SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

Blogger ini muncul berdasarkan dari beberapa permintaan saudara-saudariku semua..

Alhamdulillah akhirnya tercapai juga dan selesai sudah blogger ini dibuat...

Namun kesempurnaan blogger ini belumlah maximal.

Semoga dihari..hari mendatang dapat disempurnakan blogger ini

Dan blogger ini tercipta dan ada... karena... diri saudara-saudariku semua..

Dan...tiada artinya blogger"NOTE UNTUK KAMU" ini.. jika saudara-saudariku tidak berada didalamnya....

Salam Ukhwah..........

Sep 8, 2011

CINTA dan NAFSU

Sepasang kekasih yang saling mencinta bernama ranti dan wisnu. Mereka masih duduk di sekolah menengah atas. Mereka sepasang kekasih yang sudah lama menjalin sebuah hubungan cinta, mungkin sering disebut dengan cinta monyet. Hubungan ranti dan wisnu sudah terjalin sejak kelas 1SMA, dimana ketika ranti dan wisnu menjalani ospek di sekolahnya. Saat itu ranti sedang tertatih kesakitan menahan maag yang di derita, tiba-tiba wisnu memberikan sebotol air mineral dan roti. Dari situlah benih cinta tumbuh antara ranti dan wisnu.

Dua tahun berlalu namun jalinan cinta ranti dan wisnu masih bertahan. Ketika menjelang UAN ranti dan wisnu sering belajar bersama. Mereka sering belajar bersama di rumah ranti, orang tua ranti telah kenal dengan wisnu sehingga wisnu di ijinkan belajar dirumah ranti. Sore itu wisnu datang ke rumah ranti dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan. Ranti langsung mengajak wisnu masuk dan mengambilkan handuk serta membuatkan kopi. Entah kenapa tiba-tiba terlintas pikiran yang tidak-tidak dari wisnu dan terjadilah hubungan intim di antara keduanya. Saat itu rumah ranti memang sedang sepi karena keluarganya sedang pergi. Ranti panik dan menangis, dia bingung bila sampai orang tuanya tau. Wisnu pun pusing karena telah merasa bersalah kepada ranti, tapi wisnu berusaha menyakinkan ranti bahwa apapun yang akan terjadi dia akan bertanggung jawab.

Seminggu kemudian ranti mual-mual dan semakin panik karena sampai saat ini dia tidak datang bulan. Ranti berkata pada wisnu sambil menangis. Wisnu memegang erat tangan ranti, dia berkata "sayang aku ga akan tinggalin kamu ko, tapi ga saat ini sayang. Minggu depan kita uan, aku janji setelah lulus aku akan bilang pada ibu kamu bahwa aku akan menikahi kamu. Kita fokus saja pada ujian yang sebentar lagi kita laksanakan ya sayang". Ranti memeluk erat wisnu dan berharap wisnu akan membuktikan janjinya.
UAN telah usai, ranti dan wisnu telah lulus SMA ranti menagih janji wisnu karena takut semakin lama perut ranti membesar. Wisnu memberanikan diri berkata kepada orang tuanya bahwa dia ingin menikah. Orang tua wisnu kaget ketika mendengar cerita dan pengakuan anaknya, ibu wisnu menangis namun apa ada nasi telah menjadi bubur. Wisnu dan kedua orang tuanya pergi ke rumah ranti untuk membicarakan rencana pernikahannya. Orang tua ranti marah sejadi-jadinya dengan wisnu, orang yang telah dipercayainya ternyata menodai anaknya. Ranti menangis dan sujud kepada ibunya. Ibunya mulai menerima dan mengijinkan anaknya menikah, ibunya tak ingin cucu yang dikandung anaknya tak memiliki ayah. Mereka mengadakan akad nikah sebulan kemudian tanpa resepsi. Orang tua ranti malu anaknya hamil lalu menyuruh ranti pergi dari rumah. Kala itu wisnu pun tak memiliki penghasilan dan bingung akan tinggal dimana. Ibu wisnu yang tak tega dengan anaknya mengijinkan wisnu dan ranti tinggal di rumahnya. 

