SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

Blogger ini muncul berdasarkan dari beberapa permintaan saudara-saudariku semua..

Alhamdulillah akhirnya tercapai juga dan selesai sudah blogger ini dibuat...

Namun kesempurnaan blogger ini belumlah maximal.

Semoga dihari..hari mendatang dapat disempurnakan blogger ini

Dan blogger ini tercipta dan ada... karena... diri saudara-saudariku semua..

Dan...tiada artinya blogger"NOTE UNTUK KAMU" ini.. jika saudara-saudariku tidak berada didalamnya....

Salam Ukhwah..........

Oct 3, 2011

BAHAGIANYA MENDENGAR TAWA MEREKA

Dimalam yang dingin aku melihat seorang kakek sedang mengayuh sepeda tuanya dan dikeranjangnya terdapat banyak kicir-kicir.

Saat itu aku sedang pulang kuliah diantar temanku

selalu melihat kakek itu dijalan rute setiap ku pulang kuliah.

Aku berfikir dimana anak dan cucunya, kenapa kakek setua itu dibiarkan malam-malam keluar untuk berjualan.

Ingin rasanya aku membeli kicir-kicir itu namun tak kesampaian.

Temanku selalu bawa motor dengan kecepatan tinggi sehingga aku tak berani memberentikan motor temanku mendadak.

Aku takut terjadi tabrakan beruntun.

Terkadang kakek itu berjalan bersebrangan dengan arah ruteku pulang jadi tak bisa beli.
Suatu saat yang mengantarkan aku pulang bukan temanku seperti biasa tetapi teman kuliahku.

Malam itu kakek tua itu melintas persis disamping motor temanku dan aku angsung meminta dia untuk memberentikan motornya.

Aku berjalan menghampiri kakek tua itu untuk membeli kicir-kicirnya.
Aku bertanya kepada beliau “Berapa harga 1 kicirnya kek........?”
Kakek itu menjawab “2000... mbak, mau beli berapa........? 10 ya mbak..”
Ternyata harga yang cukup murah. Aku mengangguk pertanyaan kakek, aku beli 10 kicir itu berharap kakek itu cepat pulang.

Aku bertanya kepada kakek “ kakek bikin sendiri kicirnya.........?”
Sambil mengambil kicir-kicirnya, kakek itu menjawab “iya bikin sendiri”
Waw.. hebatnya kakek itu..
Di malam yang dingin setiap hari beliau harus mengayuh sepeda tuanya.

Berbekal air mineral dibotol yang berisikan 1liter air mineral kakek tu berjualan.

Padahal aku setiap malam pulang kuliah jam 21.00 sampai dengan 22.00 tetapi kakek itu masih berjualan.

Jadi malu aku suka mengeluh.
Sesampai dirumah, adik ku sedang bermain dengan teman-temannya.

Aku panggil dia dan ku berikan semua kicir-kicir itu kepada adik ku.

Adikku sampai heran banyak sekali belinya.

Aku bilang kepada adikku bagi-bagi sama temannya.

Adikku langsung berteriak “Ada yang mau ga........?”.

Teman-temannya langsung pada mendekati adik ku.
Senangnya hari ini aku melihat banyak orang bahagia.

Aku melihat senyum kakek itu ketika ku membeli kicir-kicir itu.

Aku melihat senyum adik ku dan teman-temannya.

Dijalan jadi ramai suara kicir-kicir.

KENAPA KU TAKUT KEHILANGANNYA

Kenapa aku begitu takut akan kehilangannya.

Sepertinya dia akan pergi begitu jauh dan tak kembali lagi pada ku.

Ketika dia bercerita tentang itu aku semakin takut kehilangannya.

Mungkin nanti aku akan dilupakannya, apalagi ketika telah memiliki nama.

Ketika telah memiliki nama nanti pasti jam terbangnya semakin tinggi dan tak akan pernah kembali lagi kesini.

Aku takut kehilangan rasa itu, rasanya yang ia berikan pada ku saat itu.

 Tangan ini mungkin akan kosong karena tak ada lagi genggaman darinya.

Aku semakin khawatir dengan dirinya yaitu dengan tubuhnya.

Aku takut dia menjadi sakit karena lupa untuk mengisi perutnya yang lapar.

Dia sangat sulit untuk mengisi perutnya yang kosong dan terkadang seharian dia tak mengisi perutnya.

Bahkan ketika sakit otaknya masih jalan memikirkan semuanya.

Sulit sekali untuk istirahat. Bagaimana bila aktifitasnya padat lalu dia tidak makan........?

Bagaimana akibat tidak makan dia menjadi sakit........?

Sedangkan aku disini tak bisa merawatnya.

