“Mana saja isteri yang menukar pakaiannya dilain rumah dengan maksud sengaja di buka supaya terlihat lelaki lain, maka Allah pasti merobek penutupnya (yakni Allah tidak akan menutupi dosanya ) . (dari ahmad thabrani al-hakim dan al baihaqi)
Tersebut dalam riwayat Al hakim
bahwa, ada salah seorang perempuan bertanya kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam katanya :
”Sesungguhnya putra pamanku bermaksud melamar aku, karena itu jelaskan kepadaku
apa saja hak-hak suami atas istrinya.
Jika hak-hak itu sanggup aku jalani niscaya aku siap menikah.
Jika hak-hak itu sanggup aku jalani niscaya aku siap menikah.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab :
”Diantara hak-hak suami adalah seandainya dari hidungnya mengalir darah atau
nanah, maka istrinya menjilatinya maka yang demikian itu belum cukup menunaikan
hak-haknya.
Seandainya diperbolehkan seseorang bersujud kepada orang lain, tentu aku perintahkan seorang istri supaya bersujud kepada suaminya”.
Seandainya diperbolehkan seseorang bersujud kepada orang lain, tentu aku perintahkan seorang istri supaya bersujud kepada suaminya”.
Wanita itu berkata : “Demi dzat yang
mengutusmu dengan hak, selama di dunia aku tak akan menikah”.
Tersebut dalam riwayat diberitakan
oleh Aisyah Ra bahwa, ada seorang perempuan datang menghadap Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam seraya
berkata : ”Hai Rasulullah, aku ini seorang wanita yang masih muda.
Baru- baru ini aku sedang dilamar seseorang tapi aku belum suka menikah, sebenarnya apa sajakah hak-hak suami atas istrinya itu..........?"
Baru- baru ini aku sedang dilamar seseorang tapi aku belum suka menikah, sebenarnya apa sajakah hak-hak suami atas istrinya itu..........?"
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab :
”Sekiranya mulai dari muka hingga sampai kakinya dipenuhi oleh penyakit
bernanah, lalu istrinya menjilati seluruhnya, maka yang demikian itu belum
terbilang memenuhi rasa syukur terhadap suami”.
Perempuan muda itu berkata : ”Kalau begitu pantaskah aku menikah?”.
Perempuan muda itu berkata : ”Kalau begitu pantaskah aku menikah?”.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. berkata :
”Sebaiknya menikahlah karena menikah itu baik”.
Tersebut dalam riwayat At thabrani :
”Sesungguhnya seorang istri terhitung belum memenuhi hak-hak Allah ta’ala
sehingga dia memenuhi hak-hak suaminya keseluruhan.
Seandainya suaminya meminta dirinya sementara ia masih berada diatas punggung onta, maka ia tidak boleh menolak suaminya atas dirinya”. (yang di maksud meminta dirinya adalah meminta untuk melayani seksual suaminya). (Al hadits)
Seandainya suaminya meminta dirinya sementara ia masih berada diatas punggung onta, maka ia tidak boleh menolak suaminya atas dirinya”. (yang di maksud meminta dirinya adalah meminta untuk melayani seksual suaminya). (Al hadits)
Ibnu Abbas Ra mengatakan, ada
seorang perempuan dari kats’am menghadap Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, katanya : ”Aku ini
seoarang perempuan yang masih sendirian, aku bermaksud menikah.
Sesungguhnya apa sajakah hakhak suami itu.........?
Beliau menjawab : ”Apabila suami menghendaki istrinya seraya terus menggoda, sementara waktu itu istrinya masih diatas punggung unta, maka ia tidak boleh menolaknya.
Diantara hak suami adalah hendaknya istri jangan memberikan sesuatu apapun dari rumahnya kecuali mendapat izin dari suaminya.
Kalau ia tetap melakukan perbuatan itu, maka ia berdosa dan pahalanya diberikan kepada suaminya.
Diantara hak suami yang lain adalah hendaknya istri jangan berpuasa sunnah kecuali mendapat izin dari suaminya, kalau ia tetap berpuasa maka hanya mendapat rasa lapar dan dahaga, puasanya tidak diterima.
