SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

Blogger ini muncul berdasarkan dari beberapa permintaan saudara-saudariku semua..

Alhamdulillah akhirnya tercapai juga dan selesai sudah blogger ini dibuat...

Namun kesempurnaan blogger ini belumlah maximal.

Semoga dihari..hari mendatang dapat disempurnakan blogger ini

Dan blogger ini tercipta dan ada... karena... diri saudara-saudariku semua..

Dan...tiada artinya blogger"NOTE UNTUK KAMU" ini.. jika saudara-saudariku tidak berada didalamnya....

Salam Ukhwah..........

Oct 6, 2011

BERBAKTI...BERBAKTI.....BERBAKTI..........

Banyaknya perceraian terjadi karena istri/suami tidak menyadari posisi masing2.

Begitu pula kadang istri kurang menghormati ibu mertuanya sehingga bisa konflik bukan hanya dengan suami, tapi juga dengan ibu mertuanya.
Padahal Islam sudah mengatur posisi masing-masing.

Ibarat tentara, Ada Jendral, ada Kapten, dan ada Kopral. Kopral harus menghormati Kapten dan Kapten harus menghormati Jenderal. Sehingga ada keteraturan.
Sebaliknya kalau semua merasa jendera, maka yang ada kekacauan.
Meski demikian Islam juga mengajarkan agar pemimpin tidak sewenang-wenang dan menyayangi orang yang dipimpinnya

Seorang suami misalnya punya kewajiban menafkahi secara lahir dan batin pada keluarganya.

Dalam Islam ketaatan ditujukan kepada Allah, kemudian kepada RasulNya, yaitu Nabi Muhammad SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM
.
Setelah itu, seorang pria wajib berbakti kepada ibunya.

Setelah itu kepada ayahnya.
Sebaliknya seorang istri wajib berbakti kepada suaminya.

Tidak pantas seorang istri mengatur-ngatur suami bahkan membuat suaminya takut kepada istri.

Berikut hadits-hadits tentang itu.
Seorang pria harus berbakti pada ibunya,Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seseorang datang menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. dan bertanya: Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik......? Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. menjawab:
Ibumu.

Dia bertanya lagi: Kemudian siapa.........? Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. menjawab: Kemudian ibumu.

Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. menjawab: Kemudian
ibumu.

Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab lagi: Kemudian ayahmu. (Shahih Muslim No.4621)
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Seseorang datang menghadap Nabi saw. memohon izin untuk ikut berperang. Nabi shallallahu alaihi wasallam. bertanya: Apakah kedua orang tuamu masih hidup..?
Orang itu menjawab: Ya. Nabi shallallahu alaihi wasallam. bersabda: Maka kepada keduanyalah kamu berperang (dengan berbakti kepada mereka). (Shahih Muslim No.4623)
Ada pun seorang istri harus berbakti pada suaminya.

Sebab pada ijab-qabul, maka ayah mempelai wanita sebagai wali telah menyerahkan anaknya kepada sang suami.
Seorang istri harus berbakti pada suaminya:
Seorang isteri yang ketika suaminya wafat meridhoinya maka dia (isteri itu) akan masuk surga. (HR. Al Hakim dan Tirmidzi)
Allah Subhanaahu Wa Ta'ala kelak tidak akan memandang (memperhatikan) seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya meskipun selamanya dia membutuhkan suaminya. (HR. Al Hakim)
Hak suami atas isteri ialah tidak menjauhi tempat tidur suami dan memperlakukannya dengan benar dan jujur, mentaati perintahnya dan tidak ke luar (meninggalkan) rumah kecuali dengan ijin suaminya, tidak memasukkan ke rumahnya orang-orang yang tidakdisukai suaminya. (HR. Ath-Thabrani)
Tidak sah puasa (puasa sunah) seorang wanita yang suaminya ada di rumah, kecuali dengan seijin suaminya. (Mutafaq’alaih)
Tidak dibenarkan seorang wanita memberikan kepada orang lain dari harta suaminya kecuali dengan ijin suaminya. (HR. Ahmad)
Tidak dibenarkan manusia sujud kepada manusia, dan kalau dibenarkan manusia sujud kepada manusia, aku akan memerintahkan wanita sujud kepada suaminya karena besarnya jasa (hak) suami terhadap isterinya. (HR. Ahmad)
Tak jarang seorang istri menganggap hina suaminya karena dia lebih kaya daripada suaminya. Penghasilannya lebih besar daripada suaminya.

