjuk Allah
سبحانه وتعالى yang aku diutus dengannya adalah petunjuk (Al Huda).
Adapun yang kalian diatasnya adalah Hawa (Nafsu), sesuai dengan firman Allah
سبحانه وتعالى, yang artinya: “Dan jika kamu ikuti hawa-hawa (nafsu) mereka setelah ilmu datang kepadamu, maka sungguh kamu tidak lagi memiliki dari Allah سبحانه وتعالى perlindungan dan pertolongan.”

Maka ini adalah bukti larangan yang besar, tentang mengikuti hawa nafsu-hawa nafsu orang Yahudi dan Nashroni, juga menyerupai mereka dalam perkara yang khas dari agama mereka dan pernyataan ini, betapapun ditujukan untuk Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, akan tetapi ummatnya termasuk didalamnya.
Karena yang menjadi pelajaran adalah umumnya makna, bukan khususnya pembicaraan; sebagaimana pelajaran itu dengan umumnya lafadz, bukan dengan khususnya sebab
.”

Juga firman-Nya dalam QS. Al Baqarah (2) ayat 217:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ اللّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ اللّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىَ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُواْ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُوْلَـئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Artinya:
Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram.

Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Harom dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh.

Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya
.”

Syaikh ‘Abdurrohman As Sa’di رحمه الله ketika menafsirkan QS. Al Baqoroh (2) ayat 217 berkata sebagai berikut, “Allahسبحانه وتعالى  mengkabarkan bahwa mereka (Yahudi/ Nashrani) senantiasa memerangi orang-orang yang beriman. Tujuan mereka bukan pada harta orang-orang mukmin ataupun nyawanya, melainkan tujuan mereka itu adalah untuk mengembalikan orang-orang mukmin dari agama Islam menjadi orang-orang kaafir setelah beriman, sehingga menjadi bagian dari Neraka Sa’iir. Bahkan mereka (Yahudi/ Nashroni) berkorban dengan seluruh kemampuan mereka dalam hal itu, sebagai bentuk upaya sejauh kemampuan mereka.”

TANYA JAWAB
Pertanyaan:
Didalam beberapa kajian lalu dibahas bahwa Syi’ah seringkali bekerjasama dan membantu kepentingan-kepentingan Yahudi.

Namun di berbagai media massa di tanah air kita, pemberitaan yang ada adalah justru sebaliknya, yaitu bahwa Presiden Iran Ahmadinejad sangat bermusuhan dan menunjukkan sikap berani untuk menentang Amerika.

Bagaimanakah sikap kita sebagai Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah terhadap berbagai pemberitaan tersebut.....?

Jawaban:
Ahmadinejad adalah Presiden Iran saat ini, dan Iran adalah negeri Syi’ah. Artinya: Ahmadinejad adalah pimpinan Syi’ah.

Dan Syi’ah sebenarnya adalah teman-teman akrab Yahudi.

Dalam sejarahnya pun Syi’ah didirikan oleh ‘Abdullooh bin Saba’, seorang Yahudi yang berpura-pura masuk Islam, tetapi kemudian menyebarkan fitnah dari dalam diantara kaum Muslimin.
Syi’ah terkenal memiliki strategi Taqiyyah (berpura-pura) didalam berdakwahnya.

Jadi tidak heran apabila Ahmadinejad ditonjolkan sebagai sosok yang memiliki penampilan sederhana, simpatik, berpura-pura melawan dan sangat anti pada Yahudi-Amerika.

Itu semua adalah Taqiyyah mereka dalam menjalankan usaha/ kepentingan Syi’ah.

Namun, jangan kita kaum Muslimin terkecoh; karena dibalik upaya berpura-pura simpatik, dermawan, ilmiah dan sebagainya itu, mereka (Syi’ah) jelas-jelas menyebarkan ‘aqiidah yang sesat, mengatakan bahwa Al Qur’an yang ada sekarang belum lengkap, mencaci maki para Sahabat Rasuulullah صلى الله عليه وسلم dan lain sebagainya.