Bagaimana bila nanti sakit dan hanya terbaring dan tak dapat melakukan aktifitasnya...?

Berulang kali aku mengingatkanya agar makan dan minum obat ketika sakit, tapi ucapan ku dihiraukan olehnya.

Sedih diriku tak dapat membantu dan merawat, hanya dapat menatap gambar ini saja.

Apa yang musti ku takutkan, memangnya siapa diriku..........??

Tak ada alasan diriku harus merasa takut, aku bukan siapa-siapa.

Dia dapat pergi kapan saja dia mau, aku tak ada ikatan dengannya.

Tapi.......... mengapa hati ini begitu takut..

Disini Aku hanya dapat berdoa kepada sang maha kuasa agar dirinya selalu di lindungi dan diberi kesehatan yang baik.

Bila memang aku pantas bersanding dengan dirinya, aku berdoa agar hatiku diyakinkan hanya untuknya, bahwa dirinya hanya untuk diri ku seorang.

Dan agar perjalananku dengannya di lancarkan serta dilanggengkan.

DENDAM YANG MERUGIKAN

Dendam merusak dan meracuni batin manusia.

Kenyataan ini nampak dalam kehidupan kia sehari-hari. Betapa dendam dan amarah menguasai hati kita setiap hari.

Dendam melahirkan kekerasan dan kekejaman.

Dendam menciptakan permusuhan yang tidak habisnya. Betapa semenjak kita masih kecil, nafsu amarah dan dendam ini telah menguasai lubuk hati kita sepenuhnya.

Kita akan marah-marah kalau kita diganggu, kalau keluarga kita diganggu, kalau negara kita diganggu, kalau bangsa kita diganggu, kalau milik kita lahir dan batin diganggu.

Dan kita akan membalas.........!

Membalas berlipat ganda! Sejak masih kanak-kanak sudah nampak nafsu dendam ini.

Dipukul sekali baru akan puas kalau membalas dua kal...i!

Hati yang marah baru akan puas kalau sudah menumpahkan kemarahannya berupa makian, balas menghina, memukul dan sebagainya lagi.

Betapa nampak kalau kita mau membuka mata memandang, bahwa satu diantara hal yang mendorong kita men-dendam adalah karena kita selalu ingin menang dari orang lain, tidak mau kalah dalam hal apa pun juga! Kalau orang melakukan kekerasan kepada kita, kita pun tidak mau kalah keras.........!

Kita khawatir disangka takut, disangka pengecut, dianggap tidak berani! Inilah yang mendorong kita menyambut kekerasan orang dengan kekerasan yang lebih hebat lagi.

Dan bagaimana kalau ada orang bersikap baik kepada kita.............?

Kita pun tidak mau kalah, tidak mau kalah baik, ingin dianggap lebih baik lagi.

Buktinya.............??

Kalau anda bermusuhan atau saling marah dan membenci dengan orang lain, cobalah anda mengubah diri dan bersikap manis dan baik.

Akan nampak oleh anda betapa orang itu pun sebaliknya akan mengambil sikap yang lebih manis dan lebih baik pula daripada sikap anda.

Sebaliknya, kalau dia bersikap keras dan congkak, anda akan bersikap lebih keras dan lebih congkak lagi...........!

Kemudian kita melihat bahwa kemarahan itu mengakibatkan hal-hal buruk sekali dalam kehidupan, menimbulkan permusuhan, pertentangan dan kesengsaraan, maka lalu munculah ajaran agar kita belajar sabar.........!

Kita marah dan kita dianjurkan bersabar.

Hal ini seperti terbukti dalam kehidupan kita sehari-hari, sama sekali tidak ada artinya, tidak ada gunanya! Dalam keadaan marah, kita lalu mengendalikan perasaan, menekan kemarahan, dan memaksa diri untuk menjadi sabar.

Memang........, pada saat itu dapat kita menekan kemarahan dan menjadi sabar, namun kesabaran seperti itu adalah kesabaran palsu, kemarahan itu tidak padam, hanya ditekan dan ditutupi belaka.

Seperti api dalam sekam, kelihatannya saja tidak menyala namun sesungguhnya masih membara dan sewaktu-waktu akan berkobar lagi.

Maka.......... nampaklah dalam kehidupan kita betapa apabila belajar sabar itu sama sekali tidak ada gunanya karena kemarahan yang ditekan-tekan itu akan terus-menerus dan selalu muncul dan muncul lagi untuk ditekan dan dikendalikan lagi.

Maka.......... terjadilah perang batin, konflik batin antara kemarahan sebagai kenyataan dan sabar sebagai hal yang kita kehendaki.

