SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

SELAMAT DATANG DI NOTE UNTUK KAMU

Blogger ini muncul berdasarkan dari beberapa permintaan saudara-saudariku semua..

Alhamdulillah akhirnya tercapai juga dan selesai sudah blogger ini dibuat...

Namun kesempurnaan blogger ini belumlah maximal.

Semoga dihari..hari mendatang dapat disempurnakan blogger ini

Dan blogger ini tercipta dan ada... karena... diri saudara-saudariku semua..

Dan...tiada artinya blogger"NOTE UNTUK KAMU" ini.. jika saudara-saudariku tidak berada didalamnya....

Salam Ukhwah..........

Nov 1, 2011

PENIMBUN MAKANAN UNTUK DIJUAL MAHAL (AL-IHTIKAR)

Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Said bin Almusayyab dari Ma'mar bin Abdullah Al-adai berkata: "Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak menimbun makanan kecuali orang yang durhaka."
                        Ibn Umar r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Siapa yang menimbun makanan selama empat puluh hari, maka Allah s.w.t. telah putus padanya dan ia telah putus dari rahmat Allah s.w.t."
                        Said bin Almusayyab dari Umar r.a berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: " Orang yang mendatangakan makanan diberkhati rezekinya dan orang yang menimbun mal'uun (terkutuk)."
                        Orang yang mendatangkan makanan dari lain tempat untuk membantu kemakmuran daerahnya maka itu diberkhati rezekinya sedang orang yang menimbunkan makanan supaya naik harganya maka itu terkutuk.
                        Asysya'bi berkata: "Ada orang yang menyerahkan anaknya untuk suatu pekerjaan, maka ia datang bertanya kepada Rasulullah s.a.w. Maka Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jangan kau serahkan anakmu kepada penjual gandum dan jangan kepada pembantaian (jagal) dan jangan kepada penjual kafan. Adapun penjual gandum maka sekiranya ia menghadap kepada Allah s.w.t. sebagai pelacur atau peminum khamar (arak) maka lebih baik daripada ia menghadap Allah s.w.t. sedang ia telah menahan makanan emapt puluh malam. Adapun pembantai (jagal) maka ia selalu menyembelih sehingga hilang rasa rahmat dari dalam hatinya. Adapun penjual kafan, maka ia selalu menginginkan matinya ummatku dan anak yang baru lahir dari ummatku lebih aku suka daripada dunia dan isinya."
                        Abul Laits berkata: "Ihtiar yang dilarang ialah membeli makanan didusunnya lalu ditahan padahal orang-orang sedang memerlukan, maka inilah ikhtiar (penimbunan) yang dilarang. Adapun bila ia mendatangkan dari lain tempat maka tidak dinamakan ikhtiar yang dilarang, hanya saja lebih utama dijual dan bila tidak mahu menjual maka ia jahat kerana jahat niatnya dan tidak ada sayangnya kepada kaum muslimin, maka seharusnya dipaksa untuk menjual, maka jika menolak maka dapat dihukum ta'zir (pukul) dan tidak boleh dibatasi herganya, hanya dianjurkan supaya menjual sebagaimana penjualan orang lain."
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. bersabda: " Saya tidak akan menentukan harga, maka sesungguhnya Allah subhanaahu Wa Ta'ala sendiri yang menetukan harga."
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. bersabda: " Mahal dan murah itu keduanya terserah kepada Allah subhanaahu wa ta'ala yang satu bernama keinginan dan yang kedua bernama ketakutan. Apabila Allah subhanaahu wa ta'ala. akan memurahkan harga maka Allah subhanaahu wa ta'ala. memasukkan rasa takut dalam hati mereka sehingga semua simpanannya dikeluarkan maka murahlah harganya dan bila Allah subhanaahu wa ta'ala. akan memahalkan maka dimasukkan dalam hati mereka kesukaan (ketenangan) maka ditahan makanan itu sehingga mahal harganya."
Seorang ahli ibadat dari Bani Israil berjalan maka terlihat padanya anak bukit pasir, lalu timbul keinginan. "Andaikan aku menjadi tepung sebesar anak bukit lalu dapat mengenyangkan Bani Israil dalam kelaparan yang menimpa mereka." Maka Allah subhanaahu Wa Ta'ala menurunkan wahyu kepada Nabi mereka: "Sampaikan kepada (Fulan) bahawa Allah subhanaahu Wa Ta'ala. telah menetapkan untuknya pahala sebagaimana andaikan bukit menjadi tepung dan engkau bersedekah dengannya." Yakni, ketika ia berniat kebaikan maka Allah subhanaahu Wa Ta'ala memberikannya pahala kerana niatnya dan kesayangannya kepada kaum muslimin, kerana itu seharusnya tiap muslim mempunyai rasa belas kasih kepada sesama muslim.
Seorang datang kepada Abdullah bin Abbas r.a. dan berkata: "Berilah nasihat kepadaku." Abdullah bin Abbas r.a. berkata: "Saya wasiat kepadamu enam macam iaitu:
  • Percaya dengan keyakinan hatimu terhadap apa yang telah dijamin oleh Allah s.w.t. untukmu.
  • Kerjakan kewajipan-kewajipanmu tepat pada waktunya
  • Jangan menurut hawa nafsu syaitan laknatullah kerana ia hasud kepada manusia
  • Hendaklah lidahmu selalu basah kerana dzikir kepada Allah subhanaahu Wa Ta'ala
  • Jangan memakmurkan dunia kerana ia akan merosak akhiratmu
  • Hendaklah engkau selalu sayang dan menasihati kaum muslimin
Abul Laits berkata: 
"Seharusnya seorang muslim kasih sayang kepada sesama muslim sebab itu tanda sejahtera dan bahagia."
                        
Dikatakan bahwa tanda sejahtera bahagia itu ada sebelas yaitu:
  • Tidak rakus kepada dunia dan benar-benar ingin kepada akhirat
  • Semangatnya tertuju kepada ibadat dan mempelajari Al-Quran
  • Sedikit bicara kecuali perlu
  • Menjaga sembahyang yang lima waktu
  • Bertawadhuk, merendah diri dan tidak sombong
  • Bersahabat dengan orang-orang solihin
  • Menjauhkan diri dari haram, sedikit atau banyak
  • Loman pemurah dan baik
  • Kasih sayang kepada semua makhluk
  • Selalu ingat kepada mati
Dan tanda celaka itu juga sebelas yaitu:
  • Rakus untuk mengumpul harta
  • Semangatnya hanya dalam pemuasan nafsu syahwat dan kelazatan dunia
  • Banyak bicara dan keji mulut
  • Sembrono (gopoh)dalam sembahyang
  • Makan yang haram dan syubhat dan bersahabat kepada orang-orang lacur
  • Biadab tidak berbudi
  • Sombong dan berlagak
  • Tidak berbudi dan tidak suka menolong
  • Tidak kasih kepada kaum muslimin
  • Bakhil dan kikir
  • Lupa akan mati, sebab bila ia ingat akan mati maka ia tidak akan menimbun makanan dan tidak ada rasa belas kepada kaum muslimin
Terjadi ada seorang zahid yang dirumahnya ada banyak gandum. 
Tiba-tiba orang-orang menghadapi musim kemarau maka ia segera menjual gandum yang ada padanya dan hanya membeli untuk keperluannya dan ketika ditanya: "Mengapa tidak kau tahan untuk keperluanmu...........?" 
Jawabnya: "Saya ingin bersama orang banyak dalam kesusahan mereka."

No comments:

Post a Comment