Bahkan beberapa waktu lalu dalam situs www.detiknews.com, terungkap bahwa Ahmadinejad memiliki nama keluarga yang berasal dari Yahudi. Berikut ini adalah foto close-up dari paspor Presiden Iran Ahmadinejad saat Pemilu di bulan Maret yang mengungkapkan bahwa dia sebelumnya dikenal sebagai Sabourijan, demikian sebagaimana dikutip detikcom dari The Daily Telegraph edisi Sabtu (3/10/2009).
Sabourjian adalah nama keluarga Yahudi dari sekitar Aradan, tempat kelahiran Mahmoud Ahmadinejad, sebelah tenggara ibukota Teheran.

Nama ini berasal dari kata “Penenun dari Sabour“, merujuk pada syal / selendang Yahudi Tallit di Persia.

(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak di-samarkan.
Berikut ini terdapat pula foto-foto yang merupakan fakta yang mengungkapkan kedekatan antara Ahmadinejad dengan para pemuka Yahudi.


(Sumber foto: http://www.dd-sunnah.net/records/view/action/view/id/562/) (*)
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto-foto ini tidak di-samarkan.

Dan apabila anda membaca buku mereka yang berjudul “Madzab Pecinta Ahlul Bait”, maka dalam buku tersebut sama sekali tidak disebut-sebut tentang Sahabat Abu Bakar As Siddiiq, ‘Umar bin Khoththoob, ‘Utsman bin ‘Affan رضي الله عنهم. Semata-mata hanya menyebutkan Ali bin Abi Tholib رضي الله عنه saja. Hal ini dikarenakan mereka menuduh sebagian besar Sahabat Rsuulullah صلى الله عليه وسلم tersebut kaafir setelah beliau صلى الله عليه وسلم meninggal.
Bayangkan, betapa Syi’ah telah bersikap diluar batas terhadap para Sahabat Rasuulullahصلى الله عليه وسلم, yang Allah سبحانه وتعالى sendiri telah ridho pada mereka. Perhatikanlah firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. At Taubah (9) ayat 100:
وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Artinya:
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan merekapun ridho kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”

Berarti Syi’ah mengkufuri QS. At Taubah (9) ayat 100 ini, atau dengan kata lain, Syi’ah menuduh bahwa Rasuulullah صلى الله عليه وسلم gagal dalam berdakwah, karena sebagian besar Sahabat-nya (dalam anggapan Syi’ah) adalah kaafir sepeninggal beliau صلى الله عليه وسلم.

Hal ini jauh berbeda dengan sikap Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah, dimana Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah mencintai para Sahabat Rasuulullah صلى الله عليه وسلم, baik Abu Bakar As Siddiiq, ‘Umar bin Khoththoob, ‘Utsman bin ‘Affan رضي الله عنهم, termasuk pula Ali bin Abi Tholibرضي الله عنه. Mereka semua adalah Amiirul Mu’miniin. Tetapi oleh Syi’ah, hanya Ali bin Abi Tholib رضي الله عنه yang dikultuskan, sementara yang lainnya dikutuk. Oleh karena itu hendaknya kita semua waspada dengan kesesatan yang mereka sebarkan ini.

Hendaknya kaum Muslimin berhati-hati......!

Jagalah ‘Aqiidah dan jangan mudah terpengaruh oleh strategi Taqiyyah orang-orang Syi’ah.
Alhamdulillah, kiranya cukup sekian dulu bahasan kita kali ini, mudah-mudahan bermanfaat.

Kita akhiri dengan Do’a  :
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Link >>>> http://ustadzrofii.wordpress.com/2012/04/27/talmud-kitab-hitam-iblis/


Nov 12, 2012

PERTANYAAN PERTAMA PADA SUAMI DAN ISTRI BAGIAN #3


Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : ”MANISTARAA LI’IYAALIHI SYAI-ANTSUMMA hAMALAHU BIYADIHI ILAIHIM THALLAAHU ‘ANHU DZUNUUBA SAB’IINA SANATAN”. 
“Barang siapa yang membuat gembira hati seorang istri maka ia bagaikan tengah menangis karena takut kepada Allah maka Allah mengharamkan tubuhnya dari api neraka”. 

Rasulullah bersabda : ”Barang siapa yang membuat gembira hatinya seorang wanita, seakan akan menangis karena takut kepada Allah. Dan barang siapa menangis karena takut pada Allah maka Allah mengharamkan tubuhnya masuk kedalam api neraka”. (al hadits) 

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.  bersabda : ’Suatu rumah yang mana didalamnya terdapat anak-anak perempuan, maka setiap hari Allah menurunkan dua belas rahmat dan tidak henti hentinya di kunjungi malaikat.