Kita lupa........ bahwa kemarahan tidak mungkin dapat dilenyapkan dengan belajar sabar atau dengan keinginan untuk tidak marah! Kotoran tidak mungkin dapat dilenyapkan dengan belajar bersih.............!

Yang penting adalah berani menghadapi kenyataan. Dan kenyataan pada diri kita adalah kemarahan. Itulah faktanya.

Kita marah...........!

Kita keras, kita pendendam, kita kejam.

Inilah kenyataannya........!

Tidak perlu kita lari daripada kenyataan ini dan bersembunyi dibalik selimut kesabaran, kebaikan dan sebagainya.

Semua itu hanya palsu dan munafik belaka.

Lalu apakah kita harus membiarkan saja kenyataan bahwa kita pendendam dan pemarah.........?

Sudah tentu tidak! Kita melihat dengan jelas bahwa harus terjadi perubahan pada diri kita, pada batin kita.

Akan tetapi perubahan itu tak mungkin terjadi kalau hanya dengan jalan menantang kemarahan itu dan ingin menggantikan kedudukannya dengan kesabaran dan kebaikan.

Kita HARUS berubah.............!

Lalu bagaimana caranya untuk melenyapkan kemarahan...............???

Tidak ada cara-nya............ karena kalau disebutkan suatu cara, itu pun palsu dan merupakan penipuan belaka, merupakan pelarian seperti belajar sabar dan mengendalikan perasaan tadi.

Apakah kemarahan itu...........??

Siapa yang marah.........??

Berbedakah kita dengan kemarahan itu............??

Kitalah yang marah.

Kitalah kemarahan itu sendiri! Kemarahan tidak terpisah dari kita............!

Kitalah sumber kemarahan, kitalah pembuat kemarahan, kitalah biang keladinya.

Karena itu, kalau kemarahan tiba, tidak perlu kita lari, tidak perlu kita sembunyi, baliknya, kita hadapi kemarahan itu, kita pandang dengan penuh kewaspadaan, dengan penuh perhatian! Pernahkah anda melakukan hal ini...........??

Biasanya...... kalau kita marah, kita menjadi mata gelap, kita kehilangan kesadaran, kita tidak ingat apa2 lagi, yang ada hanyalah nafsu ingin melampiaskan kemarahan.

Bukankah demikian...........??

Pernahkah dan maukah kita mencoba untuk menghadapi kemarahan itu sebagai suatu fakta, kita  perhatikan kemarahan kita itu penuh kewaspadaan dan ingin kita melihat apa yang terjadi kalau  begitu........!

Karena kemarahan itu pada hakikatnya adalah kita sendiri, maka dengan pengamatan penuh kewaspadaan itu, dengan penuh perhatian itu, kemarahan pun tidak ada.........!

Sebaiknya kita mencoba dalam kehidupan kita sehari-hari yang penuh coba dan kalau sudah tidak ada kemarahan lagi dalam batin kita, perlukah kita belajar sabar?? Kalau kita tidak marah, perlukah kita menekan dan mengendalikan perasaan......??

Dan........ kalau tidak ada kemarahan, tidak ada benci, apa yang timbul dalam hati kita....??

Mungkin mata batin kita baru akan melihat apa artinya CINTA KASIH itu.

Marilah kita membuka lembaran baru.

Kita renungi apa saja yang telah kita lakukan di hari kemarin, agar kita mendapatkan bekal untuk bertindak dikemudian hari.

Lalu kita tata kembali hati kita.........., batin kita dan kita bimbing mereka untuk senantiasa tegar dan  pantang putus asa.

Hilangkan rasa dendam dalam hati, karena itu hanyalah akan membuang kesempatan kita untuk  melakukan perubahan yang selalu kita dambakan agar dikemudian hari kita bisa hidup damai,  tentram.

Maka mulailah itu semua dengan diri sendiri. 

Janganlah kita terlalu menuruti keinginan yang tiada artinya, apalagi sampai merugikan orang lain.

GURATAN PENA HATI UNTUK MU CALON SUAMIKU

Manakala seorang wanita yang mempertaruhkan segalanya untuk Iman dan keyakinannya kepada Rabb-Nya, langkah demi langkah Ia ayunkan dan kampung halamannya yang tercintapun ia tinggalkan, tak lain dan tak bukan untuk mencari cahaya- cahaya ilmu guna mendekatkan dirinya kepada Rob-Nya, dan segala bentuk cintanya ia persembahkan kepada Allah, guna mencari cinta sejati dan hakiki, namun cobaan dan tantanganpun datang silih berganti, termasuk godaan  para pria yang terpesona dengan perisai dirinya yang sholihah itu, namun, hampir-hampir hatinya rapuh dalam godaan dan rayuan yang menjanjikan serta meyakinkan itu.