Padahal itu tidak baik.
Siti Khadijah meski beliau lebih kaya daripada suaminya, namun tetap menghormati dan menyayangi suaminya.
Meski seorang suami berkewajiban memberi nafkah bagi istrinya, namun di zaman sekarang ini banyak suami yang menganggur.

Mereka tak dapat pekerjaan. Meski seorang istri berhak minta cerai, namun ada istri yang tetap sabar.

Meski suaminya menganggur bertahun-tahun, namun dia tetap sabar.

Sebagai gantinya justru dia yang bekerja menghidupi keluarganya.
Meski ada pertengkaran, namun secara keseluruhan istrinya tetap sabar dan terus memotivasi suaminya sehingga suaminya tetap semangat dan tidak putus asa.

Akhirnya suaminya pun dapat bekerja dengan gaji yang tidak kalah besar dengan istrinya sehingga bisa menafkahi keluarganya. Itu jauh lebih baik ketimbang bercerai.

KISAH RASULULLAH BERDIALOG DENGAN GUNUNG

Rasulullah SAW adalah sosok yang selalu dekat dengan umatnya, terbukti dengan seringnya Beliau melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu desa ke desa lainnya agar lebih mengenal umatnya.
Dalam perjalanan yang dilakukan kali ini, Rasulullah SAW mengajak salah satu sahabatnya yang bernama Uqa'il bin Abi Thalib untuk menemani.

Di perjalanan, ada seorang nenek yang tergeletak lemah di jalanan, wajahnya yang tua renta semakin terlihat menyedihkan akibat pucat dan lemas kondisi tubuhnya.
"Apa yang terjadi dengan engkau Wahai Ibu?" tanya Rasulullah SAW.

Nenek yang kondisinya lemah itu pun menjawab,
"Ak...akkkuuuu laaa...paar.."
Mendengar jawaban itu, Rasulullah yang pada saat itu membawa bekal secukupnya, langsung memberikan bekalnya, hingga habislah bekal Rasulullah SAW kala itu.




Meskipun tanpa bekal sedikit pun, Rasulullah SAW dan Uqa'il tetap melanjutkan perjalanan. Setelah perjalanan panjang ditempuh dengan melewati gurun yang panas dan kering, kondisi Rasulullah SAW dan Uqa'il menjadi melemah karena banyak sekali tenaga yang terkuras untuk melewati hamparan pasir dan panasnya yang membuat dahaga semakin hebat.

KEHAUSAN.
Sesampainya di daerah pegunungan, Rasulullah SAW merasa sangat haus dikarenakan jauhnya perjalanan melewati gurun. Lalu Beliau menyuruh Uqa'il untuk mencari minuman dan buah untuk megisi perut.
Uqa'il pun menuruti perintah Nabi, ditelusurinya gunung untuk mencari sumber air dan pepohonan untuk diambil buahnya, namun Uqa'il tidak mendapati sumber air dan hanya buah-buahan saja yang ia dapat.

"Ya Rasul, aku tidak mendapati air di gunung ini, padahal aku sudah mengelilinginya, namun belum aku temukan juga," ujar Uqa'il.

Mendengar penuturan sahabatnya itu, Rasululullah SAW bersabda,
"Hai Uqa'il, dakilah gunung itu dan sampaikanlah salamku kepadanya serta katakan 'Jika padamu ada air, berilah aku minum'," tutur Rasulullah.

Mendengar jawaban Rasulullah yang tidak masuk akal itu, membuat Uqa'il kebingungan dan tidak mengerti.
namun Uqa'il tetap pergi melaksanakan perintah sembari bertanya-tanya dalam hati,
"Apakah Rasul bersungguh-sungguh dengan ucapannya, apa yang harus aku lakukan, menyampaikan salamnya ataukah hanya diam dan balik ke Beliau lagi," ujar Uqa'il dalam hati.