Dan bagi kedua orang tuanya setiap hari dan malam dicatat seperti ibadah selama tujuh puluh tahun”. 

KEUTAMAAN SHALATNYA WANITA DIRUMAHNYA SENDIRI 

Dalam bagian ini akan membicarakan tentang keutamaan shalatnya orang perempuan (istri) di rumahnya sendiri dan shalatnya itu lebih utama di banding shalat orang perempuan di masjid, sekalipun berjamaah dengan Rasulullah.

Humaid As Sa’idi meriwayatkan tentang seorang perempuan yang datang kepada Rasulullah perempuan itu bertanya : ”Hai Rasulullah, sesungguhnya aku sangat senang jika shalat berjamaah denganmu”. 

Nabi menjawab : ”Aku tau kamu senang shalat berjamaah denganku.

Tetapi..... shalatmu di rumahmu sendiri lebih utama dari pada shalatmu di kamarmu dan shalatmu di kamarmu lebih utama di banding shalatmu diserambi rumahmu dan shalatmu di serambi rumahmu lebih utama di banding shalatmu di masjidku ini”. Yang demikian itu tidak lain untuk menjaga agar ketertutupan dirinya sebagai hak yang perlu di jaga. 

Rasulullah bersabda : ”Sesungguhnya shalatnya orang perempuan di rumahnya lebih baik dari pada shalat di kamarnya, dan sesungguhnyalah shalatnya seorang perempuan di kamarnya lebih baik dari pada shalatnya di serambi rumahnya, dan shalatnya seorang perempuan di serambi rumahnya itu lebih baik dari pada shalatnya di masjid”. (al hadits riwayat Al baihaqi dari Aisyah Ra) 

Rasulullah S.A.W bersabda : ”shalat seorang perempuan di rumahnya lebih utama dari pada shalatnya di kamarnya dan shalatnya di dalam ruangan yang berada di tengah tengah rumahnya lebih baik dari pada shalatnya di serambi rumahnya”. 

Diriwayatkan oleh abi daud dari ibnu mas’ud dan riwayat Al hakim dari Ummu salamah. Rasulullah S.A.W bersabda : ”SHALAATUL MAR- ATI WAHDAHAA TAFDHULU ‘ALAASHALAATIHAA FIL JAM’I BIKHAMSIN WA’ISYRIINA DARAJATAN”.
Shalatnya seorang wanita sendirian menyamai shalatnya dalam berjamaah dengan  memperoleh dua puluh lima derajat“. (di riwayatkan oleh Ad Dailami dari ibnu ‘umar) 

Menurut suatu pendapat, shalat seorang wanita yang demikian itu berlaku bagi perempuan yang masih lajang, yakni belum kawin.

Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : ”INNA AHABBA SHALAATIL MAR-ATI ILALLAAHI FIIASYADDI MAKAANIN FII BAITIHAA” 
“Sesungguhnya shalat seorang wanita yang paling di sukai Allah adalah yang di laksanakan di dalam rumahnya yang gelap”. 

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.  berssabda : ”seseungguhnya seorang istri yang keluar rumah, padahal tidak ada kebutuhan yang teramat mendesak, maka syethan terus memperhatikan dan mengikutinya.

Syetan berkata : ”Jangan kau sia-siakan setiap melewati seseorang kecuali ia kagum padamu”. lalu wanita itu mengenakan busananya.

Ketika di tanya suaminya : ”Hendak kemana kamu.....?”. ia menjawab : ”Aku hendak membesuk orang sakit, atau aku hendak mendatangi upacara pemberangkatan jenazah atau aku hendak shalat di masjid”.

Padahal tidak ada ibadah seorang perempuan yang lebih sempurna kepada Tuhannya kecuali yang di kerjakan di rumahnya sendiri”. 

Diriwayatkan dari Abu Syaibani bahwa, ia melihat Abdullah bin Asy Syayab menghalau perempuan perempuan dari masjid di hari jum’at Ia berkata : ”Keluarlah kalian kerumah masing masing. Hal itu Jauh lebih baik bagi kamu”. 