Kalau istrinya memaksa keluar rumah tanpa memperoleh izin dari suaminya maka ia dilaknati para malaikat, hingga kembali dan bertaubat”. (Al hadits)
Sesungguhnya apa sajakah hakhak suami itu.........?
Beliau menjawab : ”Apabila suami menghendaki istrinya seraya terus menggoda, sementara waktu itu istrinya masih diatas punggung unta, maka ia tidak boleh menolaknya.
Diantara hak suami adalah hendaknya istri jangan memberikan sesuatu apapun dari rumahnya kecuali mendapat izin dari suaminya.
Kalau ia tetap melakukan perbuatan itu, maka ia berdosa dan pahalanya diberikan kepada suaminya.
Diantara hak suami yang lain adalah hendaknya istri jangan berpuasa sunnah kecuali mendapat izin dari suaminya, kalau ia tetap berpuasa maka hanya mendapat rasa lapar dan dahaga, puasanya tidak diterima.
Kalau istrinya memaksa keluar rumah tanpa memperoleh izin dari suaminya maka ia dilaknati para malaikat, hingga kembali dan bertaubat”. (Al hadits)
Ali Ra mengatakan, aku berkunjung
kepada Nabi S.A.W. bersama Fatimah Ra. Sampai dirumah beliau, kujumpai
sedang menangis terisak isak, Aku bertanya : ”Bapak dan Ibuku menjadi tebusan
atas kesedihanmu, wahai Rasulullah, apa sebenarnya yang menyebabkan engkau
menangis seperti itu?”.
Rasulullah menjawab : ”Hai Ali pada
malam ketika aku di isra’kan kelangit, kulihat berbagai macam kaum wanita dari
umatku di siksa dineraka dengan berbagai macam siksaan,
Melihat hal itu aku menangis lantaran beratnnya siksaan yang di timpakan kepada mereka.
Aku melihat ada wanita yang digantung dengan rambutnya dimana otaknya mendidih.
Aku melihat lagi wanita yang di gantung dengan lidahnya, sementara yang mendidih dituangkan ke tenggorokannya.
Aku juga melihat wanita yang kedua kakinya dipasung hingga susu dan kedua tangannya terbelenggu pada ubun-ubunnya.
Sementara Allah memerintah ular dan kalajenging untuk menyiksanya.
Aku juga melihat wanita yang digantung dengan kedua susunya.
Aku melihat pula wanita berkepala babi dan berbadan keledai, ia mengalami beribu-ribu siksaan.
Aku melihat wanita yang berbentuk (berupa) anjing, sementara api neraka membakar dirinya masuk melalui lubang mulutnya dan keluar melalui duburnya, sementara para malaikat memukulimya dengan godam yang panas.
Mendengar semua itu Fatimah Az Zahra bangkit seraya berkata : ”Wahai Kekasihku dan permata hatiku, sesungguhnya perbuatan apakah yang pernah dilakukan mereka, hingga mengalami siksaan seperti itu.....?”.
Melihat hal itu aku menangis lantaran beratnnya siksaan yang di timpakan kepada mereka.
Aku melihat ada wanita yang digantung dengan rambutnya dimana otaknya mendidih.
Aku melihat lagi wanita yang di gantung dengan lidahnya, sementara yang mendidih dituangkan ke tenggorokannya.
Aku juga melihat wanita yang kedua kakinya dipasung hingga susu dan kedua tangannya terbelenggu pada ubun-ubunnya.
Sementara Allah memerintah ular dan kalajenging untuk menyiksanya.
Aku juga melihat wanita yang digantung dengan kedua susunya.
Aku melihat pula wanita berkepala babi dan berbadan keledai, ia mengalami beribu-ribu siksaan.
Aku melihat wanita yang berbentuk (berupa) anjing, sementara api neraka membakar dirinya masuk melalui lubang mulutnya dan keluar melalui duburnya, sementara para malaikat memukulimya dengan godam yang panas.
Mendengar semua itu Fatimah Az Zahra bangkit seraya berkata : ”Wahai Kekasihku dan permata hatiku, sesungguhnya perbuatan apakah yang pernah dilakukan mereka, hingga mengalami siksaan seperti itu.....?”.
Rasulullah menjawab : ”Wahai putriku
perempuan yang digantung menggunakan rambutnya sendiri adalah disebabkan ia
tidak menutup rambutnya dari pandangan lelaki lain.