Walaupun pikirannya penuh dengan keheranan, Uqa'il tetap mendaki gunung. Di tengah pendakian, Uqail mendengar suara asing, dan berkata,
"Uqa'il, pergilah mendaki gunung, patuhilah perintah Beliau," perintah suara yang asing itu yang tak lain adalah Malaikat Jibril.
Uqa'il akhirnya sampai pada puncak gunung lalu menyampaikan salam Rasulullah SAW kepada gunung perihal air yang dibutuhkan dia dan Rasulullah.
Setelah menyampaikan salam, Uqa'il pun kembali menuju tempat Rasulullah SAW.

RASUL MEMERINTAH GUNUNG.
Sesampainya di dekat Rasulullah SAW, betapa kagetnya Uqa'il ketuka melihat Rasulullah berbicaradengan gunung.
"Wahai tauladanku Muhammad, maafkan aku dikarenakan menghambat perjalanan engkau dengan tidak menyediakan air ketika engkau datang.
Aku takut engkau tidak memaafkanku, jika itu terjadi pasti aku merasakan panasnya api neraka," ungkap gunung itu.

Mendengar suara yang berasal dari gunung, membuat Uqa'il semakin bingung dan sekaligus takjub kepada Rasulullah, dikarenakan salah satu ciptaan Allah yang tidak bernyawa itu dapat berbicara dengan Beliau.
"Aku akan memaafkan kamu, tapi bolehkah aku minta sedikit air untuk membasahi tenggorokanku," tutur Rasulullah.

"Dakilah gunung ini hingga sampai puncaknya, setelah sampai, berjalanlah berbelok menuju tempat yang dipenuhi dengan bebatuan besar yang melingkar, di tengahnya terdapat sumber air dan buah-buahan untuk bekal engkau, Wahai Rasulullah," jelas gunung itu kepada Rasul.

Uqa'il berserta Rasulullah SAW akhirnya mendaki gunung itu kembali dan Beliau berjalan sesuai dengan perintah gunung. Sesampainya di tempat yang dijelaskan gunung tersebut, Uqa'il sangat terkejut karena ketika mengelilingi gunung itu tadi, Uqa'il tidak mendapati tempat seindah itu yang terdapat sumber air sangat jernih dan banyaknya pohon yang berbuah segar dan nikmat.

PERJALANAN RASULULLAH TUMBANGKAN PERSEPSI KEKERASAN

Masyarakat jahiliah adalah masyarakat yang beringas, barbar, dan bersikap keras.

Kebanggaan mereka adalah ketika mampu menyelesaikan segala permasalahan dengan kekerasan dan peperangan.

Mereka merendahkan klan yang kalah, lemah, dan sering kalah dalam peperangan.

Kuda, pedang, dan anak laki-laki yang kuat merupakan simbol yang dibanggakan masyarakat jahiliah di zaman Rasulullah SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM. Dalam kondisi seperti itulah Rasulullah SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM diutus Allah SUBHANAAHU WA TA'ALA untuk mengubah fenomena kekerasan dengan kasih, mengubah kebencian dengan sayang, dan peperangan dengan perdamaian. Rasul menegaskan, "Allah SUBHANAAHU WA TA'ALA hanya memberikan kasih sayangnya kepada hamba-hambanya yang penuh kasih." (HR ath-Thabrani).

Merupakan kesalahan jika Islam dipersepsikan sebagai agama keras atau mengajarkan kekerasan. Begitu juga tindakan-tindakan sebagian pemeluknya yang dapat mencoreng wajah santun dan lemah lembut Islam. Dalam kitab Mizanul Hikmah Imam al-Baqir pernah berkata, "Agama (Islam) ini tidak lain adalah cinta."

Al-Aqra` ibn Habis at-Tamimin suatu hari melihat Rasulullah SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM mencium kedua cucunya, Hasan dan Husain.

Dia heran kemudian berkata kepada Rasulullah, "Aku adalah orang yang punya sepuluh anak, namun aku tidak pernah mencium satu pun di antara mereka

Rasulullah SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM kemudian menjawab, "Sesungguhnya orang yang tidak punya kasih sayang tidak akan dirahmati (Allah SUBHANAAHU WA TA'ALA)." (HR Ahmad dan lain-lain).

Al-Aqra` melihat bahwa kelembutan dan kasih sayang hanya tumbuh dari sifat tak berdaya dan kehinaan. Padahal, kekuatan dan kebesaran yang sesungguhnya adalah jika seseorang mampu menampilkan kelembutan dan kasih sayang.