Wisnu dan ranti setiap hari mencari lowongan kerja dan berharap segera mendapatkannya. Sebulan kemudian wisnu dan ranti mendapatkan pekerjaan di perusahaan berbeda. Mereka bekerja giat mengumpulkan uang untuk biaya hidup dan melahirkan. Setiap hari wisnu menjemput ranti sang istri pulang kerja, wisnu takut terjadi apa-apa dengan calon anak dan istrinya.

Beberapa bulan kemudian setelah dirasa uangnya cukup untuk mengontrak rumah, wisnu memutuskan untuk pindah dan membangun keluarganya sendiri. Mereka tinggal disebuah kontrakan satu kamar, walau kecil kontrakannya mereka bahagia karena dapat mandiri. Setiap pagi ranti bangun untuk membuatkan sarapan wisnu sebelum berangkat kerja dan setiap pagi wisnu pun mengantar ranti ke perusahaan tempat ranti bekerja. Mereka bahagia dalam rumah kontrakan yang mereka tempati. Beberapa bulan kemudian usia kandungan ranti menginjak 9bulan. Ranti tidak lagi bekerja, dia cuti dan suaminya wisnu semakin sering menelpon ranti untuk mengetahui keadaan ranti. Wisnu khawatir ranti melahirkan karena ranti dirumah hanya sendiri.
Sore hari ranti merasakan perutnya begitu sakit. Ranti panik dan menelpon wisnu. Setengah jam kemudian wisnu datang dan ranti sudah merintih kesakitan, segeralah wisnu bergegas mengantar ranti ke bidan terdekat. Wisnu menemani ranti diruang melahirkan. Ranti memegang tangan wisnu begitu erat sambil mengatur nafasnya. Wisnu memberikan semangat kepada ranti dan mengelap keringat yang mengalir dikeningnya. Suara tangis bayi terdegar dan seorang mengangkap seorang bayi. Bidan itu berkata pada wisnu “ Selamat anda telah menjadi seorang ayah, anak anda laki-laki”. Wisnu mengucapkan syukur kepada tuhan dan mencium kening istrinya. Wisnu melantunkan adzan di telinga anaknya. Betapa bahagianya wisnu telah dapat merawat istrinya dengan baik sehingga bayi terlahir dari rahim istrinya.
Wisnu menelpon orangtuanya, memberikan kabar bahwa cucunya telah terlahir ke dunia. Wisnu juga menelpon orangtua ranti mengabarkan kepada orang tua ranti bahwa anaknya telah melahirkan. Orang tua wisnu dan ranti datang ke rumah bersalin. Betapa bahagianya  orangtua ranti melihat cucunya, rasa marah kepada wisnu dan ranti hilang ketika itu. Orangtua ranti dan orangtua wisnu saling berebutan untuk memberikan nama kepada cucunya. Ranti dan wisnu begitu bahagia melihat orangtua mereka dapat menerima cucu yang dilahirkan ranti.
Ketika cucunya terlahir ke dunia semua berubah, kehidupan ranti dan wisnu semakin bahagia. Orangtua mereka sering menjenguk cucunya, bahkan orangtua ranti menyuruh ranti agar tinggal dirumahnya agar ada yang membantu ranti merawat anaknya. Namun ranti dan wisnu tidak mau, dia lebih memilih tinggal di kontrakannya. Orangtua ranti dan wisnu tidak menyangka anaknya tinggal di kontrakan yang begitu kecil. Mereka tidak tega melihatnya, mereka ingin memberikan rumah untuk anaknya, namun lagi-lagi ranti dan wisnu tidak mau.
Pekerjaan wisnu pun semakin baik, wisnu naik jabatan dan penghasilannya pun bertambah. Kini wisnu dapat member rumah sendiri dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka begitu bahagia karena tuhan masih memaafkan kesalahan masa lalu, mereka pun bahagia karena tuhan masih ingin membantu keluarganya.

No comments:

Post a Comment