SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

Blogger ini muncul berdasarkan dari beberapa permintaan saudara-saudariku semua..

Alhamdulillah akhirnya tercapai juga dan selesai sudah blogger ini dibuat...

Namun kesempurnaan blogger ini belumlah maximal.

Semoga dihari..hari mendatang dapat disempurnakan blogger ini

Dan blogger ini tercipta dan ada... karena... diri saudara-saudariku semua..

Dan...tiada artinya blogger"NOTE UNTUK KAMU" ini.. jika saudara-saudariku tidak berada didalamnya....

Salam Ukhwah..........

Oct 9, 2011

SIFAT ALLAH Al Qawiyyu القوى Maha Kuat

Banyak orang, terutama kaum pria, ingin menjadi kuat. Tak jarang mereka habiskan berjam-jam waktunya (hingga 8 jam lebih) untuk latihan fisik di gym/fitness center agar bisa menjadi kuat.

Bahkan ada yang minum doping/anabolic steroid agar jadi sangat kuat.

Mereka bangga jika disebut orang kuat.
Namun sekuat-kuatnya manusia, tidak ada yang melebihi kekuatan Allah yang Maha Kuat.
Saat lahir, manusia merupakan bayi lemah yang tidak berdaya.
Jangankan mengangkat barbel. Duduk pun dia tak sanggup.

Begitu pula saat mati dan jadi tulang-belulang berserakan, manusia itu tak mampu berbuat apa-apa.

Manusia itu amat lemah. Hanya Allah yang Maha Kuat!
Allah mampu menciptakan jagat raya yang lebarnya 30 milyar tahun cahaya (ini baru perkiraan saat ini).

Sebagai contoh, bumi yang kelilingnya 40 ribu km ini cuma 0,13 detik cahaya kelilingnya.

Lebar jagat raya 7 juta trilyun kali lebih panjang daripada keliling bumi.

Jadi bisa kita bayangkan luasnya jagat raya. Itu baru langit ke 1.

Belum langit ke 2, ke 3, hingga langit ke 7. Dan surga jauh lebih luas daripada dunia.
Jadi bisa kita bayangkan kekuasaan/kekuatan Allah yang mampu menciptakan semuanya dalam sekejap hanya dengan berkata: “Kun...!” (Jadilah........!).

Allah mampu mengangkat/memelihara jagat raya yang amat luas dan teramat berat ini dengan mudahnya hingga tidak jatuh berserakan.
Bahkan petinju terbesar di dunia, Muhammad Ali, yang dulu sesumbar sebagai “The Greatest” setelah masuk Islam sadar dia bukan yang terbesar.

Tetapi yang benar-benar terbesar adalah: Allah! Allahu Akbar! Allah Maha Besar...........!
Muhammad Ali sendiri sekarang sudah tua dan melemah dan terkena penyakit Parkinson.

Namun beliau beruntung sadar dan hidup sebagai seorang Muslim.

Mudah-mudahan dengan tulisan ini, kita jadi yakin bahwa Allah adalah Maha Kuat.

GORESAN PENA SEORANG IBU UNTUK ANAKNYA

Wahai anakku..

25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku.

Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut.

Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi.

Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan.

Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan.

Akan tetapi......... itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.

Aku.......... mengandungmu, wahai anakku........!

Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu gembira tatkala merasakan melihat terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku.

Aku....... merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku.

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun.

Aku........ merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.

Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis.

Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia. Engkau pun lahir.

Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan.

Dengan semua itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit.

Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air ke kerongkonganku.

Wahai anakku..

Telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku.

Saripati hidupku kuberikan kepadamu.

Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu.

Harapanku pada setiap harinya, agar aku melihat senyumanmu.

Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu, itulah kebahagiaanku..........!

Kemudian, berlalulah waktu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun.

Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo’akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.

Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa.

Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu.

Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.

Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini.

Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.

Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat.

Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam.

Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran.

Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.

Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu.

Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang.

Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu.

Setiap kali berderit pintu aku manyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu.

Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon.

Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.

Akan tetapi........, semua itu tidak ada.

Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan.

Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan.

Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.

Anakku..

Ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan.

Yang Ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu.

Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar Ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.

Dan......... Ibu memohon kepadamu, Nak..........!

Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku, jangan engkau buang wajahmu ketika Ibu hendak memandang wajahmu.........!!

Yang Ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik.

Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.

Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit.

Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu. Masih seperti lautan yang tidak pernah kering.

Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.

Sekiranya engakau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu.

Mana balas budimu, nak..........!?

Mana balasan baikmu..........!

Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa.............?!