Kelembutan dan kasih sayang itulah justru yang mampu menjadi metode ampuh dalam berdakwah dan menyelesaikan permasalahan. Rasulullah SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM pernah bersabda, "Kelembutan yang ada dalam segala sesuatu akan menyeimbangkannya, dan kekerasan dalam segala sesuatu akan memperburuknya." (HR Muslim dan lain-lain).

Rasulallah SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM mampu mengganti fenomena kekerasan dan keberingasan masyarakat jahiliah zaman itu dengan kasih dan kelembutan yang diberikan oleh Allah SUBHANAAHU WA TA'ALA kepada beliau.

Dengan kelembutan itulah dakwah beliau berhasil. Firman Allah SUBHANAAHU WA TA'ALA: "
Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." [QS Ali Imran (03): 159]

Bangsa kita seharusnya mampu menjadi bangsa yang santun, punya kepedulian dan rasa kasih sayang kepada semua orang yang membutuhkannya, termasuk orang-orang yang membutuhkan bimbingan keagamaan karena akidahnya yang sesat.

Berdakwah kepada mereka seharusnya dilakukan dengan santun dan penuh kebijaksanaan (bil hikmah) lalu didukung perkataan baik (mauidhah hasanah) atau dengan dialog (mujadalah). Wallahu a`lam

DOSA 40 TAHUN TERHAPUS DENGAN TOBAT SATU HARI

Pada suatu ketika di daerah yang dihuni Bani Israil tidak turun hujan cukup lama. 
Penyebabnya adalah karena ada salah seorang dari kaum itu yang telah melakukan dosa 40 tahun lamanya.
Setelah orang itu bertobat, akhirnya di daerah itu turun hujan.

Bagaimana Kisahnya...........?

Berikut Kisahnya.
Pada zaman Nabi Musa, kaum Bani Israil pernah ditimpa musim kemaru yang panjang.
Karena tidak kuat menanggung cobaan dari Allah itu, mereka berkumpul untuk menemui Nabi Musa dan berkata,
"Wahai Musa, tolonglah doakan kami kepada Tuhanmu supaya Dia berkenan menurunkan hujan untuk kami."

Kemudian berdirilah Nabi Musa a.s bersama kaumnya. Mereka berangkat menuju tanah lapang untuk minta diturunkan hujan. Jumalah mereka kurang lebih 70 ribu orang.

PENGHALANG DOA.
Kepada Nabi Musa, Allah SUBHANAAHU WA TAALA menurunkan wahyu-Nya,
"Aku tidak pernah merendahkan kedudukanmu di sisi-Ku, sesungguhnya di sisi-Ku kamu mempunyai kedudukan yang tinggi. Akan tetapi, bersama denganmu ini, ada orang yang secara terang-terangan melakukan perbuatan maksiat selama 40 tahun.
Engkau boleh memanggilnya supaya ia keluar dari kumpulan orang-orang yang hadir di tempat ini. Orang itulah sebagai penyebab terhalangnya turun hujan untuk kamu semuanya."

Nabi Musa kembali berkata,
"Wahai Tuhanku, aku adalah hamba-Mu, suaraku juga lemah, apakah mungkin suaraku ini dapat di dengarnya, sedangkan jumlah mereka lebih dari 70 ribu orang."]

Allah SUBHANAAHU WA TA'ALA berfirman,
"Wahai Musa, kamulah yang memanggil dan Aku-lah yang akan menyampaikannya kepada mereka."

Menuruti apa yang diperintahkan Allah, Nabi Musa a.s berseru kepada kaumnya,
"Wahai seorang hamba yang durhaka yang secara terang-terangan melakukannya sampai 40 tahun, keluarlah kamu dari rombongan ini, karena kamulah hujan tidak diturunkan Allah SUBHANAAHU WA TA'ALA."

Mendengar seruan dari Nabi Musa a.s itu, maka orang yang durhaka itu berdiri sambil melihat ke kanan dan ke kiri. Akan tetapi, dia tidak melihat seorangpun yang keluar dari rombongan itu.
Dengan demikian, tahuah dia bahwa yang dimaksudkan Nabi Musa itu adalah dirinya ssendiri. Karena itu dia ingin bertobat, tetapi ia ragu untuk mengakuinya di tempat itu.