Namun, sebagai seorang wanita yang lemah tak berdaya, hanya lembaran kertas dan  tinta hitamlah yang dapat mengungkapkan semua isi hatinya guna meneguhkan imannya kepada Rabb-Nya.
Mulailah ia mencoret butiran kata demi kata, kalimat demi kalimat seperti cuplikan di bawah ini

Assalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh

Dear    : Calon Suamiku

Apa kabar imanmu hari ini, ? Masih mengendapkah rasa syukur dalam hati mu. Karena engkau masih mempunyiai kesempatam unruk menghirup udara segar pada hari ini.

Wahai calon suamiku,,
 tahukah engkau,,,,Begitu besar cinta Allah kepada diriku
Disini aku di tempa untuk menjadi  seorang muslimat yang jauh lebih dewasa, agar aku lebih bijak menyingkapi sebuah kehidupan, dan siap mendampingimu kelak, meskipun lelah dan putus asa telah merantai tubuh ini, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.

Manakala hati ini berbicara, kenapa Allah selalu mengujiku, tepat dihatiku, bagian terapuh yang ada pada diriku, namun kini aku tahu jawabannya, Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat dan  mencintainya,

Ujian demi ujian akan aku tempuhi, lika liku perjuanganpun akan aku lewati, Insya Allah semua itu membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah memiliki aku di hatimu,

Calon Suamiku...
Aku tidak tahu, entah dimana dirimu sekarang,,Tapi aku yakin, Allah pun mencintaimu, sebagaimana dia mencintaiku,Aku yakin, dia kini sedang  mendidik dan melatihmu, menjadi salah satu mujahidin  yang kekar dan tangguh, hingga aku pun telah bangga memiliki mu di hati ku kelak,Hanya kesholihan mu yang sangat aku harapkan, semoga sama halnya dengan dirimu, karena kecantikan dan ketampanan akan sirna seiring dengan berputarnya zaman dan berjalannya  waktu.
   
Kalau boleh hati ini jujur, Aku masih sangat haus akan ilmu,namun aku berharap ,berbekal ilmu yang ada saat ini, bisa mengantarkan ku untuk  menjadi  seorang istri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu.

Wahai calon suamiku,,,,
manakala aku masih dalam asuhan Ayah dan ibuku, tak  ada doa yang sering kupanjatkan melainkan  menjadi anak yang sholihah, agar di akhirat kelak mereka bangga telah melahirkan anak seperti diriku.

Namun nanti, setelah menjadi istrimu, doa yang diiringi dengan pengharapan adalah  menjadi pendamping sholihah agar Allah masih memberikan izin untukku guna menjadi salah satu bidadarimu disyurga yang akan  mendampingi dirimu yang sholih
Tak bisa ku tutupi bahwa daku ini pencemburu berat, Tapi kalau Allah dan rasulullah lebih kau cintai dari padaku, aku rela,aku harap begitu pula dirimu

Calon suamiku,,,,
Apabila hanya sebuah gubuk, menjadi perahu pernikahan kita, takkan ku namai dengan gubuk derita, karena itulah markas dakwah kita,dan akan menjadi istana yang sangat indah bila kita hiasi dengan cinta dan kasih. Akan kutunggu waktu yang indah itu, seperti halnya Bunga akan indah pada waktunya, yaitu ketika bermekaran menghiasi taman-taman yang hijau nan mempesona. Meskipun daku bukanlah wanita yang terbaik, namun aku akan berusaha menjadi  yang terbaik dalam mendampingi perjuangan mu.

Calon suamiku
Inilah sekilas butiran kata yang dapat terlukiskan dan tergores oleh tinta hitam, meskipun tidak seindah sang pujangga cinta dalam merangkai kata-kata.

Bersabarlah Calon suamiku.Agar Allah memudahkan jalanmu untuk menjemputku menjadi bidadari hati mu.

Semoga Allah selalu menjagamu agar tak tersentuh yang bukan mahrammu. Meski hanya seujung kuku agar engkau bisa mempersembahkan dirimu seutuhnya untuk diriku, seperti halnya aku yang ingin mempersembahkan diriku seutuhnya hanya untukmu
Wasalam.

Dari  : Wanita yang menanti kehadiranmu.
    Wahai saudara seperjuangan, semua akan indah pada wakunya, tunggulah dan bersabarlah menanti hari dimana Allah menjadikan hari itu merupakan hari bahagia untuk kita. Dan kebahagian yang tidak terbatas, dunia hinggga Akhirat kelak.