Perempuan yang di gantung menggunakan lidahnya disebabkan ia suka menyakiti hati suaminya.
Perempuan yang digantung menggunakan kedua susunya disebabkan ia mengotori tempat tidur suaminya (dia bersetubuh dengan lelaki lain).
Perempuan yang dipasung kedua kakinya pada kedua susu dan kedua tangannya dirantai keubun-ubunnya, sementara Allah memerintah ular dan kalajengking untuk menyiksanya, disebabkan dia tidak mandi jinabat, tidak mandi setelah haid dan meremehkan sholat.
Perempuan yang berkepala babi dan berbadan keledai sesungguhnya perempuan itu suka mengadu-adu lagi pendusta.
Adapun perempuan yang berbentuk anjing sementara api membakar dirinya masuk melalui mulut dan keluar melalui duburnya, sesungguhnya disebabkan dia perempuan yang suka mengungkit ungkit (pemberian kepada suaminya) lagi berhati dengki.
Wahai putriku, celaka sekali istri yang bermaksiat (durhaka) kepada suaminya”. (Al hadits)
Perempuan yang di gantung menggunakan lidahnya disebabkan ia suka menyakiti hati suaminya.
Perempuan yang digantung menggunakan kedua susunya disebabkan ia mengotori tempat tidur suaminya (dia bersetubuh dengan lelaki lain).
Perempuan yang dipasung kedua kakinya pada kedua susu dan kedua tangannya dirantai keubun-ubunnya, sementara Allah memerintah ular dan kalajengking untuk menyiksanya, disebabkan dia tidak mandi jinabat, tidak mandi setelah haid dan meremehkan sholat.
Perempuan yang berkepala babi dan berbadan keledai sesungguhnya perempuan itu suka mengadu-adu lagi pendusta.
Adapun perempuan yang berbentuk anjing sementara api membakar dirinya masuk melalui mulut dan keluar melalui duburnya, sesungguhnya disebabkan dia perempuan yang suka mengungkit ungkit (pemberian kepada suaminya) lagi berhati dengki.
Wahai putriku, celaka sekali istri yang bermaksiat (durhaka) kepada suaminya”. (Al hadits)
Singkatnya bahwa kedudukan suami
bagi istrinya Jika dimisalkan seperti kedudukan orang tua atas anak-anaknya,
Sebab ketaatan anak terhadap orang tuanya dan usaha anak mencari keridhaan
orang tuanya termasuk wajib. Sebaliknya kewajiban itu tidak berlaku bagi
suami.
PERKARA PENTING Tersebut dalam
riwayat dari Abu Hurairah Ra, katanya, suatu hari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjenguk
putrinya, Fathimah-.
Sampai di rumahnya, Rasulullah melihat putrinya sedang menggiling tepung sambil menangis.
Rasulullah bertanya : ”Kenapa menangis, Fathimah. Mudah mudahan Allah tidak membuat matamu menangis lagi”. Fathimah menjawab : ”Bapak, aku menangis hanya karena batu penggiling ini, dan lagi aku hanya menangisi kesibukanku dirumah yang datang silih berganti”.
Rasulullah kemudian mengambil tempat duduk disisinya.
Fathimah berkata : ”Bapak demi kemulyaanmu, mintakanlah kepada Alli supaya membelikan seorang budak untuk membantu pekerjaan pekerjaanku membuat tepung dan menyelesaikan pekerjaan rumah”.
Manakala Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selesai mendengar perkataan putrinya, beliau bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tempat penggilingan.
Beliau memungut segenggam biji-bijian gandum dimasukkan kepenggilingan.
Dan membaca “BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIIMI”
Maka berputarlah alat penggilingan itu karena izin Allah.
Beliau terus memasukkan biji-bijian itu sementara alat penggiling itu terus berputar dengan sendirinya, seraya memuji Allah dengan bahasa yang tidak di pahami manusia.
Hal itu terus berajalan hingga biji-bijian itu habis. Rasululah S.A.W bersabda kepada alat penggilingan itu : ”Berhentilah dengan ijin Allah”.
Seketika alat itu berhenti.