Di riwayatkan oleh sulaiman Al ‘Lakhami dari Ath Thabrani Di riwayatkan ada seorang perempuan yang berlalu dekat dengan abu hurairah Ra.

Ia berbau sangat harum semerbak. Abu hurairah bertanya : ”Hai perempuan hendak kemana kamu.....?”.

Ia menjawab : ”Hendak ke masjid”. Abu hurairah melanjutkan : ”Kau mengenakan wewangian..?”.

Ia menjawab : ”Yaa”. Abu hurairah berkata : ”Kembalilah, mandi dulu. Sebab aku pernah mendengar bahwa Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : ”Allah tidak akan menerima shalat seorang perempuan yang keluar menuju masjid dengan membawa aroma yang semerbak harum sehingga ia pulang kembali lantas mandi”. (Al hadits) 

Yang di maksud mandi dalam hadits itu adalah menghilangkan bau harum yang di timbulkan dari bau minyak wangi tersebut. jadi maksudnya tidak di hususkan pada mandinya melainkan upaya menghilangkan bau wangi tersebut. 

Rasulullah S.A.W besabda : ”AL MUKHTALI’ATU WAL MUTABARRIJAATU HUNNAL MUNAAFIQAATU”. “Perempuan perempuan yang minta cerai suaminya tanpa ‘udzur dan perempuan perempuan yang memperlihatkan perhiasan (dandananya) kepada orang bannyak mereka termasuk munafik”. (Diriwayatkan oleh Abu na’im dan Ibnu mas’ud) 

LARANGAN BERHIAS DAN BERBUSANA BERLEBIHAN

Di riwayatkan dari Aisyah RA, katanya ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sedang duduk beristirahat di masjid, tiba tiba ada seorang perempuan golongan muzainah terlihat memamerkan dandanannya di masjid sambil menyeret nyeret busana panjangnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : ”Hai sekalian manusia, laranglah istri istrimu (termasuk anak anak remaja perempuan yang mereka miliki) mengenakan dandanan seraya berjalan angkuh di dalam masjid. S
esungguhnya Bani Israil tidak akan dilaknati sehingga kaum perempuan mereka dandanan menyolok (berlebihan) dan berjalan di dalam masjid. (Di riwayatkan Ibnu majah) 

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : ”mana saja seorang perempuan yang mengenakan wewangian, kemudian keluar rumah lalu melewati orang banyak dengan maksud agar mereka mencium bau harumnya, maka perempuan itu termasuk golongan perempuan yang berzina dan setiap mata yang memandang itu melakukan zina (diriwayatkan Ahmad Annasai dan Al Hakim dari Ibnu abu Musa Al Asy’ari) 

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : ”Aku melihat di sorga, ternyata sebagian besar isinya (yakni penghuninya ) adalah golongan orang fakir.
Dan aku melihat neraka ternyata sebagian besar penghuninya kulihat dari golongan orang perempuan”. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, Turmudzi, dari Anas dan diriwayat oleh bukhori dan Turmudzi dari Imran bin Hashin) 

Yang demikian itu di sebabkan karena, mereka sedikit sekali menaati Allah, menaati Rasul-NYA dan menaati suaminya. Sebaliknya mereka lebih suka memamerkan dandannannya (tabaruj).

Dalam pengertiannya yang di sebut “tabaruj” adalah seorang perempuan apabila bermaksud keluar rumah mengenakan pakaian yang lebih bagus dan berdandan mencolok yang tidak biasanya seperti itu. I

a keluar itu dapat mengganggu kaum lelaki, Kalaupun ia bisa menyelamatkan diri, tetapi kaum lelaki tidak akan selamat dari sikapnya. Karena itu Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam.  mengingatkan bahwa, orang perempuan itu segala aurat. 

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : ”Orang perempuan itu segala aurat. Apabila keluar rumah maka syetan memperhatikannya terus untuk menyesatkannya.
Dan yang lebih mendekatkan seorang perempuan kepada Allah adalah jika berada di rumahnya”. 