Akan tetapi kenapa nak! Susu yang Ibu berikan engkau balas dengan tuba.

Bukankah Allah ta’ala telah berfirman, “Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula........?!” (QS. Ar Rahman: 60)

Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu..........?!

Setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu..........?!

Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku.

Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku.

Engkaulah laba dari semua usahaku! Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu...........?

Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu..........?

Terus...., jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantumu.

Semua mereka telah mendapatkan upahnya!? Mana upah yang layak untukku wahai anakku!

Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu.........?

Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Allah ta’ala mencintai orang yang berbuat baik.

Wahai anakku........!!

Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.

Wahai anakku.......!

Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat.

Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki supel, dermawan, dan berbudi.

Anakku..

Tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan..........!?

Bukan karena apa-apa........?!

Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya.

Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya, hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya, hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim..........? !

Wahai anakku.....

Iibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu.

Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik.

Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah ta’ala, sebagaimana dalam hadits: “Orang tua adalah pintu surga yang di tengah. Sekiranya engkau mau, maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!!” (HR. Ahmad)

Anakku........

Aku sangat mengenalmu, tahu sifat dan akhlakmu.

Semenjak engkau telah beranjak dewasa saat itu pula tamak dan labamu kepada pahala dan surga begitu tinggi.

Engkau selalu bercerita tentang keutamaan shalat berjamaah dan shaf pertama.

Engkau selalu berniat untuk berinfak dan bersedekah.

Akan tetapi, anakku..........!

Mungkin ada satu hadits yang terlupakan olehmu.........!

Satu keutamaan besar yang terlalaikan olehmu yaitu bahwa Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Dari

Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia....?

Beliau bersabda: “Shalat pada waktunya”, aku berkata: “Kemudian apa, wahai Rasulullah.........?”

Beliau bersabda: “Berbakti kepada kedua orang tua”, dan aku berkata: “Kemudian, wahai Rasulullah.......!”

Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah”, lalu beliau diam.

Sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya. (Muttafaqun ‘alaih)

Wahai anakku...........!!

Ini aku, pahalamu, tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfak.

Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas...........?!

Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan.

Dia telah gagal dalam usahanya.

Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar.

Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.

Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan.

Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar.

Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu.

Bukankah ridhoku adalah keridhoan Allah ta’ala, dan murkaku adalah kemurkaan-Nya.......?

Anakku.........,

Yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya: “Merugilah seseorang, merugilah seseorang, merugilah seseorang”, dikatakan, “Siapa dia, wahai Rasulullah........?, Rasulullah menjawab, “Orang yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, dan tidak memasukkannya ke surga”. (HR. Muslim)

Anakku.............

Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Allah, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada dokter yang dapat menyembuhkannya.

Aku tidak akan melakukannya, Na..........k! Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku. Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana Ibu tega melihatmu merana terkena do’a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.

Bangunlah Nak..........! Uban sudah mulai merambat di kepalamu.

Akan berlalu masa hingga engkau akan menjadi tua pula, dan al jaza’ min jinsil amal, “Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam” Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.

Wahai anakku.......

Bertaqwalah kepada Allah pada ibumu, peganglah kakinya..........!!

Sesungguhnya surga di kakinya.

Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.

Anakku....

Setelah engkau membaca surat ini,terserah padamu.....!

Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.

Wassalam,

KISAH SYETHAN YANG MENJERUMUSKAN AHLI IBADAH

Dahulu hiduplah seorang ahli ibadah dari kalangan kaum Bani Israil.

Orang tersebut bernama Barshish.

Dia seorang ahli ibadah besar, tinggal di dalam sebuah Sinagog untuk menyembah Allah, tetapi ibadahnya lebih mendominasi ilmunya, padahal orang yang berilmu lebih ditakuti oleh syetan ketimbang seribu orang ahli ibadah.

Setelah dia menyembah Allah, bersujud kepadaNya dan banyak berzikir menyebut nama Allah, Allah bermaksud menguji iman dan keyakinannya.

Ia duduk di Sinagognya, lalu datanglah kepadanya sejumlah lelaki dari kalangan mujahidin Bani Israil. Mereka berkata:" Hai Barshish, sesungguhnya kami bermaksud pergi jihad di jalan Allah, sedang kami mempunyai seorang saudara perempuan yang tinggal di rumah kami disebelah sinagogmu.

Dia tidak ada temannya sesudah Allah, kecuali hanya engkau.

Oleh karena itu kamu harus menjaganya sampai kamu kembali dari jidah."

Barshish menjawab:" Ini merupakan suatu kehormatan bagiku. Aku terima hal ini dengan senang hati."