Ia berkata seraya mengutip ayat Al Qur’an : ”Hai orang orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargam dari api neraka, Yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap yang diperintahkanNYA, dan mereka selalu mengerjakan segala apa yang diperintah”. (Qs At Tahrim 6)
Sampai di rumahnya, Rasulullah melihat putrinya sedang menggiling tepung sambil menangis.
Rasulullah bertanya : ”Kenapa menangis, Fathimah. Mudah mudahan Allah tidak membuat matamu menangis lagi”. Fathimah menjawab : ”Bapak, aku menangis hanya karena batu penggiling ini, dan lagi aku hanya menangisi kesibukanku dirumah yang datang silih berganti”.
Rasulullah kemudian mengambil tempat duduk disisinya.
Fathimah berkata : ”Bapak demi kemulyaanmu, mintakanlah kepada Alli supaya membelikan seorang budak untuk membantu pekerjaan pekerjaanku membuat tepung dan menyelesaikan pekerjaan rumah”.
Manakala Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selesai mendengar perkataan putrinya, beliau bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tempat penggilingan.
Beliau memungut segenggam biji-bijian gandum dimasukkan kepenggilingan.
Dan membaca “BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIIMI”
Maka berputarlah alat penggilingan itu karena izin Allah.
Beliau terus memasukkan biji-bijian itu sementara alat penggiling itu terus berputar dengan sendirinya, seraya memuji Allah dengan bahasa yang tidak di pahami manusia.
Hal itu terus berajalan hingga biji-bijian itu habis. Rasululah S.A.W bersabda kepada alat penggilingan itu : ”Berhentilah dengan ijin Allah”.
Seketika alat itu berhenti.
Ia berkata seraya mengutip ayat Al Qur’an : ”Hai orang orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargam dari api neraka, Yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap yang diperintahkanNYA, dan mereka selalu mengerjakan segala apa yang diperintah”. (Qs At Tahrim 6)
Merasa takut jika menjadi batu kelak
akan masuk neraka, demikian tiba tiba batu itu berbicara dengan ijin Allah. Ia
berbicara menggunakan bahasa Arab yang fasih.
Selanjutnya batu itu Berkata : ”Wahai Rasulullah, demi dzat yang mengutusmu dengan hak menjadi Nabi dan rasul, seandainya engkau perintahkan aku untuk menggiling biji-bijian yang ada diseluruh jagat Timur dan Barat, niscaya akan kugiling seluruhnya’.
Dan aku mendengar pula bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : ”Hai batu, bergembiralah kamu sesungguhnya kamu termasuk batu yang kelak di gunakan untuk membangun gedung Fathimah disorga”.
Seketika itu batu penggiling itu sangat bahagia dan berhenti.
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepada putrinya, Fathimah : ”Kalau Allah berkehendak, hai Fathimah, niscaya batu penggiling itu akan bergerak dengan sendirinya untukmu.
Tetapi Allah berkehendak mencatat kebaikan-kebaikan untuk dirimu dan menghapus keburukan-keburukanmu serta mengangkat derajatmu.
Hai.... Fathimah mana saja seoarang istri yang membuatkan tepung untuk suaminya dan anak anaknya, kecuali Allah mencatat baginya memperoleh kebaikkan dari setiap butir biji yang tergiling,
Dan menghapus keburukkannya serta meninggikan derajatnya.
Hai.... Fathimah mana saja istri yang berkeringat disisi alat penggilingannya karena membuatkan bahan makanan untuk suaminya, kecuali Allah akan memisahkan atas dirinya dan neraka sejauh tujuh hasta.
Hai.... Fathimah mana saja seorang istri yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci baju mereka, kecuali Allah akan mencatat baginya memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang memberikan makan kepada seribu orang yang sedang kelaparandan seperti pahalanya orang yang memberikan pakaian kepada seribu orang yang sedang telanjang.
Hai.... Fathimah mana saja istri yang memenuhi kebutuhan tetangganya, kecuali Allah kelak mencegahnya (tidak memberi kesempatan baginya) Untuk minum air dari telaga Kautsar besok di hari kiamat.
Hai.... Fathimah tetapi yang lebih utama dari pada itu semua adalah keridhoan suami terhadap istrinya.
