SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

Blogger ini muncul berdasarkan dari beberapa permintaan saudara-saudariku semua..

Alhamdulillah akhirnya tercapai juga dan selesai sudah blogger ini dibuat...

Namun kesempurnaan blogger ini belumlah maximal.

Semoga dihari..hari mendatang dapat disempurnakan blogger ini

Dan blogger ini tercipta dan ada... karena... diri saudara-saudariku semua..

Dan...tiada artinya blogger"NOTE UNTUK KAMU" ini.. jika saudara-saudariku tidak berada didalamnya....

Salam Ukhwah..........

Oct 5, 2011

PERBAHARUI SEMANGAT UNTUK BERAMAL

Pada diri setiap muslim selalu ada iman dan semangat untuk merealisasikan iman itu ke dalam bentuk amal perbuatan nyata. Karena amal adalah refleksi dari rasa keberimanan kepada Allah. Dan iman adalah fondasinya. Selama iman itu masih bersemi di dalam jiwa seseorang maka akan seperti itulah buah amal yang akan diproduksi. Sebaliknya, ketika iman melemah dan berada pada kondisi di bawah titik nadir, maka ia tak ubahnya seperti orang yang sesak nafasnya, karena bejana hatinya terkotori oleh kontaminasi nilai-nilai kejahatan. Kalau sudah demikian, biasanya dorongan untuk beramal baik dan positif akan serta-merta pudar dan kehilangan gairahnya. Apapun bentuk intervensi semangat dari luar dikerahkan untuk mengembalikan gairahnya, maka akan sia-sia belaka. Butuh waktu untuk memulihkannya. Karena itu sebagai manusia yang dinamis dan selalu bergerak, al-Qur'an mengajak kita untuk melakukan jenak-jenak sesaat guna mengumpulkan energi yang barusan terkuras. Caranya, bisa dengan berbagai macam cara. Dan inilah yang disebut dengan 'fatrah' (jenak-jenak ringan setelah selesai menguras energi). Ini juga sesuai dengan perintah Allah dalam surat al-Insyirah di ayat-ayat terakhir, bahwa setelah kita usai melaksanakan suatu tugas besar dalam hidup ini, apapun ia, maka kita disuruh melakukan relaksasi (fanshab tegak setelah beraktiftas). Syaratnya harus positif dan masih berada dalam rel kebaikan yang Allah dan rasul-Nya perintahkan agar tidak salah orientasi.
Begitulah seharusnya iman dan amal bekerja dalam kehidupan seorang mukmin. Sebagaimana hati ini adalah central dalam mengendalikan segala tindak-tanduk perbuatan, ia memerlukan manajemen agar tetap bergairah dan tidak over acting. Sebab sikap berlebih-lebihan juga tidak bagus. Dalam hal apapun Islam sangat mengajarkan balancing (keseimbangan). Dalam contoh yang besar, Allah sendiri telah mengilustrasikan kepada manusia, bagaimana Dia menciptakan langit dan bumi. Bumi tanpa gunung-gunung sebagai pasak pasti akan oleng dan tidak seimbang pergerakan porosnya sehingga akan mengancam keselamatan hidup makhluk hidup. Langit tanpa stabilitas cuacanya akan tercemar polusinya sehingga tidak layak menjadi ruang kenyamanan manusia. Begitulah amal dan iman kita. Tanpa adanya porsi dari masing-masing keduanya dalam alokasi, maka akan oleng juga outputnya.
Iman tanpa amal bagai pohon tanpa buah. Amal tanpa iman bagai rumah laba-laba yang rapuh. Ia mudah terombang-ambing dalam ketidakpastian hidup.
Karena itu, di era yang semakin modern ini, kita harus senantiasa pandai mengelola iman dan amal kita itu agar ia senantiasa bisa menerima perubahan zaman. Nah agar bisa dengan mudah menerima perubahan zaman tanpa 'mengubah' keyakinan, kita perlu senantiasa dekat dengan Allah yang memiliki perubahan itu melalui cara mengkaji al-Qur'an dan sunnah yang senantiasa mengajarkan bagaimana berdinamisasi dalam kancah hidup ini. Jangan sampai, perubahan hidup justru melunturkan keimanan kita dan akhirnya berakibat kepada kelemahan menghadapi tantangan yang ada.
Selama kita masih mengingat asma 'Allah' dalam nafas dan hati kita, Insya Allah bisikan fitrah akan tetap mengontrol gerak hidup kita menuju ridho-Nya. Langkah akan semakin ringan diayuh dan semangat beramal akan selalu fresh mengarungi tantangan yang ada.
Wallahu a'lam

No comments:

Post a Comment