Mereka pun berangkat berjihad di jalan Allah dan Barshish tinggal di dalam sinagognya menyembah Allah. Selanjutnya datanglah syetan kepadanya dan berkata:"Hai Barshish, sesungguhnya wanita ini berada dalam jaminanmu.

Dia adalah wanita muda yang berada dalam perlindunganmu. Jika engkau biarkan , barangkali dia merasa kesepian.

Sebaiknya engkau julurkan kepalamu setiap pagi hari, lalu engkau ucapkan salam kepadanya. itu sama sekali tidak akan membahayakanmu, karena dia seorang wanita yang memakai hijab."

Barshish pun menerima saran setan, lalu dia mengulurkan kepalanya dan mengucapkan salam kepada wanita itu.

Setan datang lagi untuk kedua kalinya, lalu berkata:"Sebaiknya engkau tinggal di sebelah rumahnya agar dia tidak didatangi oleh lelaki lain atau ditakut-takuti oleh jin yang jahat."

Barshish turun dan tinggal disebelah rumahnya tanpa melihatnya.

Setan datang lagi untuk ketiga kalinya, lalu berkata: " Sesungguhnya dia adalah seorang gadis yang asing lagi kesopanan: keluarganya keluar untuk jihad, maka tiada seorang pun yang menghiburnya atau mengajak ngobrol."

Barshish pun dan turun dan menhiburnya serta mengajaknya ngobrol, sedang gadis itu memakai hijab.

Setan datang lagi untuk keempat kalinya dan berkata: 
"Engkau adalah orang yang alim, cerdas lagi terpelihara oleh Allah dan setan takut kepadamu, maka mendekatlah kamu kepadanya dana ciumlah dia." Akhirnya Barshish terjerumus ke dalam perbuatan keji(zina) dan perempuan itu pun mengandung.

Setelah wanitya itu mengandung, setan berkata kepada Barshish: 
"Apabila saudara-saudara lelakinya datang dan mereka melihat kemungkaran ini, dia akan menceritakan kepada mereka kejadian yang dialaminya denganmu dan orang-orang akan menuduhnmu sebagai pelakunya, maka harga dirimu jatuh di mata mereka. Sebaiknya kamu bunuh saja dia, karena hal ini lebih baik bagimu."

Akhirnya Barshish membunuhnya dan menggali kuburan di dalam rumah wanita itu, lalu menguburkannya.
tidak lama kemudian , datanglah saudara-saudara lelaki wanita itu dari jihad dan mereka bertanya:"Dimanakah saudara perempuan kami........?" Barshish menangis dan menyesal.

Dia mengeluarkan air mata buayannya secara pura-pura demi harga dirinya, lalu menjawab:" Dia sakit keras lalu meninggal.

Dia adalah seorang wanita yang zuhud dan ahli ibadah. Aku kebumikan dia sesudah mendo'akannya."

Mendengar berita itu, mereka menangisi kematian saudara perempuan mereka dan percaya kepada berita barshish itu. Mereka pun tidur malam.

Setan datang kepada saudara tertuanya dan menceritakan kepadanya bahwa sebenarnya Barshish telah berbuat mesum dengannya lalu membunuhnya.

Setan datang kepada saudara yang kedua dan ketiganya dalam mimpinya masing-masing, lalu menceritakan kepada keduanya sebagaimana yang telah ia ceritakan kepada saudara tertua mereka.

Keesokan harinya mereka menceritakan mimpinya masing-masing, lalu mereka sepakat untuk membalas Barshish ata perbuatannya terhadap saudara perempuan mereka.

Mereka berangkat dan membongkar kuburan yang telah ditunjukan oleh setan kepada mereka. ternyata mereka menjumpainya dalam keadaan telah hamil dan mati karena terbunuh.

Setan pun datang kepada Barshis: "Hai barshis, tiada yang dapat menyelamatkanmu, kecuali jika kamu mau bersujud kepada sekali agar aku bisa melindungimu." Akhirnya, Barshish kafir kepada Allah dan mau sujud kepada setan sekali sujud.

Selanjutnya, mereka membunuhnya dan menyalibnya.

( Cerita ini dikutip dari buku "Cambuk Hati" karya Aid AlQarni, diketengahkan oleh Thabari dalam kitab Tafsirnya dan juga Tafsir Ibnu Katsir)


KUMAIL BIN ZIYAD BIN NAHIK AN-NAKH'I MENDAPAT WASIAT DARI DARI ALI BIN ABI THALIB

Kumail bin Ziyad berkata: Ali bin Abi Thalib pernah menarik tanganku dan mengajakku kesisi sebuah jaban (tanah datar diketinggian yang subur).