Selanjutnya batu itu Berkata : ”Wahai Rasulullah, demi dzat yang mengutusmu dengan hak menjadi Nabi dan rasul, seandainya engkau perintahkan aku untuk menggiling biji-bijian yang ada diseluruh jagat Timur dan Barat, niscaya akan kugiling seluruhnya’.
Dan aku mendengar pula bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : ”Hai batu, bergembiralah kamu sesungguhnya kamu termasuk batu yang kelak di gunakan untuk membangun gedung Fathimah disorga”.
Seketika itu batu penggiling itu sangat bahagia dan berhenti.
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepada putrinya, Fathimah : ”Kalau Allah berkehendak, hai Fathimah, niscaya batu penggiling itu akan bergerak dengan sendirinya untukmu.
Tetapi Allah berkehendak mencatat kebaikan-kebaikan untuk dirimu dan menghapus keburukan-keburukanmu serta mengangkat derajatmu.
Hai.... Fathimah mana saja seoarang istri yang membuatkan tepung untuk suaminya dan anak anaknya, kecuali Allah mencatat baginya memperoleh kebaikkan dari setiap butir biji yang tergiling,
Dan menghapus keburukkannya serta meninggikan derajatnya.
Hai.... Fathimah mana saja istri yang berkeringat disisi alat penggilingannya karena membuatkan bahan makanan untuk suaminya, kecuali Allah akan memisahkan atas dirinya dan neraka sejauh tujuh hasta.
Hai.... Fathimah mana saja seorang istri yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci baju mereka, kecuali Allah akan mencatat baginya memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang memberikan makan kepada seribu orang yang sedang kelaparandan seperti pahalanya orang yang memberikan pakaian kepada seribu orang yang sedang telanjang.
Hai.... Fathimah mana saja istri yang memenuhi kebutuhan tetangganya, kecuali Allah kelak mencegahnya (tidak memberi kesempatan baginya) Untuk minum air dari telaga Kautsar besok di hari kiamat.
Hai.... Fathimah tetapi yang lebih utama dari pada itu semua adalah keridhoan suami terhadap istrinya.
Sekiranya suamimu tidak meridhoimu,
tentu aku tidak akan mendoakan dirimu”. “Bukankah engkau mengerti, hai
Fathimah, bahwa keridhoan suami itu menjadikan sebagian dari keridhoan Allah,
dan kebencian suami merupakan bagian dari kebencian Allah.
Hai.... Fathimah, manakala seorang istri sedang mengandung, maka para malaikat memohonkan ampunan untuknya, dan setiap hari dirinya dicatat memperoleh seribu kebajikan dn seribu keburukannya di hapus.
Apabila telah mencapai rasa sakit (menjelang melahirkan) maka Allah mencatat baginya memperoleh pahala seperti pahalanya orang orang yang berjihad di jalan Allah.
Apabila telah melahirkan dirinya terbebas dari segala dosa seperti keadaannya di hari setelah dilahirkannya oleh ibunya”.
Hai.... Fathimah, manakala seorang istri sedang mengandung, maka para malaikat memohonkan ampunan untuknya, dan setiap hari dirinya dicatat memperoleh seribu kebajikan dn seribu keburukannya di hapus.
Apabila telah mencapai rasa sakit (menjelang melahirkan) maka Allah mencatat baginya memperoleh pahala seperti pahalanya orang orang yang berjihad di jalan Allah.
Apabila telah melahirkan dirinya terbebas dari segala dosa seperti keadaannya di hari setelah dilahirkannya oleh ibunya”.
“Hai Fathimah, mana saja istri
yang melayani suaminya dengan niat yang benar, kecuali dirinya terbebas dari
dosa-dosanya bagaikan pada hari dirinya dilahirkan ibunya.
Ia keluar dari dunia (yakni mati) kecuali tanpa membawa dosa, ia menjumpai kuburnya sebagai pertamanan sorga, Allah memberinya pahala seperti pahala seribu orang yang naik haji dan berumrah, dengan seribu malaikat memohonkan ampun padanya sampai hari kiamat”. “
Mana saja seorang istri yang melayani suaminya sepanjang hari dan malam, di sertai hati baik, niat yang ikhlas dan niat yang benar, kecuali Allah akan mengampuni semua dosa- dosanya.