"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah durhaka kepada-Mu selama 40 tahun. Walaupun demikian, Engkau masih memberikan kesempatan kepadaku dan sekarang aku datang kepada-Mu dengan ketaatan, maka terimalah tobatku," begitu doanya.

Beberapa saat selepas itu, awan bergumpal di langit, setelah itu hujan pun turun dengan deras. Melihat keadaan demikian, Nabi Musa berkata,
"Tuhanku, mengapa Engkau memberikan hujan kepada kami, bukankah diantara kami tidak ada seorangpun yang keluar mengakui dosanya?"

HUJAN LEBAT.
Lalu Allah SUBHANAAHU WA TA'ALA berfirman,
"Wahai Musa, aku menurunkan hujan ini juga disebabkan oleh orang yang dahulunya sebagai sebab tidak menurunkan hujan kepada kamu."

Kemudian Nabi Musa berkata,
"Tuhanku, sebenarnya siapakah gerangan dia? Perlihatkanlah dia kepadaku siapa sebenarnya hamba-Mu itu?"

Allah berfirman,
"Wahai Musa, dulu ketika ia durhaka kepada-Ku, Aku tidak pernah membuka aibnya. Apakah sekarang Aku akan membuka aibnya itu ketika dia telah taat kepada-Ku...........?
Wahai Musa, sesungguhnya Aku sangat benci kepada orang yang suka mengadu. Apakah sekarang Aku harus menjadi pengadu?"

Akhirnya Kaum Nabi Musa mengerti bahwa Allah Maha Pemaaf.

Maksiat selama 40 tahun bisa dihapus dengan tobat sehari.

KEBAHAGIAAN DIMANA KAU BERADA

Ada dua ekor anjing yang bersahabat.

Anjing yang besar dan anjing yang kecil.

Anjing yang kecil selalu mengeluh tentang penderitaan hidupnya dan selalu berharap kapan kiranya dewa keberuntungan akan datang untuk menolongnya agar terlepas dari penderitaan dunia.

Anjing yang tua selalu menasehati anjing yang kecil dan berkata: "Meskipun tak punya rumah tetapi kita bisa tinggal di manapun.

Hidup di dunia ini asal tidak mengalami kelaparan dan kedinginan sudah cukup.

Jika dipelihara oleh manusia dan menjadi seekor anjing yang meminta belas kasihan majikan, maka akan kehilangan kebebasan dan kehormatan."

Anjing kecil tersebut tidak mau mendengar nasehat anjing tua, selalu bermimpi bahwa dirinya --dari anjing yang bebas mengembara-- menjadi anjing yang dipelihara manusia.

Pada suatu hari, anjing kecil tersebut pergi ke tempat peramal dan bertanya: "Dimanakah kebahagiaan itu berada.......?"

"Kebahagiaan itu berada pada ekor kamu..........!"

Setelah mendengar kata-kata tersebut, anjing kecil tersebutmati-matian berputar ingin menggigit ekornya untuk menangkap kebahagiaan.

Dia lari sekuat-kuatnya hingga berkeringat, tetapi tetap tidak dapat menggigit ekornya.

Akhirnya dengan letih dia berkata kepada anjing tua: "Menurut ramalan, kebahagiaan saya berada pada ekor saya.

Tetapi saya tidak dapat menangkap kebahagiaan.

Tolong beritahu, bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan kebahagiaan........?"

Anjing tua dengan tersenyum berkata: "Saya mencari kebahagiaan dengan berjalan menuju ke depan.

Tidak pernah berkeluh kesah tentang masa lampau, tidak pernah kuatir dan takut tentang keadaan sekarang dan juga tidak pernah kuatir tentang masa yang akan datang.

Asalkan kaki saya melangkah ke depan maka kebahagiaan yang berada di ekor saya pasti mengikuti saya."

Dimanakah sesungguhnya kebahagiaan berada.......?

Rasa curiga sering membuat kita jauh dari pandangan kebahagiaan.

Keragu-raguan sering membuat kita kehilangan kesempatan untuk memperoleh kebahagiaan.

Demikian pula rasa iri hati membuat pandangan kita kabur terhadap kebahagiaan, dan melamun membuat kita lepas dari pelukan kebahagiaan.

Jangan mencari kebahagiaan di luar diri, jangan mengemis kepada siapapun. Kebahagiaan berada di dalam batin kita sendiri.
***