Dalam Riwayat lain di jelaskan : ”Orang perempuan itu segala aurat, maka pingitlah mereka, Karena manakala seorang perempuan keluar jalan, dan keluarganya berkata : ”hendak kemana kamu.. ?”. Ia menjawab: ”aku hendak membesuk orang sakit, atau aku hendak mengiringi jenazah, maka tidak henti hentinya syetan menggodanya hingga ia mengeluarkan lengannya (yakni ia mengeluarkan sebagian tubuhya). Tidak ada perempuan yang berusaha memperoleh keridhoan Allah seperti kalau dirinya tinggal di rumah, menyembah Tuhannya dan meaati suaminya’. 

Hatim Al Asham mengatakan, Wanita sholehah itu menjadi tiangnya agama dan sebagai pemakmur (yang meramaikan) rumah serta membantu suami melaksanakan ketaatan pada Allah.

Sebaliknya perempuan yang suka melanggar hukum, dapat menghancurkan hati suaminya dengan tertawa. 

Abdullah bin ‘umar Ra mengatakan : ”Tanda tanda perempuan yang shalihah adalah, jika mempunyai kecintaan takut pada Allah dan bersikap qona’ah (menerima apa adanya) terhadap apa yang di berikan Allah. Ia di hiasi sifat pemurah terhadap perkara yang di miliki, ibadahnya baik, berbakti pada suami dan gemar mempersiapkan diri beramal shalih untuk persiapan mati.  

PERTANYAAN PERTAMA PADA SUAMI DAN ISTRI BAGIAN #2


“Mana saja isteri yang menukar pakaiannya dilain rumah dengan maksud sengaja di buka supaya terlihat lelaki lain, maka Allah pasti merobek penutupnya (yakni Allah tidak akan menutupi dosanya ) . (dari ahmad thabrani al-hakim dan al baihaqi) 

Tersebut dalam riwayat Al hakim bahwa, ada salah seorang perempuan bertanya kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam katanya : ”Sesungguhnya putra pamanku bermaksud melamar aku, karena itu jelaskan kepadaku apa saja hak-hak suami atas istrinya.

Jika hak-hak itu sanggup aku jalani niscaya aku siap menikah.
 
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab : ”Diantara hak-hak suami adalah seandainya dari hidungnya mengalir darah atau nanah, maka istrinya menjilatinya maka yang demikian itu belum cukup menunaikan hak-haknya.

Seandainya diperbolehkan seseorang bersujud kepada orang lain, tentu aku perintahkan seorang istri supaya bersujud kepada suaminya”. 

Wanita itu berkata : “Demi dzat yang mengutusmu dengan hak, selama di dunia aku tak akan menikah”. 

Tersebut dalam riwayat diberitakan oleh Aisyah Ra bahwa, ada seorang perempuan datang menghadap Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam seraya berkata : ”Hai Rasulullah, aku ini seorang wanita yang masih muda.

Baru- baru ini aku sedang dilamar seseorang tapi aku belum suka menikah, sebenarnya apa sajakah hak-hak suami atas istrinya itu..........?"
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab : ”Sekiranya mulai dari muka hingga sampai kakinya dipenuhi oleh penyakit bernanah, lalu istrinya menjilati seluruhnya, maka yang demikian itu belum terbilang memenuhi rasa syukur terhadap suami”.

Perempuan muda itu berkata : ”Kalau begitu pantaskah aku menikah?”. 

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.  berkata : ”Sebaiknya menikahlah karena menikah itu baik”. 

Tersebut dalam riwayat At thabrani : ”Sesungguhnya seorang istri terhitung belum memenuhi hak-hak Allah ta’ala sehingga dia memenuhi hak-hak suaminya keseluruhan.

Seandainya suaminya meminta dirinya sementara ia masih berada diatas punggung onta, maka ia tidak boleh menolak suaminya atas dirinya”. (yang di maksud meminta dirinya adalah meminta untuk melayani seksual suaminya). (Al hadits) 

Ibnu Abbas Ra mengatakan, ada seorang perempuan dari kats’am menghadap Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, katanya : ”Aku ini seoarang perempuan yang masih sendirian, aku bermaksud menikah.

Sesungguhnya apa sajakah hakhak suami itu.........?

Beliau menjawab : ”Apabila suami menghendaki istrinya seraya terus menggoda, sementara waktu itu istrinya masih diatas punggung unta, maka ia tidak boleh menolaknya.

Diantara hak suami adalah hendaknya istri jangan memberikan sesuatu apapun dari rumahnya kecuali mendapat izin dari suaminya.