Pada hari kiamat kelak dirinya akan di beri pakaian berwarna hijau, dan dicatatkan untuknya pada setiap rambut yang ada di tubuhya dengan seribu kebajikan, dan Allah memberi pahala untuknya sebanyak orang yang pergi haji dan umrah”.
Ia keluar dari dunia (yakni mati) kecuali tanpa membawa dosa, ia menjumpai kuburnya sebagai pertamanan sorga, Allah memberinya pahala seperti pahala seribu orang yang naik haji dan berumrah, dengan seribu malaikat memohonkan ampun padanya sampai hari kiamat”. “
Mana saja seorang istri yang melayani suaminya sepanjang hari dan malam, di sertai hati baik, niat yang ikhlas dan niat yang benar, kecuali Allah akan mengampuni semua dosa- dosanya.
Pada hari kiamat kelak dirinya akan di beri pakaian berwarna hijau, dan dicatatkan untuknya pada setiap rambut yang ada di tubuhya dengan seribu kebajikan, dan Allah memberi pahala untuknya sebanyak orang yang pergi haji dan umrah”.
“Wahai Fathimah mana saja seorang
istri yang tersenyum manis di muka suaminya, kecuali Allah akan
memperhatikannya dengan penuh mendapat rahmat.
Hai..... Fathimah, mana saja seorang istri yang menyediakan tidur bersama suaminya dengan sepenuh hati, kecuali ada seruan yang di tujukan kepadanya dari balik langit:
Hai... perempuan menghadaplah dengan membawa amalmu, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang datang”.
Hai..... Fathimah, mana saja seorang istri yang menyediakan tidur bersama suaminya dengan sepenuh hati, kecuali ada seruan yang di tujukan kepadanya dari balik langit:
Hai... perempuan menghadaplah dengan membawa amalmu, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang datang”.
“Wahai Fathimah, mana saja seorang
istri yang meminyaki rambut suaminya demikian juga jenggotnya memangkas
kumisnya dan memotong kuku-kukunya, Kecuali Allah kelak memberi minum padanya
dari “RAHIQIM MAKHTUM”(tuak yang tersegel) dan dari sungai yang terdapat di
sorga. bahkan Allah akan meringankan beban sakaratulmaut, kelak dirinya akan
menjumpai kuburnya bagai taman sorga. Allah mencatatnya terbebas dari neraka
dan mudah melewati shirath(titian)”.
Pengertian, yang dimaksud “RAHIQ”
adalah “AL-KHAMRU ASYSYAFIYATU ATHTHAYYIBATU”, yakni arak yang jernih lagi
sangat bagus. Sedangkan makna “MAKHTUM” adalah. ”AL- MAMNU’MIN AN TAMASSAHU
YADUN ILAA AN YAFUKKAL ABRAARU KHATMAHU”, yakni tercegah dari penjamahan tangan
hingga orang-orang yang baik melepas segalanya. Jelas bahwa barang yang disegel
jauh lebih baik ketimbang barang yang mengalir.
Diriwayatkan dari ibnu mas’ud ari
Nabi S.A.W bahwa beliau besabda : ”IDZAA GHASALATIL MAR-ATU TSIYAABA ZAUJIHAA
KATABALLAHU LAHAA ALFA HASANATIN WAGHAFARA LAHAA ALFA SAYYI-ATIN WARAFA’A LAHAA
ALFA DARAJATIN WASTAGHFARA LAHAA KULLU SYAI-IN THALA’AT ‘ALAIHISY-SYAMSU”. (AL
HADITS)
“ketika seorang istri mencucikan
pakaian suaminya, maka Allah mencatat untuknya memperoleh seribu kebajikan dan
mengampuni seribu keburukannya. meninggikan seribu kali derajat untuknya dan
semua barang yang berada di bawah siraman mentari memohonkan ampun
untuknya”.
Aisyah RA mengatakan : Suara
penenunan yang dilakukan oleh seorang istri, itu menyamai gemuruh suara takbir
dalam perang fi sabilillah. mana saja seorang istri yang memberi pakaian
suaminya dari hasil tenunannya, kecuali pada benang tenunan itu tercatat seribu
kali kebajikan.
No comments:
Post a Comment