Setelah kami muncul di padang sahara ia duduk dan menarik nafas, lantas berkata:
Wahai Kumail bin Ziyad........!!!, hati ibarat kantong, maka yang paling baik adalah yang paling bisa menjaga ingatan.

Ingat-ingatlah apa yang saya katakana kepadamu, manusia itu ada 3 macam:

Pertama adalah :
Ulama Robbani


Kedua adalah :
Orang yang berjalan di atas jalan keselamatan

Ketiga adalah:
Manusia liar yang tidak mengenal aturan, yang mengikuti setiap penyeru terhempas kemana arah angina bertiup, tidak diterangi oleh cahaya ilmu serta tidak bersandar pada tiang yang kokoh.

Ilmu.......... itu lebih baik daripada harta......

Ilmu.......... akan menjagamu, sedangkan harta engkaulah yang menjaganya.

Ilmu..........itu berkembang jika diamalkan sedangkan harta menjadi berkurang jika dibelanjakan.

Kecintaan kepada ulama merupakan bagian dari agama yang harus dilaksanakan.

Dengan ilmu menjadikan pemiliknya menjalankan ketaatan selama hidupnya, dan mejadikannya buah bibir setelah kematiannya, sedangkan harta akan hilang beserta kematiannya.

Para penumpuk harta telah mati semasa mereka hidup, sedangkan para ulama tetap hidup sepanjang zaman.

Diri mereka telah wafat akan tetapi karya baik mereka senantiasa terpatri dalam hati.

Sesungguhnya saya di sini (beliau menunjuk kearah dadanya) ada ilmu, jika saya benar ada beberapa tipe orang yang berilmu:

Ada orang yang laqin, tetapi tidak bisa dipercaya memegang amanat.
Ia memakai alat agama untuk dunia.
Ia menggunakan hujjah-hujjah Allah untuk menolak kitab-Nya dan menggunakan nikmat-Nya untuk menyombongkan diri kepada hamba-hamba-Nya.


Adapula orang yang mengikuti pelaku kebenaran tetapi ia tidak mempunya ilmu mengenainya untuk melestarikan kehidupannya.

Keraguan akan muncul di hatinya begitu syubhat pertama menghalanginya. Ini tidak dan itupun bukan.

Ia tidak mengerti dimanakah kebenaran.

Jika ia berkata ia salah, dan jika bersalah ia tidak mengetahui.

Ia merindukan sesuatu yang ia tidak mengetahui hakikatnya.

Ia merupakan ujian bagi sebagian orang yang diuji dengannya.

Yang benar-benar baik adalah siapa yang telah dikenalkan oleh Allah kepada agama-Nya.

Cukuplah seorang itu dikatakan bodoh jika tidka mengenal agamanya, rakus dengan kenikmatan dan mudah dikendalikan oleh hawa nafsu atau terpikat untuk menyimpan dan mengumpulkan harta.

Keduanya tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang mendakwahkan agama dan lebih mirip dengan binatang ternak.

Demikian pula, ilmu itu mati dengan kematian para ulama.

Benar, ya Allah, tidak ada bumi kosong dari orang yang menegakkan hujjah-hujjah Allah dan keterangan-keterangan itu tidak dibantah, merekalah orang-orang yang secara jumlah sedikit, tetapi nilai mereka dihadapan Allah sangatlah besar.

Dengan mereka Allah membela hujjah-hujjah-Nya sehingga mereka menyampaikan kepada orang-orang yang semisal dengannya dan menanamkan dihati orang-orang yang semisal dengannya.

Ilmu telah membukakan hakekat perkara kepada mereka, sehingga mersa mudah dengan apa yang dianggap sukar oleh orang-orang yang melampui batas dan menyukai apa yang dibenci oleh orang-orang yang bodoh.

Yakni orang yang bersahabat dengan dunia dengan jasad yang ruhnya terikat dengan pemandangan yang paling tinggi.

Mereka para ulama penegak hujjah itulah para khalifah Allah dierinya dan para da’I yang mendakwahkan agama-Nya.

Betapa rinduku untuk melihat mereka.

Aku memohon kepada Allah untuk diriku dna dirimu.
Jika kamu ingin berdirilah.

Dikeluarkan oleh abu nuaim dalam hiliyatul Auliya’ (I:79-80).

Melaluinya al-khatib al-baghdadi mengeluarkan dalam al-faqih wal mutafaqih(I:49-50)


Referensi: Wasiat Para Salaf