Kalau ia tetap melakukan perbuatan itu, maka ia berdosa dan pahalanya diberikan kepada suaminya.

Diantara hak suami yang lain adalah hendaknya istri jangan berpuasa sunnah kecuali mendapat izin dari suaminya, kalau ia tetap berpuasa maka hanya mendapat rasa lapar dan dahaga, puasanya tidak diterima.

Kalau istrinya memaksa keluar rumah tanpa memperoleh izin dari suaminya maka ia dilaknati para malaikat, hingga kembali dan bertaubat”. (Al hadits) 

Ali Ra mengatakan, aku berkunjung kepada Nabi S.A.W.  bersama Fatimah Ra. Sampai dirumah beliau, kujumpai sedang menangis terisak isak, Aku bertanya : ”Bapak dan Ibuku menjadi tebusan atas kesedihanmu, wahai Rasulullah, apa sebenarnya yang menyebabkan engkau menangis seperti itu?”. 

Rasulullah menjawab : ”Hai Ali pada malam ketika aku di isra’kan kelangit, kulihat berbagai macam kaum wanita dari umatku di siksa dineraka dengan berbagai macam siksaan,

Melihat hal itu aku menangis lantaran beratnnya siksaan yang di timpakan kepada mereka.

Aku melihat ada wanita yang digantung dengan rambutnya dimana otaknya mendidih.

Aku melihat lagi wanita yang di gantung dengan lidahnya, sementara yang mendidih dituangkan ke tenggorokannya.

Aku juga melihat wanita yang kedua kakinya dipasung hingga susu dan kedua tangannya terbelenggu pada ubun-ubunnya.

Sementara Allah memerintah ular dan kalajenging untuk menyiksanya.

Aku juga melihat wanita yang digantung dengan kedua susunya.

Aku melihat pula wanita berkepala babi dan berbadan keledai, ia mengalami beribu-ribu siksaan.

Aku melihat wanita yang berbentuk (berupa) anjing, sementara api neraka membakar dirinya masuk melalui lubang mulutnya dan keluar melalui duburnya, sementara para malaikat memukulimya dengan godam yang panas.

Mendengar semua itu Fatimah Az Zahra bangkit seraya berkata : ”Wahai Kekasihku dan permata hatiku, sesungguhnya perbuatan apakah yang pernah dilakukan mereka, hingga mengalami siksaan seperti itu.....?”. 

Rasulullah menjawab : ”Wahai putriku perempuan yang digantung menggunakan rambutnya sendiri adalah disebabkan ia tidak menutup rambutnya dari pandangan lelaki lain.

Perempuan yang di gantung menggunakan lidahnya disebabkan ia suka menyakiti hati suaminya.

Perempuan yang digantung menggunakan kedua susunya disebabkan ia mengotori tempat tidur suaminya (dia bersetubuh dengan lelaki lain).

Perempuan yang dipasung kedua kakinya pada kedua susu dan kedua tangannya dirantai keubun-ubunnya, sementara Allah memerintah ular dan kalajengking untuk menyiksanya, disebabkan dia tidak mandi jinabat, tidak mandi setelah haid dan meremehkan sholat.

Perempuan yang berkepala babi dan berbadan keledai sesungguhnya perempuan itu suka mengadu-adu lagi pendusta.

Adapun perempuan yang berbentuk anjing sementara api membakar dirinya masuk melalui mulut dan keluar melalui duburnya, sesungguhnya disebabkan dia perempuan yang suka mengungkit ungkit (pemberian kepada suaminya) lagi berhati dengki.

Wahai putriku, celaka sekali istri yang bermaksiat (durhaka) kepada suaminya”. (Al hadits) 

Singkatnya bahwa kedudukan suami bagi istrinya Jika dimisalkan seperti kedudukan orang tua atas anak-anaknya, Sebab ketaatan anak terhadap orang tuanya dan usaha anak mencari keridhaan orang tuanya termasuk wajib. Sebaliknya kewajiban itu tidak berlaku bagi suami. 

PERKARA PENTING Tersebut dalam riwayat dari Abu Hurairah Ra, katanya, suatu hari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjenguk putrinya, Fathimah-.

Sampai di rumahnya, Rasulullah melihat putrinya sedang menggiling tepung sambil menangis.

Rasulullah bertanya : ”Kenapa menangis, Fathimah. Mudah mudahan Allah tidak membuat matamu menangis lagi”. Fathimah menjawab : ”Bapak, aku menangis hanya karena batu penggiling ini, dan lagi aku hanya menangisi kesibukanku dirumah yang datang silih berganti”.

Rasulullah kemudian mengambil tempat duduk disisinya.

Fathimah berkata : ”Bapak demi kemulyaanmu, mintakanlah kepada Alli supaya membelikan seorang budak untuk membantu pekerjaan pekerjaanku membuat tepung dan menyelesaikan pekerjaan rumah”.

Manakala Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam selesai mendengar perkataan putrinya, beliau bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tempat penggilingan.

Beliau memungut segenggam biji-bijian gandum dimasukkan kepenggilingan.

Dan membaca “BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIIMI”

Maka berputarlah alat penggilingan itu karena izin Allah.

Beliau terus memasukkan biji-bijian itu sementara alat penggiling itu terus berputar dengan sendirinya, seraya memuji Allah dengan bahasa yang tidak di pahami manusia.

Hal itu terus berajalan hingga biji-bijian itu habis. Rasululah S.A.W bersabda kepada alat penggilingan itu : ”Berhentilah dengan ijin Allah”.

Seketika alat itu berhenti.

Ia berkata seraya mengutip ayat Al Qur’an : ”Hai orang orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargam dari api neraka, Yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap yang diperintahkanNYA, dan mereka selalu mengerjakan segala apa yang diperintah”. (Qs At Tahrim 6) 

Merasa takut jika menjadi batu kelak akan masuk neraka, demikian tiba tiba batu itu berbicara dengan ijin Allah. Ia berbicara menggunakan bahasa Arab yang fasih.

Selanjutnya batu itu Berkata : ”Wahai Rasulullah, demi dzat yang mengutusmu dengan hak menjadi Nabi dan rasul, seandainya engkau perintahkan aku untuk menggiling biji-bijian yang ada diseluruh jagat Timur dan Barat, niscaya akan kugiling seluruhnya’.

Dan aku mendengar pula bahwa Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : ”Hai batu, bergembiralah kamu sesungguhnya kamu termasuk batu yang kelak di gunakan untuk membangun gedung Fathimah disorga”.

Seketika itu batu penggiling itu sangat bahagia dan berhenti.

Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepada putrinya, Fathimah : ”Kalau Allah berkehendak, hai Fathimah, niscaya batu penggiling itu akan bergerak dengan sendirinya untukmu.

Tetapi Allah berkehendak mencatat kebaikan-kebaikan untuk dirimu dan menghapus keburukan-keburukanmu serta mengangkat derajatmu.

Hai.... Fathimah mana saja seoarang istri yang membuatkan tepung untuk suaminya dan anak anaknya, kecuali Allah mencatat baginya memperoleh kebaikkan dari setiap butir biji yang tergiling,

Dan menghapus keburukkannya serta meninggikan derajatnya.

Hai.... Fathimah mana saja istri yang berkeringat disisi alat penggilingannya karena membuatkan bahan makanan untuk suaminya, kecuali Allah akan memisahkan atas dirinya dan neraka sejauh tujuh hasta.

Hai.... Fathimah mana saja seorang istri yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci baju mereka, kecuali Allah akan mencatat baginya memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang memberikan makan kepada seribu orang yang sedang kelaparandan seperti pahalanya orang yang memberikan pakaian kepada seribu orang yang sedang telanjang.

Hai.... Fathimah mana saja istri yang memenuhi kebutuhan tetangganya, kecuali Allah kelak mencegahnya (tidak memberi kesempatan baginya) Untuk minum air dari telaga Kautsar besok di hari kiamat.

Hai.... Fathimah tetapi yang lebih utama dari pada itu semua adalah keridhoan suami terhadap istrinya. 

Sekiranya suamimu tidak meridhoimu, tentu aku tidak akan mendoakan dirimu”. “Bukankah engkau mengerti, hai Fathimah, bahwa keridhoan suami itu menjadikan sebagian dari keridhoan Allah, dan kebencian suami merupakan bagian dari kebencian Allah.

Hai.... Fathimah, manakala seorang istri sedang mengandung, maka para malaikat memohonkan ampunan untuknya, dan setiap hari dirinya dicatat memperoleh seribu kebajikan dn seribu keburukannya di hapus.

Apabila telah mencapai rasa sakit (menjelang melahirkan) maka Allah mencatat baginya memperoleh pahala seperti pahalanya orang orang yang berjihad di jalan Allah.

Apabila telah melahirkan dirinya terbebas dari segala dosa seperti keadaannya di hari setelah dilahirkannya oleh ibunya”. 
 “Hai Fathimah, mana saja istri yang melayani suaminya dengan niat yang benar, kecuali dirinya terbebas dari dosa-dosanya bagaikan pada hari dirinya dilahirkan ibunya.
Ia keluar dari dunia (yakni mati) kecuali tanpa membawa dosa, ia menjumpai kuburnya sebagai pertamanan sorga, Allah memberinya pahala seperti pahala seribu orang yang naik haji dan berumrah, dengan seribu malaikat memohonkan ampun padanya sampai hari kiamat”. “

Mana saja seorang istri yang melayani suaminya sepanjang hari dan malam, di sertai hati baik, niat yang ikhlas dan niat yang benar, kecuali Allah akan mengampuni semua dosa- dosanya.

Pada hari kiamat kelak dirinya akan di beri pakaian berwarna hijau, dan dicatatkan untuknya pada setiap rambut yang ada di tubuhya dengan seribu kebajikan, dan Allah memberi pahala untuknya sebanyak orang yang pergi haji dan umrah”.
“Wahai Fathimah mana saja seorang istri yang tersenyum manis di muka suaminya, kecuali Allah akan memperhatikannya dengan penuh mendapat rahmat.

Hai..... Fathimah, mana saja seorang istri yang menyediakan tidur bersama suaminya dengan sepenuh hati, kecuali ada seruan yang di tujukan kepadanya dari balik langit:

Hai... perempuan menghadaplah dengan membawa amalmu, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang datang”.
“Wahai Fathimah, mana saja seorang istri yang meminyaki rambut suaminya demikian juga jenggotnya memangkas kumisnya dan memotong kuku-kukunya, Kecuali Allah kelak memberi minum padanya dari “RAHIQIM MAKHTUM”(tuak yang tersegel) dan dari sungai yang terdapat di sorga. bahkan Allah akan meringankan beban sakaratulmaut, kelak dirinya akan menjumpai kuburnya bagai taman sorga. Allah mencatatnya terbebas dari neraka dan mudah melewati shirath(titian)”. 

Pengertian, yang dimaksud “RAHIQ” adalah “AL-KHAMRU ASYSYAFIYATU ATHTHAYYIBATU”, yakni arak yang jernih lagi sangat bagus. Sedangkan makna “MAKHTUM” adalah. ”AL- MAMNU’MIN AN TAMASSAHU YADUN ILAA AN YAFUKKAL ABRAARU KHATMAHU”, yakni tercegah dari penjamahan tangan hingga orang-orang yang baik melepas segalanya. Jelas bahwa barang yang disegel jauh lebih baik ketimbang barang yang mengalir. 

Diriwayatkan dari ibnu mas’ud ari Nabi S.A.W bahwa beliau besabda : ”IDZAA GHASALATIL MAR-ATU TSIYAABA ZAUJIHAA KATABALLAHU LAHAA ALFA HASANATIN WAGHAFARA LAHAA ALFA SAYYI-ATIN WARAFA’A LAHAA ALFA DARAJATIN WASTAGHFARA LAHAA KULLU SYAI-IN THALA’AT ‘ALAIHISY-SYAMSU”. (AL HADITS) 
“ketika seorang istri mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatat untuknya memperoleh seribu kebajikan dan mengampuni seribu keburukannya. meninggikan seribu kali derajat untuknya dan semua barang yang berada di bawah siraman mentari memohonkan ampun untuknya”. 

Aisyah RA mengatakan : Suara penenunan yang dilakukan oleh seorang istri, itu menyamai gemuruh suara takbir dalam perang fi sabilillah. mana saja seorang istri yang memberi pakaian suaminya dari hasil tenunannya, kecuali pada benang tenunan itu tercatat seribu kali